Siapkan hati untuk membaca part panjang kali ini.
Sekali lagi terima kasih.
♡♡♡♡♡
Regal bingung melihat Ina tak sadarkan diri. Beruntung, sebelum kepala gadis itu menyentuh tanah sudah Regal tangkap terlebih dahulu.
"Nas! Nas! Bangun Nas!" teriak Regal mengacak rambutnya.
"Nas jangan nambah masalah hidup aku Nas," katanya lagi sudah tidak tahu harus bagaimana.
Tamara langsung berlari mendekati Ina. Entah dia harus mengucapkan apa, tetapi dia sangat berterima kasih kepada dirinya sendiri karena mengikuti Regal.
"Ina!" teriak Tamara membuat Regal menoleh.
"Bawa ke mobil gue Re!" lanjutnya panik.
Regal bingung, Ina bukan muhrimnya mana mungkin Regal menggendong gadis itu?
"Kenapa diam aja Re! Cepetan!" heboh Tamara.
Dalam situasi apa pun, Tamara tetaplah penolong Ina. Seperti sudah dititipkan oleh sang pemilik alam.
"B-bukan muhrim," jawab Regal terbata-bata.
Ini lah yang Ina sukai dari Regal. Cowok itu begitu menjaga martabatnya, tidak pernah mau menyentuh yang bukan muhrimnya.
Bersama Ina saja sekadar memegang tangan Ina, Regal tidak pernah.
Regal pernah sewaktu itu menggendong Ina ke UKS lantaran gadis itu pingsan saat kelas sepuluh.
"Udah gak papa Re! Dalam situasi genting seperti ini gak masalah!" lagi dan lagi Tamara berteriak.
Tamara memegang kepala Ina yang suhunya lumayan panas. Pipi Ina yang berisi menjadi sedikit tirus. Terlihat sekali bahwa Ina sedang pusing.
"Iya!" jawab Regal langsung menggendong Ina ke mobil Tamara yang jaraknya lumayan jauh dari danau.
Usai menaruh Ina di mobil, Regal menatap Tamara dan bertanya, "Ina mau dibawa ke rumah sakit atau nggak?"
Tamara menggeleng cepet. "Nggak, jangan."
"Nanti justeru semakin memperburuk suasana. Biar dokternya aja yang gue panggil," lanjut Tamara.
"Ina bakal gue bawa ke rumah. Papa lagi ke luar kota, dan Kakak gue juga masih kuliah," jelas Tamara.
"Oke. Yaudah sekarang biar gue yang nyetir. Lo jagain Ina di belakang," Regal langsung masuk ke dalam mobil tanpa persetujuan Tamara.
Tamara pun akhirnya menurut. Di dalam mobil, Tamara mengelus kepala Ina.
"Kasihan banget lo Nas," lirih Tamara yang masih Regal dengar tetapi Regal pura-pura tidak dengar.
"Gue yakin lo kuat," lanjutnya.
Regal mengehela nafas. Ini semua salahnya, jika saja dia tidak mengajak Ina ketemuan, mungkin Ina tidak akan seperti ini.
"Re?" panggil Tamara.
"Iya Tam."
Sebelum mengatakan maksudnya, Tamara berhenti sejenak.
KAMU SEDANG MEMBACA
Absurd [END]
Teen FictionAlangkah lebih baiknya follow dulu sebelum membaca yuk😝 "Cita-cita lo apa?" "Ngangkat derajat keluarga." "Hobby lo apa?" "Rebahan." Inasyha Taraquenza, si sulung dari keluarga TaraQueen. Memiliki hobby rebahan, dengan cita-cita setinggi awan. Inasy...