Rigel menopang dagunya malas sesekali menguap sambil memerhatikan guru yg sedang menerangkan tentang sejarah. Rigel paling males pelajaran sejarah, karna menceritakan masa lalu ber abad abad yg lama. Sama halnya dengan Aksa yg sudah tertidur di sampingnya dengan mulut terbuka sedikit
Regal memerhatikan guru itu serius dengan pulpen di tangannya di putar putar, sedangkan Raka sebangku dengan Regal, mencoret coret buku karna gabut tapi telinganya mendengarkan penjelasan dari guru
Bara dan Tristan bermain game di bawah meja belajar karna malas mendengar penjelasan tentang sejarah. Sesekali mereka berdua mengumpat kesal karna game yg mereka main kalah. Sedangkan Dafa mendengarkan lagu sambil menutup matanya.
Syasya menoleh ke belakang melihat Rigel yg terlihat kesal sesekali mulut nya menggerutu karna pelajaran nya belum selesai. Syasya tersenyum simpul dengan sikap menggemaskan Rigel
"Lo beruntung banget ketemu Rigel" Batin Syasya. Rigel yg merasa ada yg menatapnya segera menoleh ke arah Syasya. Syasya tersentak kaget lalu memalingkan kepalanya sedangkan Rigel menyerngit dahinya bingung
"Aneh" Batin Rigel lalu menatap ke depan lagi. Syasya tersenyum tipis lalu menopang dagunya
"Tapi kenapa dia benci sama Rigel?" Batin Syasya heran lalu menggelengkan kepalanya untuk tidak memikirkan itu lagi.
"Padahal Rigel baik, kayaknya gue udah suka" Gumam Syasya dengan senyum simpulnya. Daffa menyerngit dahinya bingung karna Syasya seperti mengatakan sesuatu, lalu Dafa melepaskan earphone nya
"Lo ngomong apa?" Tanya Dafa heran. Syasya langsung menoleh ke arah Dafa
"Enggak gue gak ngomong apa apa" Jawab Syasya. Dafa hanya mengangguk saja lalu mendengarkan lagunya kembali
"Nah anak anak sekian dari bapak, jangan lupa mengerjakan tugas halaman 115 sampai 125!Tugas harus di kumpukan saat pelajaran bapak" Ucap Pak Dadang tegas sambil membereskan bukunya. Para murid berdecak kesal karna besok juga ada pelajaran sejarah lagi
"Bapak besok di kumpulkan?" Tanya ketua kelas
"Iya besok harus di kumpulkan! Kalau gak ada yg ngerjain bapak kasih hukuman" Balas Pak Dadang tegas. Para murid bergidik ngeri, karna hukumannya gak main main, siswa harus membersihkan koridor lantai 1 sampai lantai 3. Belum juga koridor sekolah ini panjang
Saat Pak Dadang sudah keluar, para murid menggerutu kesal, ada yg mencak mencak, ada yg mengomel sendiri, ada yg santai karna tinggal nyontek, ada yg bodo amat, dan banyak lagi.
"Tuh guru emang suka nyiksa muridnya ya! Kesel gue lama lama" Gerutu Jesica sambil memasukan buku buku nya ke tas dengan kasar
"Gak boleh gitu Jes" Peringat Keisya. Jesica berdecak sebal dengan balasan Keisya
"Bodo amat! Gue tetep kesel sama tuh bapak kumis" Balas Jesica kesal sambil meniup poninya dengan melipat kan kedua tangannya di dada. Keisya hanya menggelengkan kepalanya
"AHKK SIALAN!! GUE KALAH LAGI" Teriak Bara kesal sambil menyimpan ponselnya di meja dengan kasar.
"Payah banget sih lo! Gitu aja kalah" Ejek Tristan karna dirinya menang. Bara berdecak kesal dengan perkataan Tristan
"Jadi lo sekarang harus beliin gue PS yg terbaru" Ucap Tristan bangga sambil melipatkan kedua tangannya. Bara memutar bola matanya malas
"Serah lo!" Balas Bara ketus. Tristan hanya terkekeh
"Luka lo masih sakit?" Tanya Jesica menoleh ke belakang. Regal mengangkat kepalanya karna sedang membaca buku lalu memutar bola matanya malas
"Cuman goresan bukan tusukan, gak usah lebay" Jawab Regal datar, Jesica berdecak kesal dengan jawaban Regal
KAMU SEDANG MEMBACA
Twins Boy (Tamat)
Teen Fiction(Belum di Revisi) Cerita ini menceritakan tentang anak kembar identik dan mempunyai sifat yg berkebalikan. Anak kembar itu yaitu, Alano Regal Adhitama dan Alano Rigel Adhitama. Mereka berdua saudara kembar, Regal sebagai kakaknya sedangkan Rigel se...