PART 3

103 2 0
                                    

Airin sudah berjalan masuk ke dalam rumah dan langsung menuju ke kamarnya. Tapi sebelum ke kamar dia sempat mendengar pertanyaan dari sang ayah.

Airin menghentikan langkahnya dan berbalik menatap ke arah ayahnya yang sedang duduk di sofa ruang keluarga bersama ibu dan adiknya. Airin bisa melihat dari sorot mata ayahnya yang kini menatapnya dengan tatapan membunuh.

"Dari mana saja kamu jam segini baru pulang?" tanya tuan Jason dengan suara tinggi.

"Airin lama nunggu angkotnya, Yah. Jadi Airin pulangnya sedikit telat," ucap Airin menunduk tidak berani menatap Jason.

"Itu palingan alasan dia aja Yah," sambung Aurel dengan menatap sinis pada kakaknya.

"Lo pikir gue bohong?" ketus Airin pada Aurel.

"Heh anak gak di untung! kamu berani bentak anak saya, 'hah?" sentak tante Kinar pada Airin.

"Airin gak akan berkata seperti itu jika Aurel tidak memulainya Bu," bela Airin pada dirinya sendiri.

"Jaga sikap kamu disini Airin! jangan seolah-olah kamu punya hak untuk mengatur anak saya!" ucap tuan Jason dengan suara meninggi.

"Kamu pikir saya bodoh udah di bohongin kamu? dengan seizinnya pergi pacaran dengan laki-laki itu," ucap tuan Jason dengan tatapan sinis.

"Airin gak pacaran sama dia, Yah. Airin bahkan tidak kenal sama laki-laki itu. Justru Airin berterima kasih padanya karena sudah ngantar Airin pulang," ucap Airin menolak tuduhan yang di berikan Jason padanya.

"Diam! jangan membantah ucapan orang tua Airin!" bentak tuan Jason dan berjalan menghampiri Airin.

Ibu dan Aurel hanya tersenyum senang melihat Airin di marah oleh tuan Jason, mereka dengan teganya menatap remeh ke arah Airin.

"Airin berkata jujur Yah, tolong percaya sekali ini sama Airin." ucap Airin dengan wajah sendu.

Plak !

Plak !

Bukannya percaya dengan ucapan Airin, melainkan Jason memberikan dua tamparan mendarat mulus di kedua pipi Airin. Kini wajah gadis itu memerah dan sedikit memar akibat tamparan Jason.

"Saya ingatkan sekali lagi sama kamu, jangan pernah memanggil saya dengan sebutan 'Ayah' ... karena saya dan istri saya tidak sudi punya anak tidak berguna sepertimu! dan perlu kamu ingat putri saya hanya Aurel seorang tidak ada selain dia!" ucap tuan Jason sambil menunjuk wajah Airin.

DUG !

Setelah mengucapkan kata-kata itu bunyi petir sangat keras dan membuat mereka semua terlonjak kaget, terutama Airin.

Akibat dari dua tamparan keras menghantam pipi mulus milik Airin, dengan kasarnya tuan Jason memperlakukan putrinya sendiri dengan kejam karena dengan hal sepeleh seperti itu.

Airin menatap wajah sang ayah dengan tatapan tidak bisa di artikan, dengan perasaan sakit dan air mata yang sudah membanjiri wajah Airin, dia naik ke atas tangga menuju ke kamarnya.

Airin langsung membuka dan menutup kembali pintu kamarnya, tubuh Airin langsung merosot ke lantai. Airin menangis sejadi-jadinya karena merasakan sakit.

Airin tidak memperdulikan betapa sakitnya tamparan mengenai pipinya. Tapi yang lebih sakit adalah dimana orang-orang yang ia sayangi tega melakukan itu padanya.

"Sebenci itukah ibu dan ayah benci sama Airin? karena suatu kesalahan yang tidak Airin lakukan?" tanya Airin pada dirinya sendiri sambil menangis.

"Ayah Ibu, tolong dengerin penjelasan Airin dulu ... Airin tidak pernah berniat mencelakai adik kandung Airin sendiri. Aurel sendiri lah yang melukai dirinya sendiri dan menuduh Airin yang telah melakukan itu padanya. Ayah, Ibu, jika kalian tau betapa sakitnya yang Airin rasakan di kala kasih sayang kalian hanya untuk Aurel seorang bahkan untuk Airin saja tidak pernah," guman Aurel dengan tangisannya.

𝐀𝐢𝐫𝐢𝐧 𝐒𝐭𝐨𝐫𝐲 [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang