Bab 10

166 57 0
                                    

Tamara yang sedang bersama Ina, buru-buru ke rumah Regal lantaran kabar dari Rendi.

"Na, gawat Na," teriak Tamara mengejutkan Ina.

"Hm," jawab Ina masih sibuk dengan papan motherboard milik kakak Tamara.

Mendengus, Tamara menarik Ina dan berkata, "Santai amat si lo, itu tuh si Regal."

"Regal? Kenapa dia?" tanya Ina, kepo bukan perduli.

"Dia makan jamur magic mushroom." Ujar Tamara khawatir.

"Terus? Yaudah lah biarin, jamur aja kok ribut," jawab Ina masih sangat santai.

Tamara menganga melihat Ina begitu tenangnya saat temannya sedang gila disana.

"Lo tahu gak sih jamur itu jamur apa?" tanya Tamara kesal.

"Tahu lah, jamur y-ya jamur lah." Ina enggan membahas jamur itu, lebih baik bermain motherboard. Biar makin Pinter dan punya sesuatu yang bisa dibanggakan.

Tamara menghembuskan nafas dan menjelaskan,

"Magic mushroom adalah sebutan bagi kira-kira 75 spesies jamur liar yang mengandung zat kimia alami bernama psilosibin. Jamur-jamur tersebut biasanya tumbuh di kotoran hewan ternak seperti sapi dan kerbau. Kandungan zat psilosibin inilah yang dicari karena bisa menyebabkan sensasi tertentu yang intens, tergantung pada kondisi psikologis orang yang mengonsumsinya."

Ina menganga melihat Tamara begitu pandainya menjelaskan jamur aneh itu. Masih tidak mengerti, Ina mengedipkan matanya berulang-ulang.

"Tam-"

"Pasalnya, psilosibin akan langsung menyerang sel-sel dan sistem otak. Akibatnya, oksigen pun jadi terhambat untuk masuk ke otak. Hal ini membuat kerja otak jadi lebih lambat. Maka itu, akan merasakan efek-efek yang tidak wajar setelah mengonsumsinya." Lanjut Tamara.

"Jadi, orang yang makan jamur itu bisa halusinasi tinggi," jelas Tamara.

"Contohnya?" tanya Ina.

"Ikut aja biar liat secara langsung," jawab Tamara menarik tangan Ina.

Ina sebenarnya sangat malas untuk ke rumah Regal, oh ayolah! Lebih enak rebahan.

Begal!

Menurut, Ina pun terpaksa duduk di motor Tamara yang berwarna hitam.

Memakai helm, keduanya melaju di atas rata-rata.

Takut, Ina berteriak, "Tamara jangan ngebut-ngebut."

"Apa?" tanya Tamara tak kalah berteriak.

"Jangan ngebut," jawab Ina lebih keras.

"Gue gak kentut," ujar Tamara.

Semua orang budeg jika di atas motor, oke Inasyha sabar.

"Siapa yang bilang kamu kentut. Jangan ngebuttt," lagi, Ina mengeraskan suaranya.

"Apa sih gue gak denger," teriak Tamara.

Ina sabar, sabar dan sabar. Bagaimana tidak sabar jika Tamara saja tidak bisa mendengar apa yang dia minta.

Tamara sangat gila dalam mengendarai selesa motor, lihat sampai wajah Ina kini tidak berbentuk.

Tamara sangat gila dalam mengendarai selesa motor, lihat sampai wajah Ina kini tidak berbentuk

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Absurd [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang