Bab 79

115 36 5
                                    

Awalnya gak mau update dulu, hhehee tapi karena gabut yaudah deh update.

Hm, Makasih sebelumnya.

♡♡♡♡♡

Regal terpental cukup jauh, Bunda dapat melihat jelas bagaimana tadi kepala Regal yang terbentur sangat keras dengan bagian depan truk.

"REGAL!" teriak Bunda langsung keluar dari mobilnya dengan derai air mata yang terus mengalir.

"CEPETAN KELUAR!" teriak Rendi, sahabatnya sempat tercengang benar-benar melihat Regal yang kecelakaan.

Sedangkan di tempat lain, Ina baru saja menyelesaikan lagunya. Mendapatkan tepukan meriah dari para pengunjung cafe, namun Ina justeru mendadak perasaannya tidak karuan.

"Na, kok muka lo pucat gitu sih?" tanya Tamara usai Ina kembali bersama dirinya.

"Nggak papa kok," jawab Ina berusaha menyembunyikan perasaannya.

Regal tengah tidak berdaya dengan lumuran darah di sekujur tubuhnya.

"Regal! Bangun Regal! Ini Bunda!" teriak Bunda sekuat tenaga.

Setelah menabrak Regal, sopir truk itu kabur begitu saja tanpa rasa bersalah.

Memang, Regal juga bersalah dalam hal ini. Cowok itu terus menerus menoleh ke belakang hingga tidak fokus ke jalanan.

"CEPAT HUBUNGI AMBULANCE!" Rendi menepuk tangannya agar semua sahabatnya tersadar, Rendi akui dirinya juga kaget setengah mati melihat ini semua.

Hanin cepat-cepat mengangguk dan langsung menghubungi pihak rumah sakit agar segera mengirimkan ambulance.

Sukma sendiri bingung harus bagaimana. Apakah Ina harus diberi tahu tentang ini?

"Regal, bangun sayang," kata Bunda sembari mengecup kepala putra kesayangannya.

Menepiskan rasa bingung, Sukma mengambil ponselnya dan mengirimkan Ina pesan, bukan hanya Ina, Tamara pun Sukma kabarkan.

Ina dan Tamara mendapatkan pesan itu bersamaan, keduanya saling pandang dengan perasaan campur aduk.

"N-ngak m-ungkin," lirih Ina, dunianya seakan runtuh mendengar Regal kabur dari pertunangan dan berakhir dengan kecelakaan.

"Nggak mungkin!" teriak Ina menangis di tempat. Teriakan Ina cukup mendatangkan perhatian dari para pengunjung.

Tamara pun lemas dan kaget, tetapi gadis itu masih bisa berpikir jernih.

Tamara menarik Ina. "Kak!"

Tamara menoleh, dia melupakan Reyna. "Mau ke mana?"

Tamara bimbang, apakah Reyna juga harus ia bawa? Jika tidak, maka Reyna bisa bingung menunggu mereka.

"Cepat ke mobil Kakak sekarang!" teriak Tamara, Reyna menurut saja dan langsung menuju mobil Tamara.

Ina masih saja terisak, gadis itu sudah memikirkan yang tidak-tidak dengan Regal.

Dengan kecepatan penuh, Tamara menginjak gas dengan perasan kalut.

Absurd [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang