Tiara mematung, dia kenal dengan tangan itu. Tangan yang pernah memegang lembut surai rambutnya.
Tangan yang selalu membawanya kepada kebahagiaan walau dia sering menyakiti pemilik tangan itu dengan sengaja atau pun tidak. Dan sekarang yang membuat Tiara bingung kenapa tangan itu malah dipegang oleh orang lain dengan mudahnya? hatinya benar-benar tak rela ada yang berani menggenggam tangan Anrez selain dirinya.Tiara semakin khawatir melihat tangan Anrez diinfus. Hanya itu status dari Ranty. Bahkan Naimma sendiri tak membuat status apa pun mengenai keadaan Anrez. Biasanya di antara mereka semua, Naimma lah yang lebih sering membuat status tentang Anrez.
Tiara mencoba menelepon Anrez tetapi tidak aktif. Tiara tak tahu bahwa ponsel Anrez hilang ketika dia berkelahi dengan Verrel. Tiara semakin khawatir akan keadaan Anrez. Benar dugaannya jikalau Anrez tidak sibuk syuting. Ternyata ini adalah alasannya.
Tiara terus-terusan menelepon Anrez tetapi selalu operator yang menjawab panggilannya. Sampai akhirnya Tiara menyerah mencari kabar Anrez karena sudah banyak pesan dan panggilan darinya yang sama sekali tak dijawab Anrez. Tiara merasa heran karena tidak biasanya Anrez seperti ini dan sekarang Anrez sedang sakit. Parahnya lagi, Tiara tidak tahu Anrez sakit apa dan dimana Anrez berada.
Tiara kembali melihat langit malam. Tanpa sadar Tiara meneteskan air matanya yang memang sudah menjadi kebiasaan Tiara selama beberapa hari ini. Hatinya yang selalu bimbang membuat Tiara merasakan sakit setiap saat. Sungguh Tiara lelah, Tiara lelah dengan dirinya sendiri. Dia sudah tahu jika dirinya menyukai Anrez tetapi Tiara bukan tipekal orang yang minta putus tanpa adanya sebab.
Tiara membuat Anrez dan dirinya sendiri merasakan sakit karena ulah mereka berdua. Saling sayang tetapi mencoba untuk menahan. Anrez yang mencintai Tiara tetapi perlahan menjeda dirinya agar tidak terlalu over kepada Tiara, sedangkan Tiara yang menyukai Anrez tetapi tak punya keberanian mengungkapkannya langsung karena masih ada Samuel yang berstatus sebagai kekasihnya.
Tiara menangis tertahan. Tanpa mengeluarkan suara yang membuat hatinya semakin sesak. Tiara menahan semua perasaan ini, menahan semua rasa yang ingin dia tunjukkan dan yang ingin dia ungkapkan. Marah, kecewa, sedih, hancur, terpuruk.. semua itu dirasakan oleh Tiara saat ini.
"Hah.. apa akhirnya aku harus ikut berjuang bersamamu? masih maukah kamu untuk memperjuangkan aku, kak?sungguh aku sayang sama kamu, aku tulus suka dan sayang sama kamu. Maafin aku karena terlalu pengecut buat ngungkapin fakta ini" batin Tiara sedih
Begitu pun dengan Anrez, dalam tidurnya dia meneteskan air matanya.
"Apa ini saatnya aku menyerah? sungguh hati ini selalu berteriak memanggil namamu, Tiara Andini. Apa kamu akan merasa kehilangan jika aku pergi ninggalin kamu? sungguh Tiara, aku mencintai kamu.. kapan sih kamu sadar dan gak nganggap aku bercanda?!! aku gak pernah mau mempermainkan kamu, ti.."
Mereka berdua tersakiti dalam diamnya mereka. Mencoba untuk memberi jeda yang malah membuat mereka semakin kesakitan akan perasaan ini. Sungguh keadaan ini sangat membingungkan Anrez dan Tiara tetapi faktanya hanya mereka lah yang bisa menyelesaikan semua teka-teki rumit ini.
07.30 AM
Gadis cantik terlihat masih tidur dengan nyenyaknya. Semalam Tiara tidur terlalu larut, untung saja hari ini dia tidak ada jadwal syuting. Tiara ingin tidur sepuasnya hari ini, tanpa merasakan banyaknya pikiran yang ada di kepala mungilnya. Tiara ingin sepuasnya berada di bawah selimut kesayangnnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Destiny (End)
Fanfiction(Complete) "Mencintaimu itu sama dengan bunuh diri secara perlahan,tapi bodohnya aku tetap melakukannya" Anrez Putra Adelio "Jangan berharap padaku bila kamu gak mau sakit hati" Tiara Andini Start : 2 November 2020 End : 4 Februari 2021