Bella yang tau kedatangannya tidak di sukai oleh Alvaro dan Airin mencoba untuk menarik perhatian ibu Jingga.
"Bella boleh main ke rumah tante, gak?" tanya Bella pada mama Alvaro.
"Tentu boleh sayang," ucap ramah ibu Jingga.
"Kapan-kapan Bella main kesana ya,"
"Al, apa kabar? udah lama lo kita gak ketemu," tanya Bella pada Alvaro.
"Gue baik,"
"Syukurlah kalau begitu, emm kalau lo, Airin?" tanya Bella tersenyum.
"Baik kok, Bell. Lo juga apa kabar?" tanya Airin balik.
"Sama gue juga baik kok,"
"Gue gak nyangka ternyata lo udah kenal sama Mamanya Alvaro, dan bahkan udah akrab banget ya hehe," ujar Bella tersenyum palsu.
Airin hanya membalas dengan senyuman tanpa mengeluarkan satu kata pun. Alvaro tahu jika pacarnya itu merasa tidak suka dengan Bella semenjak kejadian yang lalu.
"Al, Mami tanyain kamu kenapa udah jarang ke rumah juga terus nanya kabar kamu gimana sekarang," ucap Bella.
"Bilang ke Mami kamu, gue baik-baik saja dan titip salam sama Papi Mami lo," ujar Alvaro.
"Lo gak ada niatan buat main ke rumah gue gitu?"
"Gue gak ada waktu,"
"Yang di katakan Bella itu benar, Al. Kapan-kapan kamu ke rumahnya Bella dan jenguk orang tuanya, kan kamu juga udah lama gak kesana,"
"Iya, nanti kalau Al punya waktu, Ma. Kalau udah selesai makannya kita pulang aja," ujar Alvaro.
"Iya, Al. Bella, tante sama Airin dan Alvaro pulang dulu nanti kapan-kapan kamu ke rumah ya," ujar ibu Jingga.
"Iya tante." jawab Bella tersenyum.
Setelah pergi membayar semua makanan Alvaro dan kedua wanita yang ia sayangi sudah keluar dari restoran itu, meninggalkan Bella yang tengah menatap kepergian mereka.
"Gue gak akan biarin lo sama Airin bersama, Al. Lo milik gue, hanya milik gue!" gumam Bella.
Di dalam mobil hanya ada keheningan, Airin hanya diam sedari tadi tanpa mengucapkan satu kata pun. Alvaro melirik sekilas pacarnya yang tiba-tiba moodnya berubah.
Sampai akhirnya mobil mereka sudah sampai di rumah Alvaro, ibu Jingga sudah turun dari mobil dan masuk ke dalam rumah setelah berpamitan pada putranya dan Airin.
"Sayang, kamu kok diem terus sih?" tanya Alvaro yang belum mengemudikan mobilnya.
"Aku gak apa-apa, Al. Udah kita berangkat sekarang aja," ujar Airin tanpa menatap Alvaro.
Alvaro hanya mengangguk lalu mobil Alvaro kembali melaju meninggalkan rumahnya menuju rumah Airin.
Sampai di rumah Airin, mereka segera keluar dan masuk ke dalam rumah.
"Kalian sudah pulang?" tanya pak Wijaya.
"Iya Om," ujar Alvaro.
"Sayang, kamu langsung istirahat saja ya aku juga sekarang langsung ke rumah," ucap Alvaro.
"Iya, Al. Aku ke atas dulu." ujar Airin.
Setelah itu Alvaro pamit untuk pulang ke rumahnya, tapi sebelum ia ke rumahnya Alvaro masih berniat ingin ke tokoh perhiasan.
Saat ini Alvaro sudah berada di sebuah tokoh perhiasan di kota B, ia segera melihat-lihat cincin yang akan ia pasangkan di jari cantik Airin.
"Mbak tolong berikan cincin itu," titah Alvaro menunjuk sebuah cincin yang terlihat sangat cantik di sana.
"Ini Pak," mbak itu memberikan cincin itu pada Alvaro.
"Saya beli yang ini tolong di bungkusin cincin itu," ujar Alvaro.
"Baik, Pak."
Setelah di bungkus cincin yang sudah di beli Alvaro, dia langsung membayar dan pergi dari toko perhiasan tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐀𝐢𝐫𝐢𝐧 𝐒𝐭𝐨𝐫𝐲 [END]
Fiksi UmumApa liat²? Sini mampir dulu "Airin, gue cinta sama lo!" ucap pemuda pada gadis yang berdiri di hadapannya saat ini. Deg! Jantung Airin berdetak lebih kencang saat mendengar ucapan cowok yang mengatakan kalau dia mencintai Airin. Dia tidak menyangkan...