Bab 14

139 46 6
                                    

Mendengar intrupsi dari Regal, Ina langsung memejamkan matanya dan berpegangan pada bagian belakang motor.

Sekalipun dalam keadaan genting, Ina tetap tidak mau bersetuhan dengan Regal.

"Aaaaaa," teriak Ina kemudian.

"Aku masih mau hidup," teriaknya lebih kencang.

"Ada kasur yang harus aku tiduri, aaaaa." Mendengar itu, Regal hanya geleng-geleng kepala.

Motor Regal berjalan dengan cepat, semua kendaraan di depan mereka lantas menepi semua.

"Awas rem gue blong," teriak Regal lagi.

Bentar-bentar, Regal kok tenang-tenang aja remnya blong yah?
Batin Ina.

Tidak mau memikirkan itu, Ina memilih untuk berdoa saja di dalam hatinya. Semoga saja setelah ini dia masih bisa rebahan.

"Mau rebahan," ujar Ina lagi, masih dengan matanya yang terpejam.

Usai mengatakan itu, Motor Regal berhenti. Ina masih belum membuka matanya.

Ini masih di dunia kan? Atau di surga?

"Turun, udah nyampe nih," ucap Regal santai.

"Gak mau, ini di surga kan?" jawab Ina ngawur.

"Coba tebak ini dimana," Regal pikir, mengerjai Ina tidak ada salahnya juga.

"Di surga," jawab Ina masih menutup rapat kedua matanya.

"Iya, lo benar sekali," kekeh Regal.

"Aaaaaaa gak mau di surga," teriak Ina histeris.

"Loh kenapa? Justru bagus dong artinya selama hidup itu lo taat banget," Regal mulai turun dari motornya, asik juga ternyata.

"Iya juga sih," pikir Ina mulai setuju.

"Tapi berarti artinya aku udah mati dong?" tanya Ina.

Regal tidak langsung menjawab, dia sudah tidak tahan untuk tertawa sekeras-kerasnya.

Ternyata, selain suka rebahan Ina bego juga. Kenapa dia berpikiran ini di surga kalo mereka saja selamat sampai tujuan.

"Sekarang buka mata lo," perintah Regal.

"Gak," jawab Ina menggelengkan kepalanya.

"Ya udah gue tinggal," ujar Regal tenang.

"Eh, iya deh ini aku buka mata."

Ina nampak diam, matanya menatap lurus dengan tanpa berkedip. Kemudian menoleh ke kanan dan ke kiri.

Ini surga? Kok mirip gang di rumah aku yah?

Ina masih menerka-nerka, sebenarnya dia ini dimana. Jika memang di surga, kenapa sangat tidak asing?

"Aaaaaa ini bukan surga," teriak Ina setelah lama berdiam.

"Ini mau ke rumah aku," lanjutnya kesal.

Menatap Regal horror, Ina  turun dari motor.

"Maksdunya apa coba?" tuduh Ina matanya melotot.

"Nah emang benar kan? Rumahku adalah surgaku?" jawab Regal santai.

Ina diam, sepertinya benar juga. Eh tidak tidak!

"Bohongin aku yah?" tanya Ina lalu tawa Regal meledak saat itu juga.

"Hahahahaha," Regal tertawa terpingkal-pingkal.

Merasa ada yang aneh, Ina  mengingat kejadian sebelum dia sampai di depan gang rumahnya.

"Bentar-bentar, bukannya tadi motor kamu blong yah remnya?" tanya Ina membuat Regal semakin tertawa.

Absurd [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang