Aksa menaiki tangga menuju Rooftop untuk menemui seseorang. Aksa membuka pintu rooftop dan angin pun langsung berhembus mengenai wajahnya, Aksa langsung masuk ke Rooftop tak lupa menutup pintu kembali.
Aksa memerhatikan sekitar dan Aksa melihat seseorang yg berada di ujung sambil memainkan ponselnya. Aksa menghampiri orang tersebut dengan santai.
"Lo ngapain manggil gue?" Tanya Aksa heran sambil menyenderkan badannya ke tembok. Rian mendongak dan menatap Aksa
"Gue butuh bantuan lo" Ucap Rian serius. Aksa menyerngit dahinya heran sambil melipatkan kedua tangannya di dada
"Bantuan?" Tanya Aksa. Rian menghela nafasnya kasar
"Sebenarnya ada seseorang yg butuh bantuan lo, dan gue harap lo mau bantu" Jawab Rian membuat Aksa tambah heran
"Emang siapa?" Tanya Aksa lagi. Rian menghela nafasnya pelan, lalu Rian menelpon seseorang dan langsung di angkat. Rian menyodorkan ponselnya ke Aksa. Aksa tambah heran tapi menerima ponsel Rian
"Halo" Ucap Aksa
"......"
"Loh Om—" Ucap Aksa kaget tapi langsung di potong sama si penelpoj
"......" Aksa mendengar penjelasan si penelpon dengan serius sesekali menatap Rian.
"Apakah saya bisa melakukannya?" Tanya Aksa memastikan
"......" Aksa hanya menghela nafasnya pelan lalu mengangguk
"Oke om saya akan melakukan yg terbaik" Ucap Aksa lalu tak lama sambungan telepon itu putus, Aksa pun menyodorkan ponsel milik Rian
"Jadi lo mau kan?" Tanya Rian menaikan satu alisnya. Aksa hanya mengangguk
"Iya, gue pasti lindungin sahabat gue" Jawab Aksa datar penuh penekanan. Rian hanya tersenyum tipis
"Tapi gue pengen nanya" Ucap Aksa serius dengan tatapan datar. Rian menaikan satu alisnya heran
"Apa?" Tanya Rian
"Siapa pelakunya?" Tanya Aksa serius. Rian sontak terdiam tidak mengatakan apa apa
"Gue gak bisa ngasih tau lo" Jawab Rian sambil memalingkan wajahnya. Aksa berdecak kesal
"Gue udah bantuin lo ya! Masa gue gak tau siapa pelakunya?! Gue pengen tau!" Paksa Aksa kesal. Rian menghela nafasnya kasar
"Kan bukan gue yg minta, tapi Om—" Ucap Rian terpotong
"Iya iya gue tau! Gak usah kasih tau, tapi gue penasaran siapa pelakunya" Ucap Aksa penasaran sambil menghela nafasnya pelan
"Lo juga bakal tau nanti" Balas Rian cuek
"Ternyata di balik senyum polos lo, lo banyak masalah Gel" Batin Aksa. Lalu tak lama kemudian ponsel Aksa berdering, Aksa mengangkat ponselnya itu.
"LO DIMANA BEGO?!! UDAH ADA GURU!!" Teriak Tristan di sana membuat Aksa menjauhkan ponselnya sambil menggosok telinganya
"Gak usah teriak juga sialan!" Balas Aksa kesal setengah mati
"UDAH LO GAK USAH KOMEN!! CEPET BALIK KE KELAS TAI!!" Teriak Tristan lagi dengan kesal
"LO GAK USAH TERIAK SETAN!! EMANG KUPING GUE BUDEK HAH?! GUE KE SANA, GAK SABARAN BANGET SIH LO!!" Balas Aksa dengan keras lalu mematikan sambungannya sambil mengelus dadanya.
"Kenapa gue punya temen kaya si Tristan" Gumam Aksa lalu menoleh ke arah Rian.
"Gue balik dulu ke kelas! Nanti si Tristan GGS ngamuk" Ucap Aksa langsung lari keluar dari Rooftop. Rian tersenyum tipis lalu menghadap depan sambil menutup matanya menikmati angin yg sejuk
KAMU SEDANG MEMBACA
Twins Boy (Tamat)
Teen Fiction(Belum di Revisi) Cerita ini menceritakan tentang anak kembar identik dan mempunyai sifat yg berkebalikan. Anak kembar itu yaitu, Alano Regal Adhitama dan Alano Rigel Adhitama. Mereka berdua saudara kembar, Regal sebagai kakaknya sedangkan Rigel se...