16

3.8K 394 10
                                    

Jam sudah menunjukkan pukul delapan malam. Ana beserta dua sahabatnya masih setia duduk diruang makan. Sudah sekitar satu jam mereka selesai makan malam, namun rasanya masih enggan untuk beranjak.

" An, lo udah tau belum kalo jadwal kulaih diubah? " tanya Zara
" tau. Tapi gue belum cek. Mulai minggu besok kan? " Ana balik bertanya
" iya. Yaudah bentar gue ambil laptop, kita cek sama-sama " usul Dalvin

Saat Dalvin sedang mengambil laptop dikamarnya, Ana dan Zara hanya berbincang santai seperti biasanya. Hingga mereka mendengar suara klakson mobil tepat didepan pagar rumah mereka.

" siapa tu? " tanya Zara
" gatau " ucap Ana
" bukain gih pintunya. Siapa tau Jason haha " ledek Zara
" yee gamungkin " ucap Ana lalu membuka pintu

" hei An " sapa Regan dari balik gerbang
" Regan? Sini masuk " ajak Ana saat gerbang sudah terbuka
" ga An. Makasih. Tadi gue lewat tukang roti panggang, terus inget lo. Hehe. Nih. Dimakan ya " ucap Regan sambil memberikan kantung plastik berisi roti panggang
" ya ampun. Thanks a lot lho Re " Ana mengambil plastik tersebut
" yaudah An, gue balik ya. Bye " pamit Regan

Setelah mobil Regan kembali melaju, Ana pun menutup kembali gerbangnya dan masuk ke dalam rumah.

Disisi lain, Jason, Evan dan Bryan melihat apa yang baru saja terjadi antara Regan dan Ana. Jason tidak bermaksud untuk mengintip kehidupan Ana. Namun saat melihat mobil berhenti didepan rumah Ana, Jason pun menghentikan mobilnya tak jauh dari mobil Regan.

" itu kan... " Bryan tak melanjutkan kalimatnya
" siapa tuh Je? " tanya Evan
" pacarnya gue rasa " kompor Bryan
" itu temen sekelasnya Alana " jawab Jason
" tapi kok sweet banget anterin makan malem-malem gini " ucap Bryan lagi
" pasti tu cowok suka sama Alana. Bahaya Je " Evan menepuk-nepuk bahu Jason
" apanya bahaya? " tanya Jason santai
" sok kalem dia didepan kita " ucap Bryan

Jason melajukan kembali mobilnya menuju rumah. Sesampainya dirumah, mereka bertiga langsung naik ke lantai dua lalu kembali mengobrolkan apa saja yang telah mereka lalui hari ini.

" Je. Gue mau nanya tapi lo jawab jujur ya? " ucap Evan
" hm " angguk Jason
" lo suka sama Alana? " tanya Bryan
" heh. Kan gue yang mau nanya. Kenapa jadi lo yang nanya Bry!? " kesal Evan
" oiya maap. Yaudah Je jawab. Tu tadi gue yang nanya, ko Evan yang izin " ucap Bryan tanpa dosa
" minim akhlak lo ye emang Bry " ucap Evan
Jason tertawa melihat tingkah konyol saudaranya.
" gue rasa saat ini gue belum suka sama dia. Gatau deh kalo nanti " jawab Jason
" terus alasan lo buat bawa dia pergi? " tanya Evan
" ntah. Pengin aja. Tapi setelah bawa dia pergi. Ada ketertarikan yang gue rasain. Menurut gue. Dia itu anak yang ceria. Tapi keceriaannya tertutupi sama kesedihannya. Kesedihan diatas rata-rata kayaknya " jelas Jason
" udah kayak otak lo kan. Diatas rata-rata " ucap Bryan
" omongan lo Je. Udah kayak psikiater " ucap Evan
" bener lho. Lo belum tau aja " ucap Jason
" kayaknya dia tuh butuh sosok yang bisa bikin dia ngerasa nyaman dan aman " lanjut Jason
" fix S2 psikolog " ledek Bryan
" ide bagus " timpal Jason
" ya mungkin sekarang cuma ada rasa tertarik. Tapi kedepannya kan kita gatau. Mungkin lo bakalan suka sama dia " ucap Evan
" mungkin. Gue gamau pikirin itu sekarang " jawab Jason
" atau mungkin lo emang orang yang bisa bikin Alana ngerasa aman dan nyaman? " timpal Bryan
" maybe. " jawab Jason
" it's just yes or no. No maybe " ucap Evan

Setelah menerima roti dari Regan, Ana kembali berbincang dengan dua sahabatnya

" tuh kan. Gue bilang juga apa. Gamungkin Jason " ucap Ana
" haha. Tapi lo ngarep kan kalo itu Jason hahaha " ledek Zara
" lumayan ngarep si haha " ucap Ana
" Jason Jason mulu ni cewek " Dalvin ikut nimbrung
" nih cek jadwal lo An. Gue sama Zara si pasti bareng. Orang sekelas " ucap Dalvin

Ana memasukkan Nomor Induk Mahasiswa nya.

" lho kok? Jadwal kuliah gue berubah semua? " kaget Ana
" mana liat " Zara menarik laptop Dalvin dari hadapan Ana
" eh iya? Masa kita bisa pulang pergi bareng cuma satu hari? " ucap Zara
" olahraga terus ni gue pergi pulang ngampus " ucap Ana
" kan ada Dalvin. Suruh aja dia anter jemput lo kalo bisa " saran Zara
" dih ogah " ucap Dalvin
" Vin kok kamu gitu? Katanya mau jagain Ana sampe Ana dapet cowok disemarang? " Zara mengingatkan
" lah? Itu. Regan, Jason? Kurang? " ucap Dalvin santai
" eh? Iya juga ya " Zara menganggukkan kepalanya
" ah gue bisa kali kekampus sendirian. Apa deh lo, dikit-dikit Jason. Dikit-dikit Regan " kesal Ana
" kalo punya fans dimanfaatkan " usul Zara
" Regan sih emang udah keliatan ngefans sama Ana. Tapi kalo Jason masih samar-samar nih haha " ledek Dalvin
" liat aja nanti juga jelas " ucap Zara
" berisik lo berdua " Ana melemparkan tisu ke arah Zara dan Dalvin
" wait An " ucap Zara dengan wajah yang tiba-tiba serius
" kenapa? " Ana pun menatap Zara dengan serius
" lo pilih Regan atau Jason? " tanya Zara
" gila. Gue kira apaan " Ana bangkit dari tempat duduknya
" udah ah. Gue mau ke kamar. Bye " ucap Ana lalu meninggalkan dua sahabatnya.
" Anaaa.. kalo ditanya tuh jawab. Ga sopan banget lo jadi manusia! " teriak Zara

Ana merebahkan badannya diatas kasur, mengecek ponselnya. Membuka instagram untuk kembali menstalk akun instagram Jason.

" follow ah. Siapa tau gue di follback " ucap Ana

Setelah mengklik follow pada profil Jason, Ana mulai kepo. Ia melihat-lihat siapa saja yang menandai Jason dalam postingannya.
Ada satu foto yang menarik perhatian Ana.

Foto Val bersama Jason..

Sebuah post tanpa caption, yang memperlihatkan senyuman Val dan Jason dengan background langit sore.

" serasi. Yang satu cantik. Yang satu ganteng " ucap Ana

Incoming call Jason William...

Ana kaget. Ia tak langsung mengangkat telepon dari Jason.

" apaan nih? " kaget Ana
" angkat jangan ya? "

Ana mengatur napasnya..

Ana : halo?
Jason : hai. Udah tidur?
Ana : belum. Bentar lagi paling
Jason : oh okey. Nice dream

Jason menutup teleponnya. Ana merasa bingung akan apa yang baru saja Jason lakukan.

" hih? Aneh " ucap Ana lalu meletakkan ponselnya dan memutuskan untuk tidur

Saat sambungan telepon sudah terputus, Jason langsung menghantam Bryan dengan bantal guling yang ada dikamarnya.

" gila lo Bry, ngapain lo telepon Alana? Bisa-bisanya ga bilang sama gue. Pas udah diangkat langsung ditempelin aja dikuping gue " omel Jason
Bryan dan Evan hanya tertawa
" pasti sekarang Alana bilang gue aneh karna telepon dia tanpa tujuan yang jelas " lanjut Jason
" kaku banget si lo Je " ledek Evan
" ngegame mulu sih lo. Nih ada yang follow ig lo. Usernya joseline.lana " ucap Bryan
" kayaknya si Alana. Coba kepoin " saran Evan
" yah akun pribadi " ucap Bryan
" udah buruan follow " Evan langsung mengklik tanda follow pada akun Ana
" heh itu handphone gue. Ig gue juga. Minim akhlak ya emang lo berdua " omel Jason

Ada sedikit rasa sesal dalam hati Jason telah menceritakan tentang Ana kepada dua saudaranya. Tapi apa boleh buat. Nasi sudah menjadi bubur.



Holllaaaaa... jadi rame gini hidupnya Jason pas ko Evan sama Bryan masuk. Nwahahaa..
Enjoy the story ya Bubu..
(( maaf jika terjadi ketypoan dan ketidak jelasan cerita. ))

Savior ( END )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang