Beberapa bulan kemudian ...
Hari ini adalah hari kelulusan buat para siswa/siswi SMA Harapan Bangsa. Terlihat semua para siswa yang tengah merayakan hari kelulusan mereka. Setelah mereka semua di nyatakan lulus, mereka langsung berucap syukur karena lulus dengan nilai yang terbilang cukup murni.
Sahabat Airin berkumpul dan saling mencoret-coret seragam mereka, sedangkan Airin hanya melihat dari arah yang tidak jauh dari keberadaan Anantha dan dua sahabatnya lagi. Airin berdiri di samping sang bunda.
Dari arah yang berlawanan ada sosok pria yang sudah begitu lama Airin dan bundanya rindukan tengah menghampiri mereka berdua sambil tersenyum bahagia dengan membawa kado dan buket bunga.
"Airin, bunda?" panggil Arga.
Airin yang merasa tidak asing dengan suara itu langsung mengalihkan pandangannya dan menatap ke arah sumber suara. Betapa terkejutnya Airin yang melihat kedatangan Arga dan juga ayahnya.
Airin langsung tersenyum senang dan menatap rindu pada sosok pahlawannya tersebut. Sedangkan ibu Sri hanya tersenyum melihat Airin, ibu Sri sudah mengetahui kedatangan suami dan putranya.
"Ayah, kak Arga? kenapa bisa ada disini?" tanya Airin tidak percaya.
"Ayah merindukan putri ayah," ucap pak Wijaya tersenyum.
"Apa kamu tidak rindu kakak sama ayah, dek?" tanya Arga sembari terkekeh.
"Airin rindu banget sama Ayah dan kak Arga." ucap Airin lalu segera memeluk pak Ibrahim.
Dengan senang hati pak Wijaya memeluk putrinya.
"Ayah kenapa gak bilang kalau mau pulang sekarang sama kak Arga?" tanya Airin.
"Kalau Ayah bilang gak bakalan jadi suprise dong," ucap pak Wijaya.
Arga dan ibu Sri tertawa pelan melihat Airin yang merasa kesal karena tidak memberitahunya bahwa mereka hari ini akan pulang.
"Dek, yang di bilang Ayah itu bener. Gak akan jadi kejutan kalau di kasih tau lebih dulu. dan Bunda juga sebenarnya sudah tau kalau kakak sama Ayah akan pulang hari ini," sahut Arga.
"Aih, Bunda kenapa gak bilang sama Airin?" tanya Airin sembari melepaskan pelukannya pada pak Wijaya.
"Bunda sengaja sayang, karena pengen kasih kejutan sama kamu," ujar ibu Sri mengelus rambut Airin.
"Gimana, dek?" tanya Arga.
"Gimana apanya maksud kak Arga?" tanya Airin balik.
"Ini yang di peluk cuma ayah doang, kak Arga enggak?" tanya Arga sok merajuk.
Airin mengukir senyumannya lalu memeluk Arga.
"Baiklah karena acara kelulusan sudah selesai kita langsung pulang saja, dan yah ... Airin, Ayah ada hadiah sama buket bunga yang baru saja di belikan oleh kakakmu di luar negeri kemarin," ucap pak Wijaya lalu memberikan kotak hadiah dan bunga pada Airin.
"Wah, ini apa Ayah? kok besar sekali?" tanya Airin.
"Bukanya nanti di rumah saja dek," sahur Arga yang di tanggapi anggukan oleh Airin.
"Emm ... Ayah, Bunda sama kak Arga pulang lebih dulu aja. Airin masih mau sama temen-temen Airin, bolehkan, Yah?" tanya Airin.
"Ya sudah, Ayah sama Bunda dan kak Arga pulang dulu. Kamu hati-hati pulangnya dan jangan ngebut di jalan," ucap Ayah mengusap rambut Airin.
"Iya sayang, Bunda mau pulang sama Ayah dulu," ujar ibu Sri.
"Kalau ada apa-apa cepat hubungi kakak," ucap Arga.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐀𝐢𝐫𝐢𝐧 𝐒𝐭𝐨𝐫𝐲 [END]
Fiksi UmumApa liat²? Sini mampir dulu "Airin, gue cinta sama lo!" ucap pemuda pada gadis yang berdiri di hadapannya saat ini. Deg! Jantung Airin berdetak lebih kencang saat mendengar ucapan cowok yang mengatakan kalau dia mencintai Airin. Dia tidak menyangkan...