35

3.2K 386 31
                                    

Langkahnya terhenti didepan pintu ruang jenazah. Ana sedikit ragu untuk membuka pintunya. Jason berada tepat dibelakang Ana.
Dibukanya pintu ruangan tersebut oleh Ana. Matanya melihat bunda yang sedang menangis disamping salah satu ranjang.
Langkahnya pelan namun pasti.
Ana membuka selimut yang menutupi wajah papa nya.

" papa.. kok Ana ditinggal? " tanya Ana lirih
" papa denger ga sih kemaren Ana bilang kalo papa ga boleh ninggalin Ana kayak mama!? " Ana mulai meninggikan suaranya.
" Ana.. " bunda memegang bahu Ana. Namun langsung ditepis kasar.
" papa ga sayang Ana. Ga ada yang sayang Ana. Semua ninggalin Ana " ucapnya lagi.

Dunia terasa berhenti berputar. Hatinya hancur. Ruangan ini rasanya tidak memiliki oksigen yang cukup untuk Ana bernapas.

Ana memeluk jasad sang papa yang sudah dingin.

" papa! Papa bangun!! Papa dengerin Ana! " Ana mulai terisak.
" Ana mau papa pulang dengan keadaan sehat. Bukan kayak gini " ucapnya disela-sela tangisan.

Jason dengan sigap menangkap tubuh Ana yang akan jatuh ke lantai. Didekapnya Ana dengan erat. Jujur saja. Pemandangan ini sangat menyayat hati Jason. Bagaimana tidak? Menyaksikan seorang anak yang ditinggalkan sang papa untuk selamanya.

" kak papa kak " tangis Ana benar-benar pecah dalam dekapan Jason
" aku gatau dimana mama. Sekarang papa juga pergi "
" aku harus gimana kak? "
" semuanya pergi ninggalin aku "
" aku salah apa? Aku kurang apa? "
" gimana caranya bahagia kalo semua orang yang kita sayang pergi? " kalimat terakhir yang Ana ucapkan sebelum ia tak sadarkan diri.

Ana terbangun dikamarnya. Diperhatikan sekitar. Tidak ada siapapun disana. Rasa sepi, takut, ressh dan sedih menjadi satu. Air matanya kembali mengalir.

" gue pasti mimpi. " Ana bangkit dari tempat tidurnya dan berlari keluar. Dari lantai dua ia sudah bisa melihat keramaian dibawah. Ana berlari turun.

Jason yang melihat Ana langsung menghentikan aktivitasnya dan menghampiri Ana dengan cepat. Ia menahan tubuh Ana dengan cepat. Karna ia tau, Ana pasti akan berlari menuju peti sang papa dan kembali histeris.

" ganti bajunya " ucap Jason lembut. Ana tak menjawab. Ia hanya mengikuti langkah Jason yang kembali membawanya kekamar.

Zara yang melihat Ana dan Jason langsung menghampiri. Zara tak mengatakan apapun.

" Ra tolong bantu Ana ganti baju " pinta Jason

" Ra kok rumah gue rame banget? " tanya Ana

Zara tak menjawab. Hanya ada suara Zara yang menahan tangisnya namun gagal.

" Ana, gue tau lo kuat " ucap Zara saat membantu Ana berganti pakaian.

Ana keluar dari kamarnya dengan wajah yang sendu. Tak ada air mata yang mengalir. Tatapannya kosong. Satu persatu keluarga memeluknya memberi dukungan. Namun mulut Ana diam seribu bahasa. Sesekali ia mengedarkan pandangannya.

' ma, papa udah ga ada. Mama bahkan gamau ketemu papa buat yang terakhir kalinya? ' bathin Ana.

Ana berjalan menuju peti papa nya. Ada bunda, Kenzo dan juga Reno yang duduk disana.

" Ana... " panggil bunda

Ana hanya terdiam. Tak sedetikpun pandangannya beralih dari sang papa yang sudah terbujur kaku.
Kenzo mendekatinya, mengelus punggung Ana lembut.

" ikhlasin papa An. Papa udah tenang disana " ucap Kenzo dengan suara lirih

Ana masih terdiam. Semua yang ia dengar hanya dengungan ditelinganya.

" Ana gatau harus gimana jalanin hidup setelah ini pa " ucap Ana lirih

Jason duduk dibangku bersama Zara, Dalvin dan para kerabat. Jason ingin berada didekat Ana, namun ia merasa tidak enak. Pasalnya ia hanyalah orang asing disini.

Savior ( END )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang