Bab 12

161 50 7
                                    

Mendengar penurutan Tamara, lantas Regal tercengang. Dan bertanya, "Gila aja udah SMK gak tahu barat timur."

"Gue gak bohong!" tegas Tamara.

"Kemarin Ina itu ke rumah gue buat belajar motherboard tapi dia nyasar. Gue udah bilang, dari Indomaret ke utara, ngikutin jalan aja lalu belok ke timur. Eh ternyata dia nyasar." Lanjut Tamara.

"Bego banget si lo. Google Maps buat apa coba?" cibir Regal.

Tamara tersenyum malu, lalu menjawab, "Batrei gue habis waktu itu."

Berdecak, Regal keluar tanpa menjawab Tamara. Sedangkan Tamara, langsung menaruh sapunya lalu mengejar Regal.

Di tempat lain, Ina tengah muter-muter kebingungan mencari perpustakaan.

"Akibat sekolah terlalu besar ya gini," ujarnya menyalahkan ukuran sekolahnya yang mencapai lima hektar.

"Kaki udah mau lepas banget gini gak nemu-nemu tuh perpustakaan." Lanjutnya lalu berhenti.

"Huahhhh," lagi dan lagi Ina menguap.

"Ngantuk banget."

Tamara dan Regal masih berusaha mencari keberadaan Ina. Gadis itu sangat payah. Sudah tidak tahu arah, di tambah hobby tidur pula.

"Yaudah kita mencar aja," intrupsi Regal yang diangguki Tamara.

Tamara mencari di sekitar area perpustakaan dan beberapa ruang lainnya. Namun, nihil tidak ada tanda-tanda Ina sama sekali.

Regal berhenti, berpikir kira-kira tempat mana yang menjadi pelabuhan Ina kala tersesat.

"Malu-maluin banget di sekolah sendiri tersesat. Ya emang sih besar banget nih sekolah di tambah masih baru jadi murid disini."

Regal nampak berpikir lebih keras, meskipun dia tidak tahu apakah memiliki otak atau tidak.

"Kala orang lelah karena tersesat, pasti dia nyari tempat untuk istirahat sejenak." Pikir Regal.

"Nah gue tahu," lanjutnya lalu berjalan dengan semangat.

Regal terus berjalan, dan kini sudah sampai di depan ruang uks sekolahnya.

Lumayan melelahkan, Regal baru menyadari sekolahnya terlalu besar. Untuk ukuran ruang uks saja melebihi besar kelasnya.

Regal membuka hati-hati pintu yang tadi sudah sedikit terbuka. Melangkah hati-hati dan benar dugaanya.

Ina tengah rebahan!

Regal menepuk dahinya, di saat dia dan Tamara pusing mencarinya, ternyata dia sedang asik dengan kegiatannya sendiri

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Regal menepuk dahinya, di saat dia dan Tamara pusing mencarinya, ternyata dia sedang asik dengan kegiatannya sendiri.

"Bangun gak lo," perintah Regal.

"Ngapain kesini?" tanya Ina heran.

"Kenapa tahu aku disini?" tanya nya lagi.

"Eh nanas! Lo tuh kebangeten banget yah. Gue sama Tamara pusing nyariin lo dan ternyata lo malah asik rebahan disini." Omel Regal tak terima.

"Siapa yang nyuruh nyariin?" sindir Ina.

"Kata Tamara lo gak tahu arah," tutur Regal.

"Iya emang tadi sempet nyasar si, eh tapi malah lihat ruang uks terbuka, ya udah masuk aja. Ada kesempatan kenapa gak di manfaatkan?" Ucap Ina santai.

"Nggak gini juga kali nas. Ini di sekolah, bukan rumah. Lo boleh-boleh aja rebahan tapi gak di sekolah juga. Terserah deh mau berapa jam rebahan di rumah, sampai gak bangun lagi juga gak papa." Jelas Regal panjang.

Ina kesal, acara rebahan paginya menjadi gagal karena si biskuit begal!

Gak bisa nih, mesti rebahan sekarang juga. Tulang udah meronta-ronta dari tadi.

"Terserah siapa?" tanya Ina.

"Gue. Udah sekarang ke kelas!" teriak Regal.

"Lo kok ngatur banget sih?" sarkas Ina.

Regal mendengus kasar, kemudian mengatakan, "Lo mau banggain keluarga lo kan? Mau jadi apa kalo hidup lo cuman di isi dengan rebahan?"

Ina sangat tertusuk dengan ucapan Regal, lalu dia pun bangkit. Mulai berjalan tanpa melihat Regal sedikit pun.

Di depan pintu, Ina berpikir dia harus kemana sekarang? Kanan, kini, atau lurus?

"Kenapa? Gak tahu arah kelas?"












Hai
Makasih yah udah sempetin baca cerita ini.
Maaf hari ini cuman sedikit, tapi tenang setiap hari aku up kok, hari ini lagi sibuk aja hehehe.

-Anya

Absurd [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang