33

3.4K 386 55
                                    

Jason menatap Ana yang tertidur dengan posisi duduk. Tangannya masih setia menggenggam tangan sang Papa. Jason menyelimuti Ana dengan jaket yang ia bawa dari mobilnya tadi.

" sabar ya, gue pasti nemenin lo selama yang gue bisa " bisik Jason.

Jason mendudukkan tubuhnya disofa. Matanya masih terpaku pada sosok Ana. Hatinya terasa sakit saat melihat gadis itu menangis. Semakin banyak hal yang ia tau tentang Ana, semakin besar pula rasa ingin melindungi dan membahagiakan. Namun ini takkan mudah.

Ana terbangun, merasakan belaian lembut dikepalanya.

" aku masih ngantuk kak " ucapnya. Namun tak didengar suara siapapun menanggapi ucapannya. Belaian itu masih terus terasa.

Ana membuka matanya dan menegakkan tubuhnya.

" papa? " panggil Ana
" papa Ana pulang " ucap Ana lalu menangis.

Ia memeluk sang papa dengan erat. Tangisannya membangunkan Jason. Dengan sigap Jason bangkit lalu mencari dokter.

Dokter masuk ke dalam ruangan bersama beberapa perawat.

" permisi, mba. Biar bapak kami periksa dulu. Mohon tunggu diluar ya, mba, mas " ucap perawat.

Jason membawa Ana keluar. Saat diruang tunggu Ana memeluk Jason dengan erat. Jason berusaha menenangkan Ana dalam dekapannya.

" everything's gonna be alright. Jangan nangis. Masa lo mau liatin kesedihan lo didepan papa yang baru sadar? " ucap Jason lembut sambil mengelus kepala Ana.
" aku takut kak" sahut Ana masih sambil terisak
" ga ada yang perlu ditakutin An " Jason masih terus menenangkan
" aku telpon bunda dulu ya kak " ucap Ana melepaskan dirinya dari pelukan Jason.

Jason meraih ponselnya. Jam menunjukkan 4.15 WIB. Tidak ada notifikasi dilayar ponselnya. ' tumben ' bathin Jason

Pasalnya sejak kemarin tiap kali ia mengecek ponselnya, pasti selalu ada pesan atau panggilan tak terjawab dari mamanya. Dan juga Val.
Jason tak menggubris Val sama sekali. Ia hanya membalas pesan sang mama jika ia rasa memang itu perlu untuk dibalas.

" bunda bilang bunda bakal kesini kalo kak Kenzo udah bangun. Kasian kata bunda dia semalem baru pulang jam 2 karma jemput Rrno " jelas Ana
" yaudah gapapa. Kan ada kita disini " Jason mengelus puncak kepala Ana.
" makasih ya kak udah mau temenin aku. Aku ga enak banget sama kakak " ucap Ana
" gapapa. Itu yang lo butuh kan? " Jason tersenyum.

Dokter keluar dari kamar papa Ana. Ana dan Jason langsung menghampiri.

" gimana keadaan papa saya dok? " tanya Ana
" beliau sudah melewati masa kritisnya. Butuh beberapa hari untuk pemulihan. Tidak ada yang perlu dikhawatirkan " jawab Dokter
" baik dok, terimakasih " ucap Ana

Ana dan Jason langsung masuk ke dalam ruangan. Dilihatnya papa yang sedang berbaring.

" papa.. papa janji ya sama Ana papa bakal sembuh " ucap Ana menggenggam tangan papa.
Papa tersenyum " Ana, anak papa. Jangan nangis dong. Papa gapapa "
" papa ga boleh tinggalin Ana kayak mama tinggalin Ana " Ana kembali menangis dan memeluk sang papa.

Papa hanya mengelus punggung Ana dan membiarkannya terisak dalam dekapan papa. Meski Ana tak banyak cerita, papa sangat mengerti bagaimana kesedihan Ana setelah mama nya pergi.
Papa mengalihkan pandangannya kepada Jason, Jason tersenyum kikuk. Bingung harus bersikap bagaimana.

" kemari nak " ucap papa

Jason menurut. Jason mendekati papa Ana dan duduk disisi ranjang lainnya.

" kamu siapa? " tanya papa
" saya Jason om. Saya.... saya teman Alana disemarang " jawab Jason
" nak Jason, tolong jagain anak om disemarang ya. Kamu bisa kan jaga kepercayaan om? " tanya papa
" saya akan berusaha jaga kepercayaan om " jawab Jason
" terimakasih nak " papa Ama hanya tersenyum.

Savior ( END )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang