22

3.5K 410 6
                                    

Satu bulan berlalu begitu cepat, setelah acara sarapan bersama tempo hari, Ana dan Jason mulai menghabiskan lebih banyak waktu bersama.
Berangkat kekampus bersama, bahkan saat jam kuliah Jason berbeda, bila Jason sempat, ia akan mengantar Ana ke kampus. Ana tentu saja menerima hal itu dengan senang hati.
Begitu juga sebaliknya. Jika Jason pulang lebih lama dari Ana, Ana akan setia menunggunya.
Meskipun minggu ini adalah minggu sibuk bagi Jason, Ana tetap senang bersamanya walau hanya berada diperpustakaan kampus.

Sore itu, Ana menemani Jason yang mengerjakan tugasnya dikampus. Ana memperhatikan setiap inchi dari wajah Jason. Wajah yang pucat, kantung mata yang terlihat sangat jelas, mata yang sedikit merah. Membuat Ana merasa khawatir akan kondisi Jason.
Profesi Jason sebagai asisten dosen dan mahasiswa lah yang membuatnya terlalu sibuk hingga waktu istirahatnya begitu sempit.

" kak.. " panggil Ana
" iya? " jawab Jason tanpa mengalihkan pandangannya dari laptop
" kita pulang yuk " ajak Ana
" pulang? Kenapa? Lo capek? " tanya Jason
" hehe iya " Ana berbohong. Karena bila ia berkata ia tidak lelah, tentu saja Jason akan menolak ajakannya untuk pulang.
" sebentar ya. Tanggung. Sepuluh menit lagi " ucap Jason
" yaudah iya " Ana mengangguk

Sepuluh menit kemudian, Jason bergegas merapikan barang-barangnya yang berserakkan di meja perpustakaan.

" yuk " ajak Jason
Ana pun langsung mengekor dibelakang Jason.

" kak nanti mampir dirumah aku dulu ya? " pinta Ana
" ngapain? Katanya lo capek? Gue langsung pulang aja biar lo istirahat " ucap Jason
" ih pokoknya mampir " paksa Ana
" yaudah iya. Ga lama ya " pasrah Jason

Jason melajukan mobilnya menuju rumah Ana. Sepanjang perjalanan mereka hanya diam. Bukan karena Ana tidak memiliki topik bahasan, tapi Ana tau, jika mengobrol mungkin saja menguras lebih banyak tenaga Jason.

Sesampainya mereka dirumah Ana, Jason langsung duduk di sofa ruang tamu, menyandarkan badannya pada sofa.

" tunggu ya aku buatin minum " Ana meninggalkan Jason diruang tamu

Ana menuju dapur untuk membuat secangkir teh dengan perasan lemon dan madu. Resep ini ia dapatkan dari mamanya saat mamanya masih ada disisinya. Namun setelah mamanya pergi, bunda lah yang membuatkan minuman ini untuk Ana.

Ana kembali menuju ruang tamu, langkahnya terhenti saat Jason memegangi keningnya.

" kenapa kak? " tanya Ana
" a little dizzy " jawab Jason. Ana duduk disamping Jason
" ini, minum dulu tehnya " Ana memberikan gelas teh tersebut pada Jason
" mau aku pijitin? " tawar Ana
" gapapa? " tanya Jason
" iya gapapa. Sini tiduran " perintah Ana dan menyiapkan bantal sofa untuk kepala Jason.

Jason merebahkan badannya disofa, Ana memegang kening Jason. Panas.
Ana mulai memijit pelan kening Jason. Jason mulai memejamkan matanya.

" Alana.. " panggil Jason
" iya? " sahut Ana
" kalo gue ketiduran dibangunin ya. Tugas gue belum kelar " pinta Jason
" masih banyak? " tanya Ana
" ngga sih. Udah BAB akhir " jawab Jason
" kapan dikumpulin? " tanya Ana lagi
" besok jam satu siang " jawab Jason
" iya " Ana kembali memijit pelan kening Jason.

Saat memijit, Ana tak sedetikpun mengalihkan pandangannya dari wajah Jason. Rasa kasihan pun datang menghampiri hati Ana. Bagaimana tidak? Saat Ana kesusahan Jason selalu berusaha menolong. Namun saat Jason butuh bantuan, Ana hanya mampu menemani. Meski Jason tak pernah meminta bantuan apapun dari Ana, Ana tetap merasa tidak enak hati.

Sudah sekitar tiga puluh menit Ana memijit lembut kening Jason. Dan sepertinya Jason tertidur.

" kak.. " panggil Ana
"..." tidak ada jawaban

Savior ( END )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang