Ina masih saja mondar-mandir memikirkan arti dari surat itu. Dia hampir menyerah karena ini terlalu sulit.
"Gue coba tanya Zidan aja, barangkali ada klu di sebalik kertas itu," kata Ina lalu mengirimkan pesan kepada Zidan.
Zidan pun masih sama dengan Ina. Membaca berulang-ulang surat itu namun tak kunjung ia temukan artinya.
"Klu?" gumam Zidan membaca pesan Ina.
Zidan pun memutar kertas itu ke segala arah. Dan begitu mengejutkan, di bawah pojok kanan terdapat tulisan kecil menggunakan pensil.
"Tempat beserta namanya dan waktu," lirih Zidan membaca tulisan kecil itu.
"Kenapa gue baru sadar ada klunya?" tanya Zidan kepada diri sendiri.
Tanpa pikir panjang, Zidan langsung memfoto tulisan kecil itu.
Ina pun dengan cepat membaca foto yang Zidan kirimkan.
"Hm, oke coba pikir dimana banyak orang bergandengan tangan?" tanya Ina sendiri.
"Jalan raya? Iya bisa jadi! Karena hanya di jalan raya lah orang pada bergandengan tangan jika ingin menyebrangi jalan," lanjut Ina senang.
Ina akhirnya menghela nafas terlebih dahulu untuk melanjutkan kalimat kedua dari surat itu.
"Mau tidur dulu lah, ngantuk," katanya tidak jadi melanjutkan.
***
Esok harinya, Ina sudah mengundang Tamara untuk ke rumahnya membahas surat dari peneror.
"Jadi, kalimat pertama itu maksudnya jalan raya?" tanya Tamara meyakinkan.
"Iya, dimana lagi coba orang pada bergandengan tangan," jawab Ina yakin.
Tamara diam, berusaha mencerna kalimat kedua. Gadis itu memiliki kecerdasan yang hampir sama dengan Ina.
"Gue tahu," heboh Tamara.
"Apa????" jawab Ina penasaran.
"Menanti cahaya setelah kegelapan menyerta. Berarti maksudnya habis gelap terbitlah terang kan? Dan buku itu ditulis oleh R.A.Kartini," jelas Tamara kepada Ina.
"Jadi, kalimat pertama dan kedua jika digabungkan menjadi Jl. Raya Kartini," lanjut Tamara cerdas.
"Benar Tam! Gila lo cerdas juga," kata Ina.
"Iya dong, gue gitu. Sekarang tinggal kalimat terakhir," ucap Tamara.
"Aku, dengan sujud yang penuh dosa. Artinya solat. Berarti solat tahajud gitu? Biasanya orang kalo solat tahajud itu lagi meminta ampunan atas dosanya atau lagi minta sesuatu," jelas Ina bingung.
"Iya bener berarti waktu solat tahajud. Gila si ini siapa si yang ngirim, kayaknya cerdas tuh orang," sahut Tamara.
"Tahajud puncaknya jam berapa?" tanya Tamara kemudian.
"01.00 dini hari," jawab Ina.
"Oke berarti dari semuanya kita dapat simpulkan Jl. Raya Kartini pukul 01.00 dini hari," kata Tamara senang.
"Sebentar, jalan Kartini bukannya deket sama SMK kita?" tanya Ina mengingat.
"Lahiya kok bisa ya?" jawab Tamara ikut bingung.
Ina memegangi kepalanya. Masa bodo dengan jalan itu yang terpenting sekarang dia harus mengirim pesan kepada Zidan.
Arti dari kiasan itu adalah Jl. Raya Kartini pukul 01.00 dini hari. Dari kalimat pertama dituliskan bergandengan tangan. Dimana lagi tempat orang bergandengan tangan jika bukan di jalan raya ketika akan menyebrang jalan. Kedua menanti cahaya setelah kegelapan menyerta. Artinya habis gelap terbitlah terang, dan buku itu ditulis oleh R.A.Kartini, terakhir aku dengan sujud yang penuh dosa. Itu artinya diwaktu solat tahajud, dan puncaknya adalah pukul 01.00 dini hari.
Zidan pun langsung membaca pesan itu. Benar sekali jika dipikirkan, sekarang waktunya memberitahu Reyna.
"Rey, gue udah tahu arti surat itu," kata Zidan menghampiri Reyna yang sedang asik menonton televisi.
"Apa?" jawab Reyna, Zidan pun menjelaskan persis seperti yang Ina kirimkan.
Reyna termenung, dia masih ingat sekali jalan itu dekat dengan sekolahnya. Siapa sang pengirim surat itu? Apakah sahabatnya?
"Jadi, gue harus kesana jam segitu?" tanya Reyna sedikit takut.
"Iya, nggak papa kan ada gue," jawab Zidan tersenyum.
"Tapi, ini udah hari ke berapa dari surat itu dikirim. Apa mungkin nanti malam kita menemukan susuatu disana?" kata Reyna pasrah.
"Gak papa coba aja, yang namanya peneror bakal coba seribu cara agar terornya sampai kepada orang yang dia incar," jelas Zidan ada benarnya.
"Gue takut Zi," cemas Reyna.
Zidan tersenyum lagi, dalam hati Zidan, Reyna pantas mendapatkan ini. Selama ini dia selalu meneror kakaknya sendiri, dan mungkin ini adalah salah satu karmanya.
"Gak papa, ada gue," kata Zidan menenangkan.
Di tempat lain Ina sudah mendapatkan balasan dari Zidan bahwa Reyna malam ini juga akan mendatangi tempat itu bersama dengan Zidan.
"Kita tetap awasi Reyna ya Tam," ujar Ina.
"Siap."
Lagi pengen cepet up biar cepet tamat hahahaa.
Tenang, bakal saya jelaskan semuanya satu persatu kok. Kalian tinggal menghargai saja yak wkwkwkw.
Terima kasih sebelumnya, Anya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Absurd [END]
Teen FictionAlangkah lebih baiknya follow dulu sebelum membaca yuk😝 "Cita-cita lo apa?" "Ngangkat derajat keluarga." "Hobby lo apa?" "Rebahan." Inasyha Taraquenza, si sulung dari keluarga TaraQueen. Memiliki hobby rebahan, dengan cita-cita setinggi awan. Inasy...