PART 46

88 5 1
                                    

Karena tidak mendapat jawaban dari Airin, Alvaro melepas pelan kedua tangan Airin. Karena ia sudah menduga jika Airin tidak akan menerimanya.

Tanpa ia sadari jika Airin sudah menatapnya dan tersenyum.

"Alvaro," panggil Airin pelan.

Alvaro yang mendengarnya langsung menatap Airin dengan tatapan sendunya.

"Al, gue mau jadi pacar lo." ucap Airin tersenyum tulus.

Sontak saja Alvaro kaget dan seketika senyum bahagia terpancar di wajahnya. Karena merasa sangat bahagia, Alvaro langsung menarik Airin ke dalam pelukannya. Airin terkejut karena Alvaro tiba-tiba memeluknya sangat erat.

Alvaro begitu bahagia dan tidak menyangka jika Airin akan menerimanya, karena dari jawaban Airin tadi seperti akan menolaknya tapi ternyata dugaannya salah.

Alvaro sesekali mencium kening Airin, Airin yang di perlakukan seperti itu begitu senang dan merasa nyaman berada di pelukan Alvaro.

"Makasih, aku gak nyangka kamu bakalan nerima aku," ucap Alvaro bersemangat.

"Iya Al," ucap Airin tersenyum.

"Jadi mulai sekarang kita harus menggunakan kata 'aku kamu'," ucap Alvaro sambil menatap Airin sembari tersenyum.

"Iya Alvaro."  ucap Airin terkekeh pelan.

Alvaro tertawa dan kembali memeluk Airin, menghirup dalam-dalam aroma gadisnya. Karena sekarang pukul 09:20 Alvaro akan mengantar Airin pulang.

"Kita pulang yuk? takut Bunda kamu cemas," ucap Alvaro melepas pelukannya.

"Iya Al." sahut Airin.

Mereka berdua berjalan dengan tangan yang saling bertautan dan perasaan yang berbunga-bunga saat ini. Karena sudah berada di mobil, Alvaro mengemudikan mobilnya membela jalanan yang masih terlihat sangat ramai.

30 menit perjalanan akhirnya mereka sudah sampai. Airin yang akan turun dari mobilnya seketika di tahan oleh Alvaro.

"Al, aku turun dulu. Sampai ketemu besok," ucap Airin yang akan membuka pintu mobil dan seketika Alvaro memanggilnya.

"Airin," panggil Alvaro sambil memegang lengan Airin.

"Iya," ucap Airin lalu melirik ke arah Alvaro dan seketika.

Cup!

Alvaro mencium sekilas bibir Airin, sontak saja Airin membulatkan matanya karena terkejut dengan apa yang barusan Alvaro lakukan.

"Cepet masuk ke dalam dan cepet tidur, I love you sayang." bisik Alvaro di telinga Airin sambil tersenyum.

Pipi Airin menjadi merah dan seketika ia menjadi gugup dan salah tingkah karena Alvaro, secepat kilat ia keluar dari mobil dan berlari kecil menuju ke dalam rumah. Sedangkan Alvaro yang melihat Airin hanya tertawa pelan saking merasa lucu.

"Manis." guman Alvaro tersenyum sembari memegang bibirnya.

Lalu menjalanlan mobilnya kembali meninggalkan halaman rumah Airin. Sedangkan gadis itu begitu senang karena hari ini hari yang sangat indah menurutnya.

Airin berjalan naik ke atas, seketika langkahnya terhenti karena sang bunda merasa ada yang aneh dari diri putrinya.

"Sayang, kenapa kamu senyum-senyum sendiri ?" tanya ibu Sri.

"Eh ada Bunda, gak apa-apa Bun. Airin pengen senyum aja hehe." ucap Airin memeluk bundanya.

"Masa sih? kok firasat Bunda mengatakan jika kamu baru saja jadian sama nak Alvaro," ucap bunda tersenyum.

"Bunda tau dari mana?" tanya Airin langsung melepas pelukannya.

"Nah, jadi beneran kalau kamu sama Alvaro sudah jadian?" tanya bunda tersenyum, pasalnya dia hanya bercanda saat mengucapkan itu.

"Mmm yang Bunda katakan itu benar," ucap Airin menutup wajahnya.

"Ya ampun ... anak Bunda ternyata sudah besar," ucap bunda tertawa.

"Ah Bunda, Airin mau ke atas dulu. Bunda ke kamar aja dan istirahat, Daah Bunda," ucap Airin lalu berlari menuju ke kamarnya.

"Kalau Arga tau Airin pacaran pasti pacarnya bakal di sidang dulu nih sama Arga, karena dia tidak mau adiknya jatuh di tangan laki-laki yang salah," guman ibu Sri lalu berjalan menuju ke kamarnya.

𝐀𝐢𝐫𝐢𝐧 𝐒𝐭𝐨𝐫𝐲 [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang