Sudah satu minggu Jason merasa tidak tenang. Perasaan gelisah selalu menemani hari-harinya. Ia selalu menerka-nerka apa yang akan terjadi selama beberapa hari kebelakang.
Tapi sudah satu minggu setelah ia mengajak Ana pergi, tak ada satupun kejadian yang mencurigakan. Bahkan sekaramg tiap harinya mereka lalui bersama.
Sepertinya ini sudah cukup untuk meyakinkan diri sendiri bahwa orang yang mengiriminya sueat dan orang yang memecahkan jendela rumahnya adalah orang yang berbeda.Hari ini Ana hanya menghabiskan waktunya dirumah bersama Zara dan Dalvin. Mengistirahatkan otaknya setelah menghadapi UAS yang menurutnya lumayan menguras otak.
" An lo balik jakarta ga? " tanya Zara
" balik kayaknya " jawab Ana
" ga pasti gitu " sahut Dalvin
" ya lagian gue balik ke jakarta juga paling mainnya sama lo berdua. Bosen gue hampir 24jam bareng lo " ucap Ana
" yakin lo bosen sama gue An? " tanya Zara yang memasang wajah cemberut
" no by. Kalo Ana pulang ke jakarta kan dia gabisa ketemu Jason hahaha " ledek Dalvin
" heh. Sok tau " Ana melempar Dalvin dengan tisu
" eh iya ya Vin. Kok aku baru sadar haha " Zara menyetujui pendapat Dalvin
" ah tapi lo enak banget deh An. Udah kelar UAS nya " ucap Zara
" ya lo kan santai. Gue sehari bisa langsung tiga kali ujian. Apa ga meledak otak gue " sahut Ana
" sabar by. Dua hari lagi kita selesai. Kalo udah selesai kita jalan-jalan deh buat refreshing " Dalvin mencoba menyemangati Zara
" double date asik nih kayaknya " saran Zara
" ide baik haha " sambung Ana
" yeee kegirangan lo mah An " sahut Dalvin
" belajar mending lo berdua. Gue mau rebahan santai menikmati hari " Ana bangkit dari duduknya
" sahabat laknat emang lo. Bantuin gue belajar kek " kesal Zara
" lah.. gue mana ngerti sama apa yang lo kerjain " sahut Ana
" udah An tinggal aja. Si Zara rewel banget emang " Dalvin membela Ana
" meledak nih kepala barbie " keluh Zara
" ngeluh terosh sampe pinter haha " ucap Ana lalu naik pergi ke kamarnya.Ana mengecek ponselnya. Hatinya berdesir saat melihat pesan yang masuk
Bunda
Ana, liburan nanti pulang ya. Bunda kangen. Reno juga udah kangen banget. Kalo perlu nanti dijemput sama Kenzo biar kamu ga pulang sendiri
Alana
Iya bunda
Ana melihat foto diatas nakas, bayangan masa lalu nya bersama Kenzo satu per satu mulai jelas diingatannya.
Teringat betapa seringnya ia menghabiskan waktu bersama Kenzo
- flashback on -
Sore itu Ana duduk dikursi penumpang, memperhatikan sang kakak yang sedang mengemudikan mobil. Kenzo mengajaknya ke mall saat pulang sekolah.
" ngapain ke mall? " tanya Ana
" main? Makan? Nonton? Terserah kamu mau nya apa " ucap Kenzo
" semuanya hahaha " sahut Ana
" boleh. Tapi kalo uang jajan kakak habis. Kamu tanggung jawab ya " Kenzo menarik hidung Ana
" aduh aduh. Tenang ih. Minta aja sama papa " saran Ana
" kamu yang minta ya " suruh Kenzo
" gampang itu mah " Ana menganggukan kepalanyaAna menarik tangan Kenzo agar Kenzo mau mengikuti langkahnya. Ana mengrahkan langkah kakinya ke mesin photobox.
" photobox? " tanya Kenzo
" iya kak. Kemaren temen aku foto sama kakaknya. Lucu. Aku juga mau " ajak Ana
" oke kalo gitu " Kenzo menurut sajaFoto pertama, mereka hanya tersenyum ke arah kamera. Foto kedua Ana membentuk tangannya seolah itu adalah pistol dan mengarahkannya pada kepala Kenzo. Dan Kenzo beralagak seolah ia habis kena tembak dan menjulurkan lidahnya. Foto ketiga memperlihatkan Kenzo yang sedang menangkup wajah Ana dengan satu tangan. Membuat Ana memajukan bibirnya. Dan yang terakhir, Ana berdiri tepat dibelakang Kenzo dan mengalungkan tangannya dibahu Kenzo.
KAMU SEDANG MEMBACA
Savior ( END )
FanfictionCerita ini dimulai ketika Alana memutuskan untuk berkuliah diluar jakarta dan memulai kehidupan barunya. berharp mampu memperbaiki hidupnya yang kelam semenjak ibunya pergi. fix udah ini cerita ada karna aku kekenyangan ngehalu jadi bubunya Jason 😂