Verrel dan Mona sudah di pulangkan sejak 2 hari yang lalu, dan sekarang Verrel berada di ruang kerjanya. Verrel duduk di meja besar, dengan kacamata bertengger manis di hidung mancung nya, Verrel terlihat seperti Hot daddy dengan kemeja kerjanya meskipun umurnya sudah tidak terbilang muda lagi.
Verrel mengambil ponsel miliknya dengan membalikan kursinya ke arah belakang dengan kaca besar memperlihatkan pemandangan dari atas. Verrel segera menelpon seseorang dengan kaki yg di silangkan ke atas.
Verrel menatap ke depan dengan datar sambil menunggu balasan dari si telepon. Lalu tak lama panggilan itu terjawab
"Halo" Ucap seseorang di sebrang sana
"Apakah ini Rian?" Tanya Verrel datar sambil mengetuk jarinya di pegangan kursi besarnya
"Maaf ini siapa? Kenapa Anda tau nomor saya?" Tanya Rian di sana dengan heran. Verrel tersenyum miring, tentu saja Verrel tau. Masalah mencari nomor ponsel orang lain itu sangat mudah bagi Verrel
"Bisakah kita bertemu? Saya ingin mengatakan sesuatu dan ini sangat penting, kamu wajib datang, saya akan share lokasinya!" Ucap Verrel tegas langsung mematikan sepihak sebelum Rian menjawab. Verrel memutar mutar HP dengan senyuman tipisnya, lalu berdiri dari duduknya.
"Dasar mahendra, memanfaatkan anakmu sendiri demi menghancurkan perusahaan ku, dasar tua bangka" Gumam Verrel dingin dengan aura yg menakutkan, Verrel langsung meninggalkan ruangan kerjanya sambil membawa kunci mobilnya
Regal dkk dan Rigel dkk sedang berada di rumah Adhitama karna ingin main di rumah Regal dan Rigel. Mereka semua baru sekali ke rumah Adhitama saat kerja kelompok, dan sekarang mereka ingin ke rumah Adhitama lagi.
"Kita ngapain nih?" Tanya Tristan sambil duduk di sofa besar dengan kaki di selonjorkan
"Lo gak sopan banget sih duduk di situ!" Ucap Jesica dengan tatapan sinis ke Tristan
"Heh! Kan kata tante Mona juga terserah mau ngapain kaya rumah sendiri, yaudah jadi terserah gue. Lo jangan ngatur, ini juga bukan rumah lo" Balas Tristan ketus. Jesica berdecak kesal sambil menggerutu, Regal hanya menggelengkan kepalanya
"Kita mau main apa nih?" Tanya Rigel semangat sambil duduk di karpet berbulu yg lembut
"Hmmm kita main Mafia gimana?" Tanya Dafa sambil menatap sahabatnya satu persatu
"Mafia?" Tanya Rigel dan Keisya berbarengan. Jesica langsung menggoda Keisya dan Rigel
"Cieee barengan, awas jodoh" Goda Jesica sambil menyenggol nyenggol Keisya di samping nya
"Apa sih Jes, cuman kebetulan aja" Balas Keisya agak gugup membuat Jesica terkekeh melihat Keisya yg malu
"Biarin dong kalau bareng, gue suka" Ucap Rigel polos dengan senyum lebarnya. Jesica menarik turun alisnya menggoda Keisya yg pipinya sudah memerah
"Gue jelasin cara mainnya, kita undi dulu pake kertas nah di kertas itu bakalan ada tulisannya ada Mafia, dokter, polisi sama orang biasa. Mafia nya ada dua orang, dokter sama polisi ada satu, sisa nya jadi orang biasa. Mafia bisa ngebunuh orang biasa, polisi sama dokter kalau udah ke bunuh berarti lo kalah. Polisi untuk nangkap Mafia, kalau Mafia udah ketangkep dua duanya berarti Mafia kalah, sedangkan dokter bisa nyembuhin orang yg udah ke bunuh, jadi kalau ada orang yg ke bunuh bakalan balik lagi ke permainan saat dokter sembuhin. Jadi tugas kita itu nangkap Mafia" Jelas Dafa panjang lebar. Mereka semua mengangguk paham, Rigel mengangkat tangannya ingin bertanya
"Gue mau nanya, kita bunuhnya pake apa? Pake piso?" Tanya Rigel polos. Dafa memutar bola matanya malas
"Ya bukan lah! Masa lo mau bunuh beneran, lo tinggal tunjuk siapa yg mau lo bunuh" Jawab Dafa kesal. Rigel mengangguk paham, lalu Dafa menulis di kertas lalu menyobek kecil dan di gulung kecil lalu di masukan ke paperback. Setelah selesai Dafa mengocok paperback itu
![](https://img.wattpad.com/cover/232305686-288-k189887.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Twins Boy (Tamat)
Ficção Adolescente(Belum di Revisi) Cerita ini menceritakan tentang anak kembar identik dan mempunyai sifat yg berkebalikan. Anak kembar itu yaitu, Alano Regal Adhitama dan Alano Rigel Adhitama. Mereka berdua saudara kembar, Regal sebagai kakaknya sedangkan Rigel se...