Ayo, terus berdoa untuk kebaikan tokoh kesayangan kamu yak hahahaha.
Hanya ingin menyampaikan bahwa hakikatnya dalam hidup adalah tidak selamanya kita memiliki apa yang kita inginkan.
Ada kalanya kita harus melepaskan meskipun dengan perasaan yang tak tertahan.
Selamat membaca♡
♡♡♡♡♡
Esok paginya, Ina dan Tamara bersiap kembali ke Jakarta. Tentunya Tamara sudah membeli tiket untuk keberangkatannya bersama Ina dan kedua bodyguard.
"Bunda, Papi, Oma, Opa, Kak Satria, dan Regal kami pamit ke Jakarta yah. Terima kasih atas semuanya, salam rindu," pamit Tamara, Ina masih dengan tatapan kosongnya.
Regal pun diam, tidak mau makan atau pun minum sedari malam.
"Iya hati-hati yah sayang. Maaf Bunda gak bisa antar sampai ke Bandara, nanti di malam pertunangan Regal kalian datang yah," ujar Bunda begitu menusuk di hati Ina.
Menyalami semuanya, terakhir Ina berbisik di telinga Regal, "Semoga bahagia."
Semua bisa melihat saat Ina membisikkan sesuatu kepada Regal termasuk Bunda, tetapi Bunda tetaplah Bunda yang tidak akan melanggar janjinya.
Regal tersenyum paksa lalu mengatakan, "Hati-hati Nanas kesayangan."
Entah mengapa kalimat itu terasa begitu menusuk di relung hati Ina.
Melambaikan tangan, Ina dan Tamara pergi bersama kedua bodyguard Tamara.
Saat Ina dan Tamara tidur di rumah Regal, kedua bodyguard Tamara menyewa kamar kost.
Pergi dengan hati yang tak pernah utuh kembali, Regal hanya bisa terdiam.
Menuruti Bunda untuk menikah dengan Sindi adalah sebuah keputusan yang Regal tidak bisa hindari.
Semalam Bunda bilang, jika Regal menolak perjodohan ini maka Regal tidak akan pernah dianggap menjadi anaknya lagi.
"Regal gak mau makan," katanya mengingat kalimat itu. Melangkah pergi ke belakang, padahal Regal hendak mengejar Ina.
Regal berlari cukup kencang, sayangnya Ina dan Tamara sudah tidak terlihat lagi.
Mungkin, mereka sudah jalan menuju Bandara.
"Nas, gue mohon jangan tinggalin gue," lirih Regal menoleh ke segala arah menjadi pemilik hatinya.
"Gue hancur Nas, hancur sehancur-hancurnya," lanjutnya menatap langit yang hari ini terlihat cukup mendung.
"Gue terpaksa banget nerima ini semua Nas."
****
Beberapa jam perjalanan, Ina telah sampai di rumahnya. Langkahnya gontai dengan mata yang sangat terlihat kurang tidur.
Tamara menghantarkan Ina sampai di rumahnya.
Tamara yang mengetuk pintu sembari mengucapkan salam, "Assalamualaikum."
KAMU SEDANG MEMBACA
Absurd [END]
Teen FictionAlangkah lebih baiknya follow dulu sebelum membaca yuk😝 "Cita-cita lo apa?" "Ngangkat derajat keluarga." "Hobby lo apa?" "Rebahan." Inasyha Taraquenza, si sulung dari keluarga TaraQueen. Memiliki hobby rebahan, dengan cita-cita setinggi awan. Inasy...