Bab 45

102 31 7
                                    

Dengan uang sepuluh ribu, Ina bingung harus membeli apa. Berhenti di bawah pohon, Ina tidak sengaja melihat ada serombongan anak kecil yang tengah mengamen.

"Kayaknya gue harus cari duit aja," kata Ina lalu beranjak dari tempatnya.

"Hai," sapa Ina kepada anak-anak itu.

"Kakak boleh nggak ikut sama kalian?" tanya Ina tanpa malu.

Anak-anak itu saling menatap satu sama lain. Mungkin mereka bingung mengapa Ina ingin bergabung.

"Kakak serius?" tanya anak perempuan dengan matanya yang cerah.

Ina mengangguk semangat.

"Gimana kalau Kakak yang nyanyi kalian yang musik?" tanya Ina, walaupun musik itu adalah musik yang dibuat dari bahan-bahan bekas.

"Boleh tuh Kak, yaudah ayo," ajak anak perempuan tadi yang sepertinya pemimpin dalam rombongannya.

Ina pun menitipakan motornya di salah satu bengkel terdekat, kemudian berjalan bersama anak-anak tadi masih dengan seragamnya.

Ina mulai mengamen di jalan-jalan saat lampu merah. Tentu saja itu semua tidak luput dari pandangan Reyna.
Gadis itu merekam aktivitas mengamen Ina.

"Sebentar lagi lo akan lebih hancur," katanya tersenyum begitu jahat.

***

Malam datang menyapa penduduk bumi dengan bintang dan sahabatnya, rembulan.

Ina menoleh, di sampingnya ada anak-anak yang seharian ini mengamen bersama dirinya.

Ternyata, ada yang lebih parah hidupnya dari pada dia. Ina harusnya bersyukur karena masih memiliki keluarga dan tempat tinggal. Karena banyak diluaran sana yang untuk makan saja begitu susah.

Ina memutuskan untuk tidak meminta bagian hasilnya. Dia ikhlas memberikan itu kepada mereka.

Ina juga sudah berpamitan bahwa hari ini dia akan pulang ke rumahnya.
Menyalakan motor, Ina kemudian menuju ke rumah. Walaupun dalam hati dia takut.

Berusaha membuang pikiran buruk, Ina meletakkan motornya di halaman depan rumah.

Memang, jarak dari rumah hingga ke tempat anak-anak tadi tidak terlalu jauh, sehingga Ina begitu cepat sampainya.

"Assalamualaikum," salam Ina, langsung masuk tanpa menunggu jawaban.

Rumah dalam keadaan sepi, sepertinya anggota keluarganya sudah kembali ke kamarnya masing-masing untuk tidur.

"Kamu pulang nak?" tanya Bapak membuat Ina kaget.

"Iya Pak," jawab Ina menunduk.

"Yaudah, sana tidur," kata Bapak tersenyum.

Ina bersyukur karena Bapak masih begitu baik kepadanya. Walaupun Ibu masih saja membencinya.

Ina pun masuk, langsung membersihkan tubuhnya kemudian melaksanakan kewajiban sebagai seorang muslimah.

Usai itu semua, Ina membuka ponselnya. Ternyata, ada pesan dari Regal.

Begal Biskuit❤
Online

Besok bisa ketemu? Di danau kemarin. Jam 10 gue tunggu. See you nanas!

Absurd [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang