Selamat menjalankan ibadah puasa bagi yang menjalankan.
Selamat membaca di cerita membosankan ini wkwkwkw.
Part kali ini lumayan panjang.
♡♡♡♡
Ina tertawa, Regal ini memang tidak pernah berubah. Sifat tengil dan menyebalkannya masih lekat di dalam dirinya. Namun, justeru itu yang Ina rindukan.
"Oh ya, di surat teror itu kok kayak bukan tulisan lo Re?" tanya Ina baru menyadari akan hal itu.
"Ya tentu dong, gue suruh orang buat nulis. Yakali tulisan gue, yang ada lo sadar karena sama kayak di surat botol," jelas Regal lagi-lagi tertawa.
"Cerdas banget," puji Ina, sebenarnya kesal.
"Jelas dong, gue. Ayo pake liontinnya," Regal hendak memakaikan liontin itu di leher Ina.
"Jangan dong, nanti semua orang tanya ini dari siapa. Gimana si lo," jawab Ina tidak mau.
"Hm," hanya itu yang Regal jawab.
"Besok bawa gue di semua keluarga lo yah? Dengan Tamara dan Zidan juga," pinta Regal mulai serius.
"Lo kenal Zidan?" jawab Ina kaget.
"Tahu lah, gue kan mata-matain lo terus. Lo nya aja yang gak sadar," pantas saja selama ini Ina merasa ada yang mengawasi. Namun Ina tidak pernah memergoki Regal. Cerdas sekali cowok itu.
"Oke, besok di rumah gue. Gue kumpulkan semuanya, nanti lo diem-diem sembunyi dulu, setelah gue kasih aba-aba, lo masuk," jelas Ina mengatur agar pertemuan ini sedikit mengejutkan.
"Oke. Yaudah yuk gue anter pulang, udah malem loh Nas," Regal mengkhawatirkan Ina jika cewek itu ketahuan pergi malam lagi.
"Gue pulang sendiri aja," kata Ina yakin.
"Enggak pokoknya gue anter," kekeh Regal.
"Nggak mau, gue bisa pulang sendiri. Lagian nanti kalo ada yang lihat lo kan bahaya," Ina tetap pada pendiriannya.
"Enggak pokoknya gue anter, gak usah rewel," setelah mengatakan itu sebuah mobil datang.
"Naik," ucap Regal tegas.
"Nggak usah ngeyel Nas, udah malem dan lo perempuan, gue takut lo kenapa-napa," Regal menatap Ina lembut.
"Iya begal," jawab Ina pasrah lalu masuk ke dalam mobil.
Untung saja sewaktu berangkat Ina menggunakan ojek, jika tidak pasti merepotkan.
"Udah, sampe sini aja," kata Ina.
"Yakin lo?" tanya Regal cemas. Mendengar itu, sang sopir tersenyum. Mungkin saja dia mengingat masa mudanya yang manis.
"Terima kasih," Ina mengatakan itu tepat di telinga Regal. Ina pergi, Regal diam terpesona dengan suara lembut milik Ina.
"Hat-" baru saja ingin mengatakan hati-hati ternyata Ina sudah memasuki gangnya.
Regal tersipu, bisa-bisanya dia baper dengan mantan musuhnya yang sekarang sudah menjadi pemilik hatinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Absurd [END]
Teen FictionAlangkah lebih baiknya follow dulu sebelum membaca yuk😝 "Cita-cita lo apa?" "Ngangkat derajat keluarga." "Hobby lo apa?" "Rebahan." Inasyha Taraquenza, si sulung dari keluarga TaraQueen. Memiliki hobby rebahan, dengan cita-cita setinggi awan. Inasy...