Sampainya mereka di rumah Alvaro, mereka langsung turun dan berjalan masuk ke dalam rumah. Airin begitu kagum dengan rumah Alvaro yang terlihat begitu megah bak seperti istana.
Kini Alvaro dan Airin sudah duduk di sofa ruang tamu, Alvaro memanggil pembantunya untuk membuatkan minuman untuk mereka. Tak lama kemudian bi Iza sudah membawakan minuman beserta cemilan juga, lalu di sajikan di hadapan majikannya.
Bi Iza bertanya-tanya siapa gadis cantik yang tuan mudanya bawa ke rumah, karena baru pertama kali dia melihat Alvaro membawa seorang gadis di rumahnya.
"Kamu tunggu disini dulu, aku mau ke atas buat ganti baju. Gak lama kok." ucap Alvaro yang hanya di balas dengan anggukan Airin.
Saat Airin selesai meneguk minumannya tiba-tiba pembantu Alvaro datang menghampirinya dan bertanya siapa gadis itu.
"Maaf non, apa non pacarnya tuan Alvaro?" tanya bi Iza kepo.
Airin hanya tertawa pelan melihat pembantu Alvaro.
"Iya Bi, saya pacarnya Alvaro," ujar Airin tersenyum manis.
"Oalah ... tuan Alvaro sangat beruntung mendapat pacar secantik non ini hehe," ucap bi Iza tersenyum.
"Bibi bisa aja hehe,"
"Nama non cantik siapa?" tanya bi Iza.
"Nama saya Airin Bi,"
Sementara Alvaro yang baru saja datang tengah melihat Airin yang sedang asyik berbicara dengan pembantunya, baru saja kenal sudah terlihat sangat akrab.
"Ekhem," Alvaro memotong ucapan mereka dan membuat dua irang tersebut menatap kearahnya.
"Eh maaf tuan, kalau begitu saya permisi ke dapur dulu non Airin tuan," ucap bi Iza lalu pergi ke dapur.
"Iya Bi," balas Airin, sedangkan Alvaro hanya menatap sekilas pembantunya.
"Kamu udah selesai ganti baju?" tanya Airin.
"Udah yang," balas Alvaro.
"Al, aku lupa ngasih tau kak Arga kalau aku ada di rumah kamu. Takutnya dia khawatir nyariin aku," ucap Airin sedikit cemas.
"Mana nomornya kakak kamu, biar aku telpon." ucap Alvaro meminta nomor ponsel Arga.
Setelah itu dia menghubungi Arga dan mengatakan jika Airin sekarang sedang berada di rumahnya dan mobil Airin sudah di bawah pulang oleh sahabatnya. Alvaro juga meminta izin buat mengajak Airin jalan-jalan dan akan mengantarnya tepat waktu nanti.
"Makasih Al, kalau gini aku mah udah gak cemas lagi hehe," ucap Airin cengengesan.
"Iya, kamu mau kita jalan-jalan dulu apa langsung pulang ke rumah aja?" tanya Alvaro.
"Mmm jalan-jalan aja dulu,"
"Ayo sayang."
Alvaro masih pergi ke dapur buat memberitahukan kalau dirinya akan keluar bersama Airin dan sekalian mau makan di luar. Sedangkan bi Iza hanya pasrah karena ia sudah memasak sarapan buat Alvaro tapi lagi-lagi anak itu hanya ingin makan di luar lagi.
Saat ini Alvaro dan Airin sudah berada di dalam mobil, Airin menyandarkan kepalanya di bahu Alvaro.
Alvaro tersenyum sembari tangan sebelahnya fokus menyetir yang satunya tengah bergandengan dengan tangan milik Airin.
Hingga suara ponsel milik Alvaro mengganggu ke romantisan dua manusia tersebut.
"Sayang sebentar, aku mau lihat siapa yang ngirim notifikasi ke aku dulu." ucap Alvaro.
Alvaro melihat jika pengirim pesan adalah Bella, dia menanyakan pada Alvaro jika Alvaro jadi untuk menemaninya ke Mall besok malam. Akhirnya Alvaro pun membalasnya.
"Siapa, Al?" tanya Airin
"Bukan siapa-siapa kok," ucap Alvaro dengan raut wajah tenang.
"Hmm," sahut Airin.
"Kita makan di tempat itu aja gimana? di sana makanannya enak loh, aku pernah sekali makan di tempat itu," ucap Airin senang sembari menunjuk warung makan di pinggir jalan.
"Kamu yakin mau makan di sana?" tanya Alvaro sedikit ragu.
"Iya, Al. Aku yakin banget malah, ayo buruan kesana aja." ucap Airin.
Lalu Alvaro memberhentikan mobilnya tepat di depan warung makan yang tidak terlalu besar itu. Alvaro dan Airin turun dan berjalan masuk ke dalam, tidak terlalu banyak pengunjung di tempat itu dan hanya ada beberapa orang saja.
"Al, kita duduk disini aja dan kamu harus mencoba makanan disini ... pasti kamu akan sangat ketagihan hehe," ucap Airin tersenyum senang.
"Iya sayang, kamu kenapa jadi cerewet gini?" tanya Alvaro heran.
"Hehehe mungkin karena kepengen makan makanan disini," ucap Airin tertawa kecil.
Lalu Airin sudah memesankan makanan untuknya dan untuk Alvaro, tak lama kemudian akhirnya pesanan mereka pun sudah datang.
Airin langsung berbinar saat makanan kesukaannya sudah ada di depan mata. Airin mengambil sebagian makanan dan ingin menyuapi Alvaro.
"Aaa kamu harus cobain Al," ucap Airin sambil menyuapi Alvaro.
Alvaro hanya diam dan dia tidak menyangka jika makanan yang baru saja masuk ke dalam mulutnya terasa begitu enak. Sama sepertu masakan mamanya.
"Gimana enak 'kan?" tanya Airin tersenyum.
"Enak banget, aku pikir makanan disini rasanya biasa aja sama seperti tempatnya. Tapi ternyata aku salah," ujar Alvaro.
"Dih, makanya jangan nilai dari penampilannya aja. Jadi ketagihan juga 'kan hehe," ucap Airin.
"Udah, makan sana. Jangan sampai aku akan membantumu untuk menghabiskan makanan itu," ucap Alvaro.
"Yee gak gini juga Al."
Lalu mereka menyantap kembali makanan mereka, sedangkan Alvaro menyuruh Airin untuk memesankan makanan itu lagi. Airin tertawa puas karena Alvaro kini sudah ketagihan dengan makanan tersebut.
Beberapa menit di tempat itu, Alvaro dan Airin sudah bersiap-siap untuk pulang setelah membayar semua makanan mereka. Airin mengatakan pada Alvaro jika dia langsung pulang karena ia merasa lelah dan cepat-cepat pengen beristirahat.
"Al, langsung pulang aja ya? aku capek banget pen istirahat," ucap Airin.
"Ya sudah, ini juga udah jam 8 lewat. Habis nganter kamu pulang aku masih mau ke rumah Julian, ada yang pengen aku ngomongin sesuatu sama dia. Tapi setelah itu aku bakal pulang ke rumah."
"Pulangnya jangan larut banget, awas kalau lebih dari itu." ucap Airin memperingati Alvaro.
"Iya sayang, aku janji gak bakal pulang selarut itu. Kan kamu tau sendiri aku tipe orang yang malas keluar kalau gak ada hal penting," ujar Alvaro mengusap rambut Airin.
"Iya-iya aku percaya." balas Airin yang di angguki oleh Alvaro lalu menjalankan mobilnya menujur ke rumah Airin.
Sedangkan Alvaro masih tidak tahu harus bilang apa sama Airin, karena besok ia ada janji bersama Bella.
Alvaro tidak ingin Airin tahu soal itu, nanti bisa-bisanya Airin cemburu, dan akhirnya Alvaro membohongi Airin.
"Sayang, aku mau bilang kalau besok aku mungkin gak bakalan ngasih kabar ke kamu, karena besok aku masih ada urusan penting di perusahaan Papa. Nggak apa-apa 'kan?" tanya Alvaro berbohong di sela-sela ia mengemudikan mobilnya, sejujurnya ia tidak tega harus berbohong pada gadis itu.
"Iya gak apa-apa, tapi kalau ada apa-apa juga hubungin aku ... siapa tau aku bisa bantu kamu," balas Airin tersenyum.
"Iya aku pasti akan hubungi kamu," ucap Alvaro.
"Maafin aku sayang, aku udah bohong sama kamu. Tapi aku juga gak mau kamu marah bahkan cemburu gara-gara aku jalan sama Bella," gumam Alvaro dalam hati.
Tak membutuhkan waktu lama mereka telah sampai di kediaman milik pak Wijaya. Airin segera berpamitan pada Alvaro dan secepatnya ia masuk ke dalam rumah. Alvaro melihat Airin sudah masuk ke dalam menjalankan kembali mobilnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐀𝐢𝐫𝐢𝐧 𝐒𝐭𝐨𝐫𝐲 [END]
Fiction généraleApa liat²? Sini mampir dulu "Airin, gue cinta sama lo!" ucap pemuda pada gadis yang berdiri di hadapannya saat ini. Deg! Jantung Airin berdetak lebih kencang saat mendengar ucapan cowok yang mengatakan kalau dia mencintai Airin. Dia tidak menyangkan...