Bab 74 [2]

86 32 2
                                    

Masih part 74 tapi ini tadi ketinggalan hehehe.

♡♡♡♡♡

Ina dan Tamara tidur, sedangkan Regal mondar-mandir tidak karuan.

"Ape kitak buat tu?" tanya Omah dengan bahasa Pontianaknya.

Regal berusaha mengingat arti dari pertanyaan Omah tadi.

Meskipun Bunda dilahirkan di Pontianak, tapi Bunda dibesarkan di Jakarta hingga usia Regal sembilan belas tahun.

Maklum saja jika Bunda sudah sedikit lupa dengan bahasa Pontianak.

"Apa yang lo lakuin," kata Satria seperti tahu Regal kebingungan dengan bahasa Omah.

Regal sangat jarang ke Pontianak. Mungkin satu tahun sekali itu pun jika lebaran tiba.

"Nggak ada Omah," jawab Regal memilih tetap bahasa Indonesia.

"Jawak," kata Omah selanjutnya. Regal tentu tidak tahu maksudnya, sedangkan Satria ngakak.

"Apa sih Kak? Kok ngakak," kata Regal resah.

"Itu artinya lo manja, banyak tingkah," jawab Satria tertawa.

Bunda kemudian datang.

"Bunda, Omah dibilangin dong jangan pake bahasa Pontianak, Regal mana ngerti," rengek Regal. Inilah mengapa sang Omah mengatakan Regal manja.

"Merepek," sekarang Opah yang berbicara.

Satria lagi-lagi tertawa melihat raut bingung Regal.

"Banyak omongnya," sahut Satria akhirnya.

"Banyak omongnya apa sih Opa? Regal gak tahu nih kalian ngomong apa," ujar Regal pusing.

"Hahahaha, iya Bunda aja udah lupa Re. Omah, Opa, pakai bahasa Indonesia saja yah? Nanti malam juga, sama tamu kita juga mereka udah Bunda bilangin biar pake bahasa Indonesia saja," tutur Bunda.

"Nanti malam? Mau apa Bunda?" tanya Regal sedikit bingung.

"Makan malam," jawab Bunda tidak meyakinkan.

Raut wajah mereka berubah. Regal dapat melihat itu, sepertinya ada yang tidak beres.

Ada apa sih sebenarnya? Kok aneh. Batin Regal merasakan sesuatu yang tidak beres.

Absurd [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang