PART 41

109 4 1
                                    

Sementara di dalam mobil Alvaro tengah memikirkan bagaimana caranya agar ia dapat membongkar semua kebusukan Aurel yang membuat Airin di benci oleh keluarganya sendiri bahkan sampai tega merusak hubungan Airin dengan Rafael.

Alvaro juga marah karena Rafael dengan seenaknya percaya dengan omongan busuk Aurel yang menuduh Airin berselingkuh dengannya.

Alvaro juga sebenarnya cemburu saat melihat Rafael sedang berbicara dengan Airin di acara tadi. Entah mengapa ia tidak ingin Airin balik lagi sama cowok yang sudah menyia-nyiakannya.

Alvaro berfikir bagaimana jika Rafael akan mengejar Airin kembali dan memperjuangkan Airin? Alvaro menggelengkan kepalanya, dia tidak mau jika Airin sampai balikan lagi sama cowok sialan itu. Airin hanya milik dia, milik Alvaro Daniel Dirgantara.

"Gue yakin suatu saat nanti pasti kebusukan lo bakalan terungkap Aurel." ucap Alvaro sembari meremas setir mobilnya.

Tak lama kemudian mobilnya sudah masuk di halaman rumahnya, Alvaro bergegas keluar dan masuk ke dalam rumah untuk mengistirahatkan tubuhnya.

Alvaro melihat kalau suasana rumahnya begitu sepi, hanya ada beberapa pembantu saja yang masih terlihat sedang membersihkan dapur. Mungkin kedua orang tuanya sudah beristirahat.

Sampainya di kamar Alvaro langsung membuka tuxedo yang di pakai dan di buang di sembarang arah. Lalu membaringkan tubuhnya di tempat tidur. Hanya beberap menit kemudian pemuda tampan itu sudah terlelap saking merasa lelah.

Keesokan harinya Alvaro sudah terbangun dan melihat jam ternyata sudah jam 06:00. Dia segera bangun dan berjalan ke kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya, karena semalam ia sempat tidak membersihkan tubuhnya sebelum tidur.

Selesai dengan semuanya Alvaro turun ke bawah untuk sarapan pagi.

"Pagi sayang, tumben kamu bangun sepagi ini," ucap sang mama.

"Bagaimana sekolah kamu, Al?" suara bariton itu tengah bertanya pada Alvaro.

"Baik Pa," sahut Alvaro lalu memakan roti yang sudah di beri selai.

"Pa, kalian tau gak kalau Mama kemarin hampir kena jampret tapu untung pelakunya sudah langsung di kejar warga," ucap sang mama yang membuat kedua pria itu menatapnya dengan tatapan terkejut.

"Apa? tapi Mama gak apa-apakan?" tanya sang suami.

"Apa Mama terluka?" tanya Alvaro cemas.

"Kalian tenang dulu, mama belum selesai cerita loh langsung main potong aja." ujar sang mama.

"Jadi Mama kemarin hampir kena jamret untung saja warga disana segera membantu Mama, dan langsung melaporkan orang itu ke polisi. Tapi yang bikin Mama senang itu ada seorang gadis yang sudah membantu mama dan dia sempat mentraktir Mama kemarin. Gadis itu juga mengantar Mama pulang karena takut terjadi apa-apa sama Mama," jelas sang mama tersenyum.

"Mama gak nyangka ternyata masih ada gadis sebaik dan secantiknya, Andai saja Mama mempunyai calon menantu seperti dia. Pasti Mama sangat bersyukur," ucap mama Alvaro kembali sembari memberikan kode pada putranya.

Alvaro dan ayahnya yang penasaran siapa gadis yang telah membantu ibu Sri akhirnya menanyakan siapa nama gadia itu.

"Siapa nama gadis itu, Ma?" tanya sang suami.

"Betul, namanya siapa Ma?" tanya Alvaro juga.

"Aduh ... Mama lupa untuk nanyain siapa namanya karena Mama sudah keasikan mengobrol sama dia dan Mama juga lupa untuk berterima kasih pada gadis cantik itu," ucap sang mama.

"Ya sudah, mudah-mudah kita di pertemukan lagi sama gadis baik hati sepertinya." ucap sang ayah.

Lalu mereka melanjutkan sarapan paginya, dan tak lama Alvaro bersama ayahnya sudah berpamitan pada ibu Sri.

Saat ini Alvaro sudah sampai di sekolah, dia berjalan menuju kelas dengan gayanya yang cool dan juga tanpa ekspresi di wajahnya. Alvaro berjalan menuju kelas menghiraukan semua bisikan-bisikan yang tengah memujinya.

Sampai di kelas dia segera duduk di tempat duduknya, tak lama Julian, Rizky dan Frans menghampirinya.

"Bro, gue mau nanya soal cewek yang semalam lo ajak ke acara Bella," ucap Rizky.

Julian dan Frans hanya menatap Rizky dan menunggu jawaban dari Alvaro.

"Airin itu bener cewek lo, apa lo cuma ingin Bella agar ngejauhin lo? semalem dia cerita ke gue kalau lo sama Airin pacaran," ucap Rizky.

Ya, Rizky menanyakan soal itu pada Alvaro untuk memastikan apa benar yang Bella katakan padanya semalam, kalau Alvaro tengah menjalin hubungan dengan cewek itu.

"Bukan, Airin cuman temen gue." sahut Alvaro datar.

"Loh, berarti lo bohongin Bella dong," ucap Rizky.

"Itukan lo tau sendiri, gue bosan terus-terusan bilang cinta ke gue dan yang pasti gue gak akan pernah bisa membalas perasaan dia yang ada tuh cewek tambah sakit." jelas Alvaro jujur.

Sahabat Alvaro hanya mengangguk pertanda paham, Alvaro memang selalu jujur untuk memberi jawaban pada seseorang. Terutamanya soal perasaan, jika ada yang menyatakan cinta atau hal lainnya pada Alvaro kalau dia sendiri tidak menyukainya, ia akan menolak tapi menolak secara halus.

"Wah gue gak nyangka lo sebijak ini bro demi kebaikan tuh cewek agar gak sakit hanya karena lo, apa jangan-jangan lo panakannya pak Mario Teguh wahahaha," ucap Julian terbahak.

"Bangke lo Jul," maki Rizky sambl tertawa.

"Gak heran lagi cuy, pesona Alvaro bikin semua cewek meleleh. Orang Alvaronya aja udah ganteng kegitu." ucap Frans.

"Al, kasih tau ke kita dong gimana caranya agar cewek-cewek pada naksir ke kita-kita. Ya gak?" tanya Rizky pada Alvaro.

"Iya, lo kan banyak banget stok cewek cakep-cakep yang ngedeketin lo. Sisain ke kita ya," ucap Frans dan Julian tertawa.

Alvaro hanya memutar bola matanya malas karena tingkah sahabatnya yang mulutnya udah sebelas dua belas sama mulut perempuan.

Alvaro lalu beranjak dari kursinya dan meninggalkan kelas dan menghiraukan pertanyaan dari ketiga sahabatnya.

Berhubung hari ini guru mereka tidak masuk, jadi semua siswa santai. Sama seperti kelasnya Airin yang gurunya juga tidak masuk.

Sedangkan Alvaro entah tujuannya mau kemana, sempat terfikirkan bagaimana kalau dia ajak Airin ketemuan mumpung hari ini guru-guru tidak pada masuk.

𝐀𝐢𝐫𝐢𝐧 𝐒𝐭𝐨𝐫𝐲 [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang