Bab 55

101 36 5
                                    

Ina tercengang, menoleh ke belakang ada Reyna dengan mata tajamnya. Ina bingung, harus bagaimana sekarang.

"Jahat banget kalian," kata Reyna selanjutnya.

"Lebih jahat mana dari lo sendiri?" tanya Tamara begitu santai.

Tamara memang terkejut, namun tetap tenang agar semuanya tidak terbongkar.

Meskipun satu rahasia tentang Regal sudah Reyna ketahui.

"Ck, gue kasihan ajah sama orang-orang kok mudah banget ketipu sama lo," lanjut Tamara.

Ina hanya diam, dia dalam posisi serba salah sekarang. Ingin sekali dia membela Tamara, namun Reyna juga adiknya. Yang pasti gadis itu akan mengadu domba lagi kepada keluarganya jika Ina membela Tamara.

"Gue akan kasih satu semua orang tentang pacar gue," ujar Reyna sendu.

"Pantesan selama ini susah banget dihubungin, semua akun media sosialnya gak aktif, ternyata Kak Regal jadi salah satu korban pesawat itu," lanjut Reyna berkaca-kaca.

Ina pun sangat sedih, terlebih sebelum kepergian Regal cowok itu cukup memberi luka yang lara dihatinya.

"Dan teganya kalian rahasiakan ini dari gue! Gue yang jelas-jelas pacarnya!" teriak Reyna.

Zidan datang, wajahnya terlihat merasa bersalah karena sudah lengah.

"Rey, kenapa?" tanya Zidan menenangkan Reyna.

Zidan masih berpura-pura tidak mengenal Ina dan Tamara. Padahal, ketiganya yang sudah menyusun rencana ini.

"Ini, mereka jahat banget sama gue," jawab Reyna menunjuk ke arah Ina dan Tamara.

Ina masih diam, sudah lelah melihat tingkah laku adiknya yang entah sampai kapan akan seperti itu.

Tamara menghela nafas, "Oh jadi ini pacar baru lo? Ck, ngakunya aja sedih ditinggal Regal, tapi kenyataannya seneng kan?"

Ina tersenyum, kagum juga terhadap sahabatnya itu. Ternyata Tamara juga memiliki mulut yang tidak mau kalah dalam berbicara.

"Ini bukan pacar gue," bela Reyna.

Zidan menatap Reyna seakan meminta penjelasan. Padahal di dalam hatinya, Zidan begitu jijik dengan Reyna.

"Sekarang juga gue bakal bilang sama semuanya tentang Kak Regal, siap-siap aja kalian disalahkan karena menyembunyikan ini semua," setelah itu Reyna pergi dengan hentakan kakinya.

Ina gelisah, bagaimana jika Reyna benar-benar memberitahu kepada keluarganya tentang kebohongan yang dia buat?

"Tam, gimana ini," Ina cemas sekali wajahnya.

Tamara tersenyum, "Tenang aja, lo kan tahu kalo keluarga lo udah gak suka sama Regal, jika Reyna mengatakan kita bohong tentang kabar pacarnya, otomatis semua anggota keluarga lo tahu kalau selama ini Reyna pacaran sama Regal."

Ina mengangguk, benar juga ucapan Tamara. Ternyata Tamara begitu cerdas dalam menghadapi masalah, bahkan Ina saja kalah.

"Reyna selalu mengadu domba keluarga lo agar lo gak bisa bersatu sama Regal, dia jelek-jelekin Regal, eh tahunya dia sendiri yang pacaran sama Regal. Bodoh gak tuh?" lanjut Tamara tertawa.

Zidan ikut tertawa, merasa kagum dengan otak Tamara.

"Sekarang waktu yang tepat untuk membongkar kelakuan Reyna selama ini. Ayo, kita jangan kalah! Dia bongkar rahasia kita, kita bongkar balik!" kata Tamara menggebu-gebu.

Ina langsung memeluk sahabatnya itu, sangat berterima kasih atas semua bantuannya. Jika tidak ada Tamara, entah sudah menjadi apa seorang Ina.

"Sama-sama," kata Tamara sebelum Ina mengatakan terima kasih.

"Gue udah apal banget sama tingkah lo, apa-apa makasih, apa-apa minta maaf, santai aja kali Na," lanjut Tamara.

Ina melepaskan pelukannya, terkekeh.

Zidan juga ikut tertawa, baru kali ini dia melihat persahabatan antara perempuan begitu hebat.

Biasanya sahabat tidak sampai seperti Ina dan Tamara. Keduanya sama-sama menguatkan dan sama-sama membantu.

Ina pun berjanji, setelah semuanya selesai gadis itu akan membantu masalah Tamara.

"Yuk, sekarang kita berangkat ke rumah lo. Zidan lo juga ikut sebagai saksi. Semuanya siap?" terang Tamara.

"SIAP!"









Hai
Yuk berteman dengan saya di instagram: AdeniaAdenium

Sudah pasti saya follback apalagi untuk pembaca setia cerita ini.

Saya hafal nama2 kalian!

Love you, terima kasih.

Anya.

Absurd [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang