Bab 71

106 33 7
                                    

Announcement cerita ini menuju ending. Ayo siapkan hati bila perlu tisu untuk part2 selanjutnya.

Jika kamu menyukai cerita ini, mungkin kamu bisa suka cerita cinta saya yang lain.

Seperti Man Min True Love dan Sepucuk Cinta Di Atas Rembulan. Tapi, Sepucuk Cinta Di Atas Rembulan belum saya publish yak wkwkwk.

Man Min True Love sudah saya publish dan Insha Allah mau saya seriuskan, karena kasihan selalu saya sisihkan demi cerita ini wkwkwkw.

Di Man Min True Love setiap partnya ada quotesnya yah.

Oke, Selamat membaca.

♡♡♡♡♡





Mendengar pertanyaan itu, Reyna tersenyum pahit. Sejujurnya dia belum bisa melupakan Regal sepenuhnya, tetapi mengingat apa yang telah dia lakukan selama ini, akhirnya ikhlas.

"Iya Kak, kita putus. Bahagia selalu yah," kata Reyna pasrah.

"Gue juga Re, tapi gue pengen nampar lo boleh gak si? Tega banget ya lo bikin sahabat gue nangis terus gara-gara kelakuan lo itu?" timpal Tamara yang sedari tadi sudah sangat ingin menampar Regal.

Regal hanya terkekeh, Tamara masih suka ngegas seperti dulu ternyata.

"Sorry Tam," jawab Regal santai.

"Regal, emang gak bisa nunggu orang tua kamu pulang saja?" tanya Ibu sebenarnya setengah tidak setuju.

"Ehm, kayaknya harus kesana Bu, soalnya mereka pengen ketemu Regal, awalnya marah karena Regal putuskan tidak ke Pontianak waktu itu. Tapi setelah tahu Regal selamat, mereka menangis dan berterima kasih atas keputusan Regal," jelas Regal dengan tatapannya yang sendu.

"Baiklah jika itu keputusanmu. Tapi Bapak minta Tamara ikut," pesan Bapak.

"Siap Pak."

*****

Malam telah datang, Ina menghela nafas lalu membuka ponselnya.

Jomblo Semua

Rendi:|| Selamat pagi, siang, sore, malam kapan pun Anda membaca pesan ini. Untuk Ina, mungkin lo udah tahu peristiwa yang menimpa Regal. Turut berduka cita, jujur gue dan Putra baru tahu tentang ini dari Kevin karena setelah lulus kita sibuk kuliah masing-masing. Gue mau bilang, dikarenakan besok ultah Regal, gue mau ngajak kalian semua untuk mendoakan Regal di basecamp milik Regal yang biasa kita gunakan untuk kumpul. Gue harap kalian bisa ini semua demi sahabat kita semua, Regaldhino Dwimasatya. Semoga Regal tenang disana dan segala dosanya diampuni.

Membaca pesan itu, Ina tertawa begitu lepas. Mereka tidak tahu saja jika Regal masih hidup.

Sukma: || Sebentar, emang Regal kenapa?

Hanin: || 2

Kevin :|| Regal salah satu penumpang di pesawat yang jatuh kemarin.

Sukma: || Innalilahi wainailaihirojiun.

Hanin: || Astafirullah.

Rendi:|| Besok diusahakan bisa semuanya yah, baik itu Ina, Tamara, Sukma, Hanin, Kevin, Putra dan tentunya gue. Dikarenakan jazad Regal entah dimana jadi kita doakan di tempat biasa saja.

Sukma: || Oke gue usahakan.

Hanin: || 3

Putra: || 4

Kevin: || 5

TimTam:|| 6

7 ||

"Hahahaa gila banget deh, tapi gue punya rencana nih buat kerjain mereka semua, gue ajak Tamara ah," Ina terkekeh lalu mengirimkan pesan kepada Tamara.

Esok paginya, Ina dan semua sahabatnya sudah berkumpul di tempat yang dimaksud.

Ina tentu sudah meminta izin kepada keluarganya, dan berangkat bersama Tamara.

"Gue gak nyangka banget Regal bakal ninggalin kita secepat ini," ujar Rendi sangat terlihat bahwa dia begitu kehilangan.

"Iya gue juga, terakhir gue lihat waktu acara perpisahan dia lari-lari keluar sekolah entah mau ngejar apa, gue panggil-panggil gak nyaut," timpal Sukma turut sedih.

Ina dan Tamara sudah mesem-mesem tidak karuan.

"Ngomong-ngomong lo tahu dari mana Vin kabar ini?" tanya Rendi kepada Kevin.

"Gue," jawab Ina menyelamatkan Kevin. Karena sebenarnya Kevin tahu dari Reyna sewaktu Reyna mengajak kerjasama kembali.

Kevin juga sudah minta maaf kepada Ina dan berjanji tidak akan mengulangi hal itu lagi. Kevin sangat merasa bersalah atas peristiwa yang menimpa Regal.

Jika saja dia tidak merusak semuanya, mungkin Regal tidak akan berangkat. Begitu pikirnya.

"Ayo kita doakan Regal. Berdoa menurut agama dan kepercayaan masing-masing, dimulai," perintah Rendi lalu semuanya menunduk membacakan doa untuk sahabat mereka.

"Berdoa selesai," semuanya kembali mengangkat kepalanya.

"Di hari ultah Regal yang ke sembilan belas tahun, gue punya kejutan untuk kalian semua," ucap Ina sedikit membuat heran.

"Kan yang ultah Regal, kenapa yang dikasih kejutan kita?" protes Sukma.

"Yaelah tinggal terima aja udah," tangkas Tamara. Tamara sudah sangat ingin melihat raut wajah mereka jika mendapatkan kejutan ini.

"Yaudah, mana kejutannya?" tanya Sukma.

Ina mengangguk, lalu menepuk kedua tangannya persis seperti waktu itu.

"Selamat pagi semuanya," sapa Regal begitu damai.





Ststststs mau tamat tapi masih ada konflik lagi untuk menyanyat-nyayat hati ini.

Terima kasih karena setia dengan cerita ini.

Bila perlu bantu promosi yuk biar banyak yang baper dengan Ina dan Regal.

Salam cinta, Anya.

Absurd [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang