Part 11

1.8K 128 3
                                    

Anrez pun berhenti tanpa berbalik ketika mendengar Tiara memanggilnya. Anrez menunggu apa yang ingin dikatakan oleh Tiara. Anrez mencoba untuk menata hatinya yang hancur sekarang. Sedangkan Tiara mencoba memilih kalimat yang tepat untuk dibicarakan dengan Anrez tanpa menyakiti hati lelaki itu lagi.

"Kak, tunggu dulu. Aku tetap mau kita berteman. Aku mau kita temenan aja, kalau urusan ke depannya itu nanti aja. Untuk sekarang aku lagi mau temenan doang sama kamu, kakak mau gak?" Tiara menunduk takut jika ucapannya semakin menyakiti hati Anrez

Anrez pun berbalik dan melihat Tiara menunduk. Hati Anrez yang tadinya hancur sekarang malah merasa kasian karena menurutnya dia membuat Tiara takut. Anrez merasa kalau perasaannya malah membuat semuanya berantakan. Anrez tahu Tiara sedang membawa beban berat di pundaknya.

"Kalau untuk temenan kita memang dari awal temenan, ti. Tapi untuk perasaan sulit dihapuskan. Kalau memang mau kamu begitu, yaudah. Perasaanku biar aku dan allah yang tau. Sampai kapanpun aku akan selalu sayang sama kamu dan berusaha untuk melindungi kamu. Jadi mulai sekarang kita temenan, kan?"

Tiara yang mendengar perkataan Anrez langsung mendongakkan kepalanya menatap Anrez. Tiara bingung dengan semua ini tetapi Tiara juga tidak boleh egois untuk mementingkan perasaannya, apalagi sampai harus menghancurkan perasaan manusia sebaik Anrez.

Anrez pun mengajukan kelingkingnya kepada Tiara. Tiara yang melihatnya ragu untuk membalas karena dia belum tahu apa yang akan terjadi ke depannya. Anrez yang menunggu pun sebenarnya ragu dengan apa yang telah diucapkannya tetapi dia mencoba untuk memberanikan diri dan menyingkirkan sedikit sisi egoisnya.

"Gimana, ti? kamu mau gak berteman sama aku?" tanya Anrez

"Aku mau, kak. Mulai sekarang kita berteman"

"Karena kita teman, kamu jangan merasa gak nyaman sama aku yah.. aku sayang kamu, ti. Berteman atau gak pun kita, aku tetap akan selalu sayang sama kamu. Yaudah aku pergi duluan yah, bye Tiara"

Anrez pun pergi meninggalkan Tiara yang sedang tersenyum sendiri. Senyuman Tiara membuat orang di sekitarnya merasa aneh. Karena sebelum Anrez datang, Tiara seperti orang yang habis putus cinta dan sekarang Tiara terlihat seperti orang yang sedang kasmaran.

Tiara merasa tersentuh dengan semua perkataan Anrez. Dan yang paling menyentuh hati Tiara ketika Anrez mengatakan bahwa Anrez menyayanginya membuat Tiara merasa seperti orang yang dibutuhkan dan disayang orang lain.

Hanya Anrez yang bisa membuat Tiara seperti itu bahkan Samuel pun tidak bisa membuatnya seperti itu. Tetapi ketika mengingat Samuel seketika membuat Tiara kesal. Samuel terlalu egois dan kekanakan. Samuel selalu membuat Tiara drop dengan segala perbuatannya. Lalu datanglah Anrez dengan tingkah lakunya yang selalu membuat Tiara bahagia.

Anrez bagi Tiara itu obat. Obat dari segala rasa yang membuatnya kesal dan sedih. Dekat dengan Anrez membuat Tiara selalu tersenyum, itulah mengapa dia takut akan kehilangan orang sebaik Anrez yang selalu ada untuknya. Orang tidak tahu apa yang dia rasakan tetapi inilah perasaannya. Menurutnya biarkan waktu yang menjawab semua pertanyaan yang ada di hatinya. Untuk saat ini dia hanya ingin bahagia bersama Anrez walaupun hanya sebagai teman.

"Aku bahagia, kak. Denganmu aku merasa seperti orang yang dibutuhkan oleh orang lain. Kamu itu obat dari segala keresahan hatiku, kamu itu selalu ada dan berbuat apapun agar aku bisa tersenyum. Aku gak mau kehilangan orang sebaik kamu, kak. Maafin aku kalau aku egois denganmu, biarkanlah waktu yang menjawab semuanya"

Di sisi Lain..

Anrez baru sampai di tempat syuting sinetronnya. Anrez disambut oleh banyak sekali barang dan orang yang berlalu lalang tanpa tahu dirinya sudah datang. Semua sibuk dengan pekerjaannya masing-masing.

My Destiny (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang