Bab 21

97 37 0
                                    

Ina, Tamara, dan juga Kevin mendelik ketika Regal terus berteriak Permisi istri saya mau melahirkan.

"Gila lu bro?" tanya Kevin kesal.

Ina sudah tidak heran lagi, karena itu cara Regal agar bebas dari kemacetan. Cukup pintar, tapi cukup beresiko juga.

"Gue melakukan ini biar kita cepet nyampe," ujar Regal santai, dan benar kendaraan di depannya mulai menyingkir satu persatu.

"Ya gak gitu juga lah," timpal Tamara sinis.

"Itu artinya lu bohong mas bro," tutur Kevin sembari memainkan benda pipih di tangannya.

Ina hanya diam, terlalu malas membahas pikiran gila dari Regal. Sedangkan Regal, heran mengapa gadis itu hanya diam saja.

"Lu kenapa nas?" tanya Regal akhirnya.

"Hm? Gak papa kok, emangnya kenapa?" jawab Ina menatap Regal yang sedang menyetir.

Regal menjawab, "Ya gak papa sih, cuman lu diam aja dari tadi."

Tamara dan Kevin saling menatap dua sejoli di depannya.

Kasihan. Batin Tamara

"Ini kita mau ke Panti Asuhan yang mana? Kok kayaknya gak nyampe-nyampe?" tanya Tamara berusaha menghilangkan kecanggungan Ina dan Regal.

"Diem aja kenapa si?" sinis Regal.

"Ya gue mau tanya apa salahnya coba?" sarkas Tamara tidak terima.

"Kan gue udah bilang cukup diem," jawab Regal memandang Tamara melalu kaca atas mobilnya.

"Malu bertanya sesat di jalan," timpal Tamara akhirnya, kesal.

"Sesat di jalan, tinggal tanya," jawab Regal tidak mau kelah.

Tamara mendengus, lalu menjawab, "Berarti bodoh. Udah tersesat baru bertanya."

Ina dan Kevin hanya diam menyimak. Untuk apa ikut debat yang sangat tidak berguna, lebih baik tidur!

Ina menguap, dan akhirnya memejamkan mata.

"Ya daripada tidak sama sekali, mending terlambat dong," ujar Regal belum menyadari bahwa Ina sudah tertidur.

"Lo itu yah!" teriak Tamara kesal.

"Apa?!" jawab Regal tidak kalah keras.

"Stop! Kalian itu yah kaya anak kecil aja si. Mas bro, lu itu lagi nyetir dan bawa kita semua, harus fokus dong." Jelas Kevin menengahi.

"Dan lu Tam, kalo Regal ngomong itu jangan dijawab, bakal gak ada ujungnya ngomong sama setan mah," lanjut Kevin mendapat tatapan sinis dari Regal.

Tamara akhirnya diam setelah Kevin mengatakan itu. Regal menoleh ke arah Ina, rupanya gadis itu sudah tertidur nyenyak tanpa memperdulikan perdebatan sampah mereka.

"Eh, itu Ina tidur?" tanya Kevin.

"Gak heran gue mah. Dia kan semua tempat dijadikan kasur," jawab Tamara santai.

Mengangguk paham, Kevin kembali pada benda pipihnya. Tamara fokus ke jalanan, begitu juga Regal.

Menyadari sesuatu, Regal berteriak, "Weh ini bener gak jalannya?"

"Bangunin Ina!" teriak Regal heboh.

"INA!" teriak Tamara langsung.

Kevin mengerjap tidak paham, apa yang sebenarnya terjadi?

Ina langsung bangun dengan mata lurus ke depan persis seperti boneka annabelle.

"Ganggu terus," ujar Ina tanpa merasa bersalah.

Absurd [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang