Setelah pulang dari rumah sakit, Alvaro dan Airin sekarang sudah berada di rumah mereka. Alvaro juga akan bersiap-siap untuk pergi ke perusahaan karena ada meeting.
Dengan berat hati Alvaro meninggalkan isterinya, tapi mau bagaimana lagi. Akhirnya Alvaro berpamitan pada Airin untuk pergi ke kantor.
"Sayang, aku pergi dulu. Kamu hati-hati di rumah dan gak boleh kerja yang berat-berat takut ada terjadi sesuatu sama kamu dan juga calon anak kita," ucap Alvaro mengelus pipi Airin.
"Iya Al aku janji," ucap Airin tersenyum.
"Aku akan cepat pulang setelah meeting ku selesai,"
"Iya sayang hati-hati di jalan." ucap Airin pada Alvaro yang sudah masuk ke dalam mobil.
Setelah kepergian Alvaro Airin juga sempat bersiap-siap untuk bertemu dengan Rafael karena mungkin Rafael sudah mengunggunya.
Airin sudah memesan taksi online dan sekarang tinggal menunggu kedatangan taksi tersebut."Maafin aku, sayang. Aku gak minta izin sama kamu untuk bertemu Rafael. Ini mungkin yang terakhir kalinya aku sama dia bertemu," gumam Airin dengan perasaan sedih.
Tak lama taksi pesanan Airin sudah datang, Airin segera masuk dan menunjukkan alamat yang akan di tuju.
Di sisi lain, Rafael yang sudah menunggu kedatangan Airin mengira jika gadis itu tidak akan datang. Tapi matanya sempat menangkap sosok Airin yang baru saja masuk ke dalam restoran tersebut.
Airin yang melihat Rafael berjalan mendekat lalu segera menarik kursi yang berhadapan dengan Rafael.
"Hai," sapa Rafael tersenyum.
"Hai, lo udah lama di sini?" tanya Airin.
"Enggak kok, baru aja. Gue pikir lo gak bakal dateng,"
"Emang lo mau ngomong apa sama gue?" tanya Airin to the point.
"Jadi gue ngajak lo kesini ada sesuatu yang pengen gue kasih tau sama lo,"
"Apa?"
"Langsung aja, jadi gue sampai sekarang masih nyimpan perasaan sama lo, Airin. dan gue harap lo akan kasih kesempatan buat gue, jujur gue gak semudah itu lupain lo bahkan jauh-jauh gue pulang dari luar negeri itu hanya mau ketemu sama lo," jelas Rafael sembari memegang kedua tangan Airin dan menatap sendu kearah Airin.
"Gue rindu sama lo."
Airin terkejut dan tidak menyangka jika Rafael akan mengatakan hal seperti ini padanya, bahkan Airin saja sudah tidak punya rasa apapun pada pemuda di hadapannya ini.
"Maafin gue, Raf. Gue gak bisa. Di luar sana masih banyak perempuan yang lebih baik dari gue," ucap Airin menolak.
"Gue gak butuh perempuan lain, Airin. Gue mau nya lo bukan yang lain,"
"Gue gak bisa, Raf. Mengertilah,"
"Kenapa, Airin? karena masalah yang pernah gue buat dulu sama lo sampai lo gak mau lagi ngasih gue kesempatan, iya?" tanya Rafael dengan menatap serius Airin.
Raut wajah Airin seketika berubah dan Airin menggelengkan kepalanya. Sedangkan tangan Airin masih di pegang oleh Rafael.
Dan saat itu juga mata Rafael tidak sengaja melihat ada sebuah cincin yang melingkar di jari manis Airin.
Rafael terkejut karena ia tahu pasti kalau itu cincin pernikahan, Rafael kembali menatap Airin dengan tatapan yang tidak bisa di artikan.
"A-Airin, lo udah nikah?" tanya Rafael terbata.
Airin mengangkat wajah menatap Rafael yang sudah tahu jika dia sudah menikah. Airin hanya mengangguk sebagai jawabannya.
Deg!
Seketika Rafael merasakan nyeri di dadanya, dia tidak menyangka jika Airin sudah menjadi milik orang lain. Rafael melepaskan tangan Airin yang sedang di genggamnya.
"Maaf." lirih Rafael yang sudah tidak tahu harus berbuat apa, kini kesempatan yang selalu di impikan sudah lenyap sudah.
"Gue udah nikah, Raf. dan sekarang gue tengah hamil anaknya Alvaro, jadi gue harap lo bisa mengerti dan mencari perempuan lain di luar sana." ucap Airin mencoba untuk tersenyum walaupun dia tidak tega melihat raut wajah mantan kekasihnya itu yang terlihat sangat murung.
Rafael mencoba tersenyum lalu mengangguk kan kepalanya.
"Maaf, gue gak tau kalau lo udah nikah, Airin. Kalau gue udah tau pasti gue gak akan ngomong soal perasaan gue sama lo hahaha," ucap Rafael tertawa padahal dari lubuk hatinya begitu hancur.
"Sekali lagi gue minta maaf sama lo, dan gue ucapin selamat atas pernikahan dan juga kehamilan lo saat ini. Gue berharap lo bisa ngasih gue keponakan lucu secepatnya." ucap Rafael tersenyum.
Airin yang melihat itu merasa lega karena Rafael sudah mengerti dan menerima jika dirinya sudah menikah dengan Alvaro dan sekarang sedang hamil anaknya Alvaro.
"Makasih, Raf. Gue harap kita bisa sahabat aja untuk menjalin tali silaturahmi," jelas Airin tersenyum bahagia.
"Gue gak mau di antara kita ada yang musuhan,"
"Lo bener, Airin. Gue setuju mulai sekarang kita temenan agar satu sama lain tidak merasa kehilangan dan gue berharap lo gak bakal jauhin gue kayak dulu lagi," ucap Rafael tersenyum.
"Mungkin ini udah takdir, Airin. Kita gak jodoh, dan ini udah jadi kesalahan gue sendiri karena dulu pernah nyia-nyiain lo. Gue berharap lo sama Alvaro bahagia selalu," ucap Rafael tersenyum.
"Makasih, Raf. Gue juga berdoa semoga lo secepatnya dapet perempuan yang bener-bener serius dan sayang sama lo, tapi lo jangan pernah ulangin kesalahan yang pernah lo buat dulu ke gue ahahaha," ucap Airin tertawa meledek.
"Iya gue janji gak bakal ulangin kesalahan lagi hahaha," ujar Rafael yang ikut tertawa juga.
"Gue boleh peluk lo gak?" tanya Rafael.
Airin sedikit ragu dan akhirnya mengangguk mungkin ini pelukan hanya sebatas sahabat saja bagi mereka.
"Gue kangen banget sama lo bawel, ntar secepatnya lo kasih gue keponakan," ucap Rafael yang memeluk Airin.
"Iya, tapi lepasin dulu pelukannya lo bau tau hahaha," ucap Airin becanda.
"Sembarangan," balas Rafael menyentil dahi Airin kemudian mereka tertawa bersama.
Sedangkan Bella yang sudah mengambil beberapa video dan juga foto langsung menyimpan kembali ponselnya dan meninggalkan restoran tersebut.
Di perusahaan Alvaro, dia baru saja keluar dari ruangan meeting dan berjalan bersama sekretarisnya menuju ruangan CEO.
Sampainya di ruang CEO, Alvaro sudah duduk di kursi kebesarannya sambil mengecek email yang masuk. Tiba-tiba Rio menghampiri Alvaro sambil membawa beberapa dokumen penting yang harus Alvaro tanda tangani.
"Pak, ini dokumen yang harus Bapak tanda tangan," ucap Rio meletakkan dokumen di atas meja kerjanya Alvaro.
"Hmm," Alvaro hanya berdehem.
"Saya juga mau menyampaikan kalau besok Bapak ada pertemuan di perusahaan X jam 10, trus Bapak di undang ke acara ulang tahun perusahaan milik Pak Hartono besok pada jam tujuh malam nanti," jelas Rio.
"Baiklah, siapkan keperluan yang akan saya bawa besok dan juga kamu harus ikut saya hadir ke acara itu,"
"Baik, Pak."
Lalu Rio kembali menuju ruangannya, sedangkan Alvaro sudah selesai menanda tangani dokumen yang di berikan oleh asistennya.
Alvaro sudah bersiap-siap akan pulang, Alvaro merapikan kembali dokumen itu dan beranjak dari kursinya. Saat sudah di parkiran Alvaro segera masuk ke dalam mobil dan bergegas melajukannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐀𝐢𝐫𝐢𝐧 𝐒𝐭𝐨𝐫𝐲 [END]
Ficción GeneralApa liat²? Sini mampir dulu "Airin, gue cinta sama lo!" ucap pemuda pada gadis yang berdiri di hadapannya saat ini. Deg! Jantung Airin berdetak lebih kencang saat mendengar ucapan cowok yang mengatakan kalau dia mencintai Airin. Dia tidak menyangkan...