Malam ini, Alvaro sudah berjanji untuk menjemput Airin ke acara ulang tahun sahabatnya, Julian. Alvaro sudah rapi dengan setelan jas yang ia kenakan sekaran.
Alvaro mengemudikan mobil menuju rumah Airin, ia juga sudah memberitahu pada gadis itu kalau Alvaro sudah berada di perjalanan.
Disisi lain, Airin juga sudah menunggu kedatangan Alvaro untuk menjemputnya. Airin duduk di temani oleh kedua orang tuanya dan juga Arga.
"Sayang, apa Alvaro sudah menuju kesini?" tanya sang bunda.
"Iya, Bun. Dikir lagi pasti Alvaro sampai," ucap Airin.
Tiba-tiba terdengar bunyi klakson mobil di depan gerbang rumah, Alvaro yang baru saja sampai langsung bergegas turun dan masuk ke rumah Airin.
"Assalamualaikum,"
Alvaro mengucap salam ketika sudah di dalam rumah Airin. Di lihatnya semua keluarga Airin tengah duduk di ruang keluarga mereka.
"Waalaikumsalam, silahkan masuk Alvaro," ucap pak Wijaya.
"Terima kasih, Om. Tapi saya langsung mau jemput Airin takut kemaleman pulangnya," ucap Alvaro ramah.
"Iya, Yah. Airin langsung pergi aja ya," ucap Airin.
"Iya, hati-hati di jalan," ucap pak Wijaya.
"Iya, Ayah."
Lalu Airin berpamitan pada kedua orang tuanya dan juga Arga, begitupun dengan Alvaro. Tak lupa mereka juga mencium punggung tangan pak Wijaya dan ibu Sri lalu melangkah keluar.
___
Setelah pulang dari acara ulang tahunnya Julian, kini Alvaro dan Airin sudah berada di mobil. Di perjalanan hanya ada keheningan, Alvaro melirik kearah Airin dan ternyata gadis itu tengah tertidur di sembari kepalanya bersandar di jendela mobil.
Alvaro tersenyum lalu tangan sebelahnya mengusap lembut pipi Airin. Gadis itu terlihat sangat lucu saat tidur.
Tak membutuhkan waktu lama, mobilnya sudah sampai di depan rumah pak Wijaya. Alvaro langsung memanggil pak satpan untuk membuka gerbang.
"Pak tolong bukain gerbangnya," ucap Arga.
"Siap, tuan."
Lalu kang Mamang segera membukanya dan mempersilahkan pacar majikannya itu masuk.
Arga membopong tubuh mungil Airin masuk ke dalam rumah, sedangkan pak Wijaya dan lainnya melihat Airin di gendong Alvaro langsung bertanya ada apa dengan putrinya.
"Ini kenapa?" tanya pak Wijaya.
"Airin tertidur di mobil, Om. Tadi saya coba bangunin tapi Airin gak bangun-bangun," ucap Alvaro.
"Ya sudah bawa dia ke kamarnya," ucap pak Wijaya.
Arga yang melihat itu langsung menghentikan Alvaro.
"Al, biar kakak aja yang bawa Airin ke kamarnya. Kamu langsung pulang aja," ucap Arga yang kini menggendong Airin.
"Gak apa-apa kak, Arga. Biar Alvaro aja," tolak Alvaro.
"Udah, Al. Kakak aja,"
Akhirnya Alvaro hanya mengangguk lalu berpamitan untuk pulang.
Pagi harinya, gadis cantik yang tengah tertidur itu terbangun daru tidurnya, siapa lagi kalau bukan Airin. Airin sedikit terkejut karena sekarang sudah pagi dan seingatnya dia tidur di mobil Alvaro semalam.
Hari ini Airin belum masuk kuliah karena tinggal menunggu beberapa hari lagi untuk hari wisuda-nya.
Airin pergi ke kamar mandi membersihkan tubuhnya, setelah itu turun ke bawa untuk sarapan pagi.
"Pagi semuanya," sapa Airin tersenyum cerah.
"Pagi nak,"
"Pagi sayang,"
"Pagi dek,"
Balas keluarga Airin secara bergantian.
"Hari ini kak Arga mau berangkat ke kantor?" tanya Airin sambil mengoles rotinya dengan selai.
"Iya, dek. Kakak juga mau kasih tau sama kamu kalau setelah kamu wisuda nanti kamu bakal kakak angkat jadi sekretaris di perusahaan Ayah, kamu mau?" tanya Arga tersenyum.
"Tapi Airin kan belum mengerti tentang perusahaan kak, Airin juga belum pengen bekerja masih mau istirahat dulu di rumah," ucap Airin.
"Kamu tenang saja, nak. Kakak kamu pasti bakal ngajarin kamu kok, tapi kalau kamu belum ingin bekerja gak apa-apa kok," sahut sang bunda.
"Kamu gak perlu khawatir dek, kakak bakal bimbing kamu agar tau lebih dalam tugas-tugas sebagai seorang sekretaris. Kalau kamu udah pengen kerja kamu langsung kasih tau sama kakak," ucap Arga.
"Iya kak,"
"Nak, ini baru awal saja. Lama-lama kamu juga akan terbiasa," ujar pak Wijaya.
"Yang Ayah katakan itu benar, sayang. Kamu gak usah khawatir," sambung ibu Sri.
"Iya, Airin bakal coba," ucap Airin tersenyum.
"Gitu dong,"
Lalu mereka melanjutkan sarapan pagi mereka sembari di iringi dengan lelucon yang di berikan Arga.
Sementara di tempat lain Alvaro saat ini sudah duduk di depan TV sambil menunggu kedatangan orang tuanya.
Setengah jam menunggu akhirnya pak Adnan dan isterinya sudah sampai, barang-barang mereka sudah di bawakan oleh supir dan di bantu oleh bi Iza, pembantu mereka.
"Assalamualaikum," ucap mereka.
"Waalaikumsalam," sahut Alvaro sembari berdiri dan menghampiri kedua orang tuanya.
"Apa kabarmu, sayang? apa kamu baik-baik saja selama Papa sama Mama pergi?" tanya sang mama.
"Alvaro baik-baik saja kok, Ma." ucap Alvaro tersenyum.
"Bagaimana dengan Papa dan Mama di sana? apa urusan Papa di sana sudah selesai?" tanya Alvaro.
"Urusan Papa di sana sudah selesai, Al. dan karena sebentar lagi kamu mau wisuda, Papa mau kasih tau sama kamu kalau mulai saat ini kamu harus gantiin Papa jadi pemimpin di perusahaan. Papa mau pensiun, Papa udah gak sanggup ngurus semuanya," jelas sang papa.
"Iya, Pa. Papa tenang saja Alvaro yang akan mengurus perusahaan,"
"Baik nak,"
"Papa sama Mama pergi istirahat dulu," ucap Alvaro.
Orang tua Alvaro hanya mengangguk lalu pergi menuju kamar mereka untuk beristirahat.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐀𝐢𝐫𝐢𝐧 𝐒𝐭𝐨𝐫𝐲 [END]
Ficción GeneralApa liat²? Sini mampir dulu "Airin, gue cinta sama lo!" ucap pemuda pada gadis yang berdiri di hadapannya saat ini. Deg! Jantung Airin berdetak lebih kencang saat mendengar ucapan cowok yang mengatakan kalau dia mencintai Airin. Dia tidak menyangkan...