64

2.1K 387 104
                                    

- semarang 2 tahun kemudian -

Jason melemparkan tasnya ke sembarang arah, melonggarkan ikatan dasinya serta melepas kancing atas kemejanya lalu merebahkan dirinya diatas kasur kamarnya. Matanya menatap langit-langit kamar yang masih menyisakan dekorasi ulang tahunnya saat masih bersama Ana 2 tahun lalu. Pandangannya beralih pada dinding kamarnya. Dinding kamar yang masih dipenuhi foto-fotonya bersama Ana dan note-note yang Ana tulis untuknya. Jason tersenyum getir dan menghela napasnya panjang.

" gimana keadaan kamu sekarang? Berharap aku dateng buat kamu ga? Atau masih inget aku ga? Iya aku. Pengecut yang ga bisa terima kenyataan " ucapnya

Jason meraih ponselnya dan membuka akun instagramnya. Menscroll beberapa postingan dan kembali menuju satu akun yang selalu ia pantau dua tahun belakangan ini, lana.joseline.

" kamu ngapain sekarang? Kuliahnya lancar? " tanya Jason saat mengklik unggahan terakhir akun tersebut.

Foto Jason dan Ana adalah unggahan terakhir akun tersebut. Beberapa foto yang dijadikan satu frame dengan berbagai pose dan background. Senyum Jason mengembang saat membaca " How cute we are " pada caption foto tersebut.

" kamu emang lucu. Manusia terlucu yang pernah aku temui. Nomor duanya Bryan " kekeh Jason

Jason menutup instagramnya dan beralih pada akun chatnya. Mencari satu room chat yang dahulu sering ia buka untuk membalas pesan yang ditujukkan untuknya. Namun kini ia membukanya untuk sekedar membaca ulang isi dari room chat tersebut.

Last seen 16/12/18

Dimana?

Aku tunggu kakak pulang

Kak, aku ga bisa nunggu lebih lama lagi

Maaf ya, aku harus pergi sekarang. See you

Mata Jason mulai memanas. Chat terakhir yang dikirim oleh Ana sebelum ia meninggalkan bandara benar-benar membangkitkan rasa penyesalan dalam hati Jason. Tak banyak yang bisa dipulihkan saat ia mem-back up data diponselnya kini. Hanya ada beberapa foto serta chatnya bersama Ana.

" aku ga bisa bayangin gimana kecewanya kamu sama aku saat itu. Aku juga ga bisa bayangin betapa besarnya harapan kamu buat bisa ketemu aku saat itu walau cuma sebentar " ucap Jason

Jason bangkit dari tidurnya dan langsung menyambar kunci mobilnya. Ia kendarai mobilnya dengan kendaraan standar menembus dinginnya malam kota semarang yang sedang dilanda gerimis. Sepanjang perjalanan menuju apartemen yang pernah ditinggali Ana, Jason memutar lagu yang dahulu sering mengiringi perjalanannya bersama Ana. Bayangan masa lalu mulai muncul dalam ingatan Jason.

" apa yang orang bilang ternyata bener ya. Rindu itu akan sangat menyiksa saat kita merasa lelah. Lucu ya, harusnya aku istirahat karna capek kerja seharian, tapi ternyata yang aku mau bukan istirahat. Tapi ketemu kamu. " senyum pilu terukir diwajah Jason.

Jason masuk ke dalam unit yang dulu Ana tinggali. Ia menarik napasnya dalam-dalam dan mengingat apa saja yang pernah ia lakukan disini saat bersama Ana. Setelah kepergian Ana, Jason mengambil alih unit ini dan tetap menjaga dekorasinya, selalu berusaha menjaga aroma dari unit ini agar selalu sama dengan aroma saat Ana tinggali. Terutama kamar Ana. Selain dekorasi dan aromanya, bahkan Jason meminta agar sprei dan bedcover dikamar ini selalu sama dengan apa yang terakhir kali Ana gunakan.

" rindu itu penderitaan yang indah ya " Jason menatap figura yang terdapat fotonya dan Ana.

Jason benar-benar mendekor ruangan ini persis saat Ana masih ada didalamnya, figura, foto, bahkan buku-buku pelajaran yang Ana miliki, semua Jason beli ulang hanya agar ruangan ini nampak sama seperti sebelum Ana pergi.

" sumpahku satu. Kan ku buat rinduku menjadi rindumu "

- new york -

Ana sudah mengabaikan dering ponselnya sejak 30 menit yang lalu. Tugas kuliahnya benar-benar menyita waktu serta tenaganya. Belum lagi deadline kantor yang harus ia kerjakan. Sejak pindah ke new york, Ana mulai mengikuti jejak sang mama. Ana mulai mempelajari seluk-beluk bisnis Ferinda, hingga akhirnya Ferinda mempercayai dirinya untuk bergabung dalam perusahaannya.

" kepala gue mau pecah! " kesal Ana

Ana meraih ponselnya yang masih berdering. Kesabarannya mulai menipis. Ia tarik napasnya dalam lalu menghembuskannya perlahan.

Ana : kenapa si Ra? Berisik banget lo! Gue lagi......
Zara : Jason! Jason di unit apartemen lo!
Ana : apartemen gue!?
Zara : mantan
Ana : ya terus?
Zara : ah ga asik banget lo!
Ana : bukannya lo bilang dia emang sering kesana ya?
Zara : iya. Tapi kali ini beda
Ana : terus?
Zara : biasanya dia masuk sebentar, terus pergi. Tapi ini udah hampir 2 jam dia belum keluar
Ana : ya udah biarin aja
Zara : percaya ga lo, waktu gue tanya orang kepercayaannya dia, dekor ruangannya masih sama. Terlebih kamar lo! Semua masih sama katanya
Ana : iya, terus?
Zara : udah ga asik nih anak. Masih cinta ga sih lo?
Ana : cinta yang gue rasa ada karna perjuangan dia. Pengorbanan dia. Kalo dia udah berhenti lakuin itu, gue rasa cinta gue udah selesai
Zara : ga segampang itu
Ana : terus, lo berharap Jason masih ada rasa sama gue cuma karna dia berusaha menjaga dekor unit itu?
Zara : ga sesimple itu An
Ana : terserah deh Ra, gue sibuk. Masih ada banyak hal yang harus gue kerjain dan pikirin. Jangan buang-buang waktu gue buat obrolin hal yang ga penting. Bye
Zara : An, tapi....

Ana memutus sambungan teleponnya. Ia menatap figura yang ada diatas meja kerjanya saat ini. Fotonya bersama Jason yang dulu ia pajang dikamarnya. Ia menghela napasnya panjang. Dadanya terasa sesak. Air mata mulai turun membasahi pipinya.

"  merindukanmu adalah kebenaran yang tak menyenangkan. Tapi mencintaimu, itu menyenangkan "












Part pendek penuh kegalauan here..

Selamat malam selamat beristirahat kalian.

Kalian setuju ga si, kalo lagi capek tuh kadang rasa kangen sama seseorang tuh semakin menjadi-jadi? Ah...

Terimakasih kalian yang selalu support aku. Komen dan vote kalian semangatku ♡♡♡

Enjoy the story and see you.

Savior ( END )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang