Rigel berjalan di Koridor dengan riang. Rigel sekolah di sini sudah 1 minggu, di samping Rigel tentu saja ada Regal yg sedang memakai earpone. Rigel menyapa murid yg melewatinya, sedangkan Regal anteng jalan dengan tatapan datar.
Rigel melihat kakak kelas yg waktu itu di kasih hadiah oleh Regal, hadiah bogeman. Rigel melihat kakak kelas itu sedang tertawa bersama dengan para temannya. Rigel belum tau nama kakak kelas itu.
Tatapan mereka bertemu, kakak kelas itu sontak berhenti tertawa lalu menatap Rigel tajam menusuk, tapi Rigel tak takut, malah sereman kembarannya, Regal. Mereka berjalan berlawanan, Rigel yg biasa biasa aja sedangkan kakak kelas itu menatap tak suka ke arah Rigel.
Saat mereka berpapasan, mereka saling melirik. Kakak kelas itu menatap Rigel sinis, sedangkan Rigel datar. Kakak kelas itu menubruk bahu Rigel tidak terlalu keras tapi sampai Rigel mundur 2 langkah, karna serangan tiba tiba.
"Buset tuh anak main nubruk aja! Udah tau jalan lega itu, emang badan segede mana? Segede truk apa?!" Cerocos Rigel kesal. Regal yg melihat Rigel yg komat kamit tak jelas karna masih memakai earpone. Regal mematikan lagu nya
"Lo kenapa El?" Tanya Regal. Rigel menoleh ke arah Regal
"Ohh enggak papa" Jawab Rigel santai. Tapi Regal tak semudah itu percaya
"Kalau gak papa kenapa lo kaya kesel gitu? Kenapa lo komat kamit gak jelas?" Tanya Regal curiga
"Bukan masalah besar Al! Gue lagi baca mantra biar ngilangin kakak kelas songong itu" Ucap Rigel keceplosan. Saat sadar ucapannya Rigel menutup mulutnya dengan kedua tangannya
"Nah kan lo bohong sama gue! Udah ketauan, kenapa sama kakak kelas itu?" Tanya Regal menyelidiki. Masalah kecil maupun masalah besar Regal harus tau masalah apa yg Rigel alamin, Regal gak mau Rigel menghadapi masalahnya sendiri, apa gunanya dirinya kalau dia tak tau?
"Cuman nubruk bahu gue! Herman deh gue jalan lega kenapa juga nubruk bahu gue, emang badan dia segede mana?" Ucap Rigel kesal. Regal ber oh ria
"Udah biarin jangan di ladenin, emang gak waras tuh anak songong" Ucap Regal datar sedangkan Rigel hanya mengangguk.
"RIGEL!!!" Teriak seseorang dari arah belakang. Sontak Regal dan Rigel menoleh ke belakang dan ternyata itu Aksa teman sebangku Rigel
"Gak usah teriak Sasa" Ucap Rigel kesal
"Lo ya di kasih tau jangan panggil gue Sasa" Balas Aksa kesal saat sudah di hadapan Regal dan Rigel
"Kan kata lo terserah gue mau manggil apa, dan gue kan udah fiks nama lo jadi Sasa" Bela Rigel santai. Sedangkan Aksa menggerutu kesal
"Hah emang susah ngomong sama lo" Ucap Aksa lelah. Rigel hanya cengar cengir tak jelas. Mereka berjalan di Koridor berdampingan. Beberapa menit mereka sudah sampai di kelas Rigel
"Belajar yg rajin El" Ucap Regal dengan senyum tipisnya. Rigel mengangguk mantap
"Al juga!!" Seru Rigel dengan senyuman lebarnya. Regal terkekeh pelan, murid yg berada di kelas Rigel melongo tak percaya dan juga ada yg memfoto moment langka ini. Karna semasa sekolah Regal tak pernah tersenyum apa lagi tertawa, Regal selalu masang wajah datar. Makanya bagi murid ini moment langka.
"Gue ke kelas dulu" Ucap Regal datar. Rigel mengangguk, Regal meninggalkan kelas Rigel. Rigel dan Aksa memasuki kelas nya
"Gila Regal ketawa El?! Ini moment terlangka tau gak" Seru Aksa heboh sambil menaruh tas nya lalu duduk di bangku di ikuti Rigel
"Itu bagi elo, malah dia sering senyum ke gue tapi kadang kadang juga suka datar" Ucap Rigel. Aksa mengangguk mengerti
"RIGEL!!" Teriakan seseorang di ambang pintu membuat para murid tersentak kaget, Rigel yg namanya di panggil menoleh ke belakang. Dan ternyata itu Jesica membawa buku dan kaki nya tak bisa diam
KAMU SEDANG MEMBACA
Twins Boy (Tamat)
Fiksi Remaja(Belum di Revisi) Cerita ini menceritakan tentang anak kembar identik dan mempunyai sifat yg berkebalikan. Anak kembar itu yaitu, Alano Regal Adhitama dan Alano Rigel Adhitama. Mereka berdua saudara kembar, Regal sebagai kakaknya sedangkan Rigel se...