Ina ingin sekali rasanya menonjok si muka begal itu. Sayangnya, sekarang Ina harus menuju ke ruang BK sekarang juga.
Tak menjawab, Ina pergi meninggalkan Regal tanpa sepatah katapun.
"Dasar cewek aneh," ujar Regal memandang Ina.
Berpikir, Regal merencanakan sesuatu.
Sepertinya seru nih.
Di tengah perjalanannya, Ina mendengus, "Apes banget hari ini, semua itu gara-gara jam sialan di rumah,"
Regal menguntit Ina dari belakang, cekikikan melihat Ina menggerutu sendiri.
Sampai di ruang BK, Ina menghembuskan nafasnya, baru kali ini dia dipanggil oleh pihak BK. Selama SMP, Ina bersih dari segala masalah.
"Tenang Ina, kamu pasti bisa," ucapnya menyemangati diri sendiri.
Melangkah pelan, Ina melihat Bu Indri tengah duduk dengan aura tidak enak.
Tamat sudah, Inasyha.
"Duduk," ucap Bu Indri dingin.
"Baik Bu," jawab Ina lalu duduk di bangku.
"Nama kamu siapa dan dari kelas berapa?" tanya Bu Indri semakin menakutkan.
Ini aku berasa buron polisi deh.
"Inasyha Taraquenza, X TKJ 3 Bu," jawab Ina berusaha tidak takut.
Sementara Regal, di luar melancarkan aksinya untuk mencuri dengar sebaik mungkin.
"Mampus lo nanas, karma dari gue tuh," ujarnya tertawa.
Lalu melihat kembali ke arah Ina.
"Apa? Kamu baru kelas sepuluh?" sarkas Bu Indri lalu berdiri.
Astaga. Sebesar itukah kesalahan aku?
"Iy-"
"Kamu tahu kan disini sekolah yang sangat menjaga kedisiplinan?" Ina hendak menjawab namun sudah terlebih dahulu Bu Indri potong.
Menghela nafas, Ina menenangkan dirinya dan berkata, "Saya tahu saya salah Bu,"
Berhenti sejenak untuk merangkai kata yang baik dan benar, Ina melanjutkan kalimatnya, "Ini semua gara-gara jam di rumah saya yang salah. Saya kira sudah terlambat, ternyata jam di rumah saya emang dipercepat,"
Semoga saja Bu Indri percaya, huh.
"Apa satu keluarga lupa semua bahwa jam itu sengaja di percepat? Kamu gak usah membohongi saya," ujar Bu Indri membuat Ina gelisah.
Tuh kan gak percaya. Ya emang tadi pagi satu rumah bego semua sih, ah. Payah.
"Saya tidak berbohong Bu, emang bener satu rumah lupa semua bahwa jam itu dipercepat," Ina berusaha membela dirinya, namun sepertinya percuma.
"Kamu seharusnya tahu bahwa salah satu peraturan disini itu harus parkir dengan baik dan benar," ucap Bu Indri tegas.
Astaga, cuman masalah parkir doang udah kayak maling aja. Aaaa Bapak aku mau pulang aja.
"Iya Bu, saya minta maaf." Jawab Ina menunduk.
"Ya sudah, kali ini kamu saya berikan toleransi. Tidak untuk kedua kalinya, Ina." Bu Indri menatap Ina jengah.
Bisa-bisanya ada murid tidak disiplin seperti dia. Parkir saja tidak bisa, bagaimana menjadi penerus Negara?
KAMU SEDANG MEMBACA
Absurd [END]
Teen FictionAlangkah lebih baiknya follow dulu sebelum membaca yuk😝 "Cita-cita lo apa?" "Ngangkat derajat keluarga." "Hobby lo apa?" "Rebahan." Inasyha Taraquenza, si sulung dari keluarga TaraQueen. Memiliki hobby rebahan, dengan cita-cita setinggi awan. Inasy...