Bab 36

103 34 0
                                    

Mendengar jawaban dari Regal, ingin sekali rasanya Ina menendang cowok itu sampai ke Amerika.

"Dih," cibir Ina.

Di tempatnya, Regal terheran-heran mengapa Ina tidak terkena rayuan gombalnya?

"Gue yakin, ada yang gak beres sama otak Ina," lirih Regal menjauhkan hpnya.

Baru saja Regal ingin menjawab lagi, ternyata sambungan sudah diputuskan sepihak oleh Ina.

"Gila, dipikir gue bakal wafer? Enggak," Ina mematikan hp kemudian duduk dengan tidak ikhlas.

"Lagi males-males sama Reyna ditambah lagi Regal kutupupret," lanjutnya kesal.

Mengeluarkan karbondioksida, Ina beranjak dari tempatnya lalu melihat ke kelas adiknya.

"Lama banget si," gerutu Ina saat Ibu masih belum juga mendapat giliran panggilan.

"Absen Reyna sisa nih pasti, gak kaya gue, di atas," ujarnya membanggakan diri sendiri.

Ternyata Ibu melihat Ina yang menggerutu di depan pintu kelas Reyna. Ibu mengangguk lalu tersenyum, seperti mengisyaratkan sabar.

Ina mengacungkan jempolnya, dan memilih kembali ke tempat ia duduk tadi.

Daripada bosan, Ina membuka aplikasi di hp lalu membaca pesan yang ada.

Tamara
Online

Na
Lo besok ada acara gak?
Mau ikut gue?
Mau yah?
Oke?
Harus mau!
Dari pada lo rebahan gak jelas.
Mau!
Harus!

Ina mengerutkan dahinya membaca pesan dari Tamara. Aneh sekali gadis itu, pikirnya.

Sejujurnya, Ina ingin sekali menolak ajakan Tamara. Karena hari ini saja dia gagal untuk rebahan, gara-gara Reyna. Masa besok gak jadi rebahan lagi?

"Gue bingung."

"Bingung kenapa Kak?"

Ina menoleh, mendapati Ibu yang memegang seperti berkas-berkas.

"Ibu sudah?" tanya Ina semangat.

Ibu mengangguk.

"Udah nih Kak, yuk kita pulang," ajak Ibu.

"Siap."

***

Sampai di rumah, Ina langsung merebahkan dirinya di atas kasur.

Tidak peduli dengan hasil yang Reyna dapatkan, Ina tetap menutup matanya dengan santai.

"Aaaaaaa!" teriak Reyna yang membangunkan acara Ina lagi!

Ina mendelik lalu membuka pintu dengan kasar, menemui Reyna.

Reyna sedang memeluk Ibunya sembari menangis.

Sebentar, jangan-jangan hasilnya buruk hahaha. Batin Ina sangat durjana sebagai kakak.

"Kenapa?" tanya Ina mendekat.

Untuk kedua kalinya Reyna menggagalkan acara rebahan santuy di hari pertama libur.

"Kak," Reyna tiba-tiba memeluk Ina.

Ina kaget namun ia ikuti saja, dia membalas pelukan Reyna.

"Hasilnya sangat memuaskan Kak, gue bisa masuk sekolah lo," ujar Reyna melepaskan pelukannya.

Gue seneng, seneng Reyna mendapatkan hasil yang memuaskan. Tapi, gue juga cemas jika Reyna itu akan-

"Kak? Kok ngelamun?" tanya Reyna menghentikan pikiran Ina.

"Gak kok, Kakak bangga sama Reyna aja," Ina berusaha tersenyum meskipun hatinya mengatakan ini awal yang buruk.

"Alhamdulillah, anak-anak Ibu semuanya cerdas. Bangga sekali Ibu sama kalian," tutur Ibu memeluk kedua putrinya.

"Ini semua juga berkat doa dan kerja keras Ibu," jawab Ina.

***

Esok paginya, dengan sangat terpaksa Ina mengikuti Ajakan Tamara. Padahal, Ina sendiri tidak tahu Tamara mau mengajaknya kemana.

Setelah pamit dengan keluarganya, Ina kini sudah dalam perjalanan menuju rumah Tamara.

Sebelum ke rumah Tamara, Ina sudah menghubungi gadis itu bahwa hari ini dia akan datang.

"Huahh, gila ngantuk banget," Ina menguap di tengah perjalanannya.

Sangat tidak baik jika berkendara mengantuk, tapi Ina putuskan untuk tetap jalan.

Ina menguap lagi, sampai dia tidak sadar di depannya ada sebuah mobil dengan kecepatan tinggi.

Tin!

Tin!

Ina mengerem mendadak motornya, bersyukur pengendara mobil itu berhenti pada waktu yang tepat.

Ina kira, dia tidak bisa bernafas lagi setelah ini.

Ina sangat bersyukur atas keselamatan yang masih berpihak di dirinya.

Terlihat sang pengendara mobil keluar, dan berteriak, "Eh lo bisa nyetir motor gak sih!"

Ina masih terpejam, namun dia sangat mengenali pemilik suara itu.

Melepas helmnya, Ina ternganga. Begitu juga dengan si pengendara mobil itu.

"REGAL?!"













Xixixixixixi siapkan hati yah udah mau konflik nih.

Saya gak yakin kalian kuat dengan alur santai tapi mengena ini. (PEDE) hihihi.

Terima kasih untuk kamu, yang cinta sama Ina, Regal, dan teman2nya.

Adakah yang cinta Reyna?

-Anya.

Absurd [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang