Mendengar penuturan dari Ibu, Ina dan Gibran mendadak diam. Ibu merasa sangat bersalah kepada anak-anaknya karena belum bisa memberikan yang terbaik.
"Gak papa kok Bu, Gibran masih ada uang tabungan," ujar Gibran tersenyum sembari mengelus tangan kasar Ibunya.
"Iya, Ina juga gak papa. Ya udah Ina berangkat dulu yah."
***
Sampai di sekolah, Ina berjalan sambil melamun. Hari ini dia tidak mempunyai uang saku satu perak pun.
Masih mending Gibran, uang tabungannya dia simpan di almari bajunya, sedangkan Ina menyimpannya di dalam celengan.
"Nyesel naruh uang tabungan di celengan, kalo lagi kepepet gini jadi gak bisa di ambil," Ina berujar dengan suara kecil.
Melanjutkan langkahnya, Ina teringat dengan adiknya, Reyna. Bagaimana dia bisa berlaku seperti itu kepada kedua orang tuanya.
Ina membatin, gak tahu lagi mesti bagaimana untuk menyadarkan Reyna.
Bergabung dengan anak-anak orang kaya, membuat Reyna iri dengan teman-temannya. Dia terus mengikuti gaya hidup mereka.
"Kasihan Ibu sama Bapak," gumam Ina.
Tak terasa, kakinya sudah sampai di kelasnya. Menuju ke bangku, Ina taruh tasnya kemudian duduk, melamun lagi.
Suasana kelas masih sepi, lantaran Ina berangkat cukup pagi. Ina suka berangkat pagi, baginya sangat menenangkan hati dan pikiran.
"Dor!" teriak Regal membuat Ina kaget.
"Pagi-pagi udah ngelamun aja," kata Regal dengan enaknya duduk di kursi Tamara.
"Pagi-pagi udah ganggu orang aja," balas Ina menirukan Regal.
"Kamu kok berangkat pagi?" tanya Ina.
Regal tidak menjawab, terlihat sedang berpikir.
"Nas, coba deh lo jangan pake aku-kamu, pake lo-gue aja gimana?" tawar Regal tiba-tiba.
"Kenapa?" jawab Ina menaikkan satu alisnya.
"Y-ya kelihatan kaku aja. Coba deh belajar pake lo-gue," tutur Regal.
"Gak biasa," Ina memalingkan wajahnya.
"Coba dulu," desak Regal sangat ingin Ina menggunakan bahasa gaul.
"G-gue," Ina akhirnya mencoba usulan Regal walaupun terlihat aneh baginya.
"L-lo," Regal terkikik melihat Ina belajar bahasa gaul. Lucu juga, menurutnya.
"Gak mau ah, susah," elak Ina menyerah.
"Gitu aja nyerah," ejek Regal membuat Ina melotot.
"Ya udah, iya gue." Kata Ina kemudian.
Regal bertepuk tangan girang, sementara Ina heran apa yang membuat temannya itu seperti orang gila.
"Kenapa?" tanya Ina berdiri.
"Barusan lo bilang gue dengan sangat lancar tanpa hambatan," tutur Regal begitu bangga.
KAMU SEDANG MEMBACA
Absurd [END]
Teen FictionAlangkah lebih baiknya follow dulu sebelum membaca yuk😝 "Cita-cita lo apa?" "Ngangkat derajat keluarga." "Hobby lo apa?" "Rebahan." Inasyha Taraquenza, si sulung dari keluarga TaraQueen. Memiliki hobby rebahan, dengan cita-cita setinggi awan. Inasy...