Karena sekarang sudah jam pulang, semua siswa sudah berhamburan menuju gerbang. Begitupun dengan Airin dan juga sahabatnya.
Di parkiran sekolah Anantha, Adelia dan Amel sudah berpamitan pulang terlebih dahulu pada Airin yang di tanggapi dengan anggukan, dia juga sedang menunggu Alvaro di parkiran.
Tak lama orang yang di tunggu pun sudah datang bersama tiga sahabatnya yaitu Julian, Rizky dan Frans. Alvaro yang melihat Airin sedang menunggunya hanya tersenyum.
"Sayang, kok sendirian? yang lain mana?" tanya Alvaro pada Airin.
"Mereka udah pada balik duluan," ucap Airin.
"Ya sudah, kalau gitu kita langsung pulang aja." ucap Alvaro sembari memegang tangan Airin.
Sedangkan sahabat Alvaro sedang menertawai sahabat mereka yang saat ini sedang mengidap penyakit 'Bucin'. Mereka tidak menyangka jika Alvaro bisa selembut ini pada seorang cewek, dan mereka begitu kagum pada Airin karena hanya dia satu-satunya yang bisa menaklukan seorang Alvaro.
"Ehem ... ehem," ucap Frans berpura-pura batuk.
"Gini nih yang udah punya pacar, kerjaannya pada bucin mulu." sahut Julian.
Alvaro diam tanpa membalas ucapan mereka. Sedangkan Airin hanya tersenyum melihat aksi konyol sahabat Alvaro.
"Gue mah biasa aja, karena gue udah punya pacar. Gak kayak lo berdua hahaha," ujar Rizky tertawa meremehkan.
"Gue udah usaha cari pasangan tapi gak dapet-dapet," ucap Julian.
"Makanya hilangin jiwa playboy lo," sahut Frans.
"Nah bener kata Frans," ucap Rizky.
"Sembarangan lo pada."sahut Julian kesal.
Alvaro dan Airin tertawa kecil melihat kekonyolan mereka. Airin jujur kalau Alvaro sama sahabatnya ini adalah sekumpulan cowok-cowok tampan, lebih tampannya adalah Alvaro.
"Airin, jangan senyum kearah gue gitu dong ntar gue salting lagi hahaha," ucap Julian bercanda.
"Apaan sih Jul," ucap Airin tertawa.
Alvaro menjadi kesal dan juga cemburu melihat Airin tersenyum manis lasa tiga sahabatnya. Alvaro menatap tajam kearah Julian yang tengah berbicara dengan Airin.
"Jangan senyum-senyum gitu sama curut-curut ini." ucap Alvaro.
"Habisnya mereka lucu Al hehe," ucap Airin tertawa.
"Lo masih pengen liat dunia kan, Jul?" tanya Alvaro.
Mereka yang mendengar ucapan Alvaro langsung heran, Julian pun mengerutkan keningnya karena merasa bingung dengan Alvaro.
"Ya-iyalah, emang kenapa?" tanya Julian.
"Jangan liatin pacar gue mulu karna kalau sampai itu terjadi gue akan buat mata lo jadi buta." ucap Alvaro kesal karena merasa cemburu.
"Ayo sayang kita pulang," ucap Alvaro dan membawa Airin masuk ke mobilnya.
"Buset posesif amat tuh si Varo." umpat Julian.
Frans dan Rizky tertawa lepas karena mendengar ucapan Alvaro, mereka menduga kalau Alvaro merasa cemburu dengan Julian.
"Gue gak nyangka ternyata Alvaro bisa cemburu juga hahaha," ucap Frans tertawa.
Sedangkan di mobil Alvaro, mereka hanya diam dengan pikiran masing-masing.
"Sayang, kita mau langsung pulang apa mau makan dulu?" tanya Alvaro membuka suara.
"Pulang aja aku capek banget nih," ucap Airin.
"Al, aku ngantuk. Aku tidur dikit gak apa-apa kan?" tanya Airin karena dirinya merasa begitu lelah dan mengantuk.
"Iya, gak apa-apa. Sini deketan sama aku," ucap Alvaro menarik pelan tangan Airin lalu meletakkan di pinggangnya.
"Al, aku mau tidur loh bukan mau romantis-romantisan sekarang," ujar Airin.
"Iya aku tau kamu mau tidur sayang, tapi kamu tidurnya harus peluk aku biar nyenyak tidurnya," ucap Alvaro tersenyum.
Airin memutarkan bola matanya malas, lalu pasrah dengan keinginan sang pacar.
"Sayang, kan kamu lagi sementara nyetir jadi enggak usah yah," ucap Airin.
"Sayangnya aku gak nerima penolakan, jadi cepet peluk aku atau aku berhenti disini aja." ucap Alvaro.
"Iya-iya dasar pemaksa." ucap Airin lalu memeluk Alvaro sembari menyandarkan kepalanya di pundak Alvaro, sedangkan Alvaro tersenyum kemenangan karena Airin memeluknya.
Tak lama Airin pun tertidur pulas sambil memeluk Alvaro. Alvaro sesekali melirik kearah Airin yang tertidur di pundaknya.
"Kamu lagi tidur saja terlihat sangat cantik." ucap Alvaro.
Tak lama mereka akhirnya sampai di rumah Airin. Alvaro memberhentikan mobilnya, dan pelan-pelan dia membangunkan Airin sembari menepuk-nepuk pelan pipi Airin.
"Sayang bangun udah sampai ini," ucap Alvaro.
Sedangkan Airin malah semakin mempererat pelukannya karena merasa begitu nyaman. Alvaro tertawa pelan melihat kelakuan pacarnya yang cantik tapi tidurnya udah kayak kebo.
"Sayang ayo bangun, katanya tadi cuman mau tidur sebentar kok malah lebih." ucap Alvaro.
"Sayang,"
Yang di panggil tidak menyahut dan terpaksa Alvaro keluar dari mobil sambil menggendong Airin masuk ke dalam rumah.
"Assalamualaikum," ucap Alvaro.
"Waalaikumsalam," sahut ibu Sri yang baru saja datang dari dapur.
Ibu Sri kaget melihat Airin tengah di gendong Alvaro.
"Loh, Airin kenapa nak?" tanya ibu Sri cemas.
"Airin ketiduran di mobil tante, katanya mau tidur sebentar tapi ternyata tidurnya di perpanjang durasinya" ucap Alvaro tertawa pelan.
"Ya ampun anak ini, udah kamu bawa aja Airin ke kamarnya. Tante mau liat masakan tante dulu takut gosong hehe," ucap ibu Sri terkekeh.
"Ah iya tante saya permisi ke atas dulu." ucap Alvaro lalu membawa Airin ke kamarnya.
Sampai di kamar Alvaro sudah menidurkan Airin di tempat tidurnya, sembari dia masih menatap wajah cantik milik pacarnya. dan di rasa sudah selesai Alvaro berniat untuk pulani tapi masih sempat membisikkan sesuatu di telinga Airin.
"Sayang aku pulang dulu, I love you so much baby." bisik Alvaro tepat di telinga Airin.
Cup!
Tak lupa Alvaro mencium kening Airin, setelah itu dia keluar kamar dan turun ke bawah untuk segera pulang ke rumahnya tak lupa berpamitan pada bundanya Airin.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐀𝐢𝐫𝐢𝐧 𝐒𝐭𝐨𝐫𝐲 [END]
Ficção GeralApa liat²? Sini mampir dulu "Airin, gue cinta sama lo!" ucap pemuda pada gadis yang berdiri di hadapannya saat ini. Deg! Jantung Airin berdetak lebih kencang saat mendengar ucapan cowok yang mengatakan kalau dia mencintai Airin. Dia tidak menyangkan...