Happy reading guys, jangan lupa kasih vote, komen sama krisannya. Biar author tetap semangat.
Dan bagi kalian yang baru baca cerita ini jangan lupa kasih vote, oke 😉.
.
."Airin, gue cinta sama lo!" ucap pemuda pada gadis yang berdiri di hadapannya saat ini.
Deg!
Jantung Airin berdetak lebih kencang saat mendengar ucapan cowok yang mengatakan kalau dia mencintai Airin. Ia tidak menyangka jika laki-laki ini bisa menyatakan perasaannya kepada Airin.
"Maafin gue, bukannya gue gak mau balas cinta lo ke gue. Tapi gue takut kalau suatu saat nanti gue udah cinta sama lo, lo bakal ninggalin gue sama seperti yang gue alami sebelumnya." ucap Airin lirih.
Cowok itu terus memerhatikan wajah gadis yang saat ini berada hadapannya. Terlihat dari mata Airin jika Airin begitu merasakan patah hati yang sangat dalam dan trauma untuk menerima cinta seseorang kembali.
"Gue takut kehilangan yang kedua kalinya, gue pernah menjalin hubungan selama dua tahun sama seseorang. Tapi apa? ujung-ujungnya dia lebih memilih pergi sama cewek lain dan ninggalin gue. dan lo tau siapa cewek itu? dia adalah adik gue sendiri." lanjut Airin kini matanya sudah berkaca-kaca kala mengingat kejadian itu.
"Rin, dengerin gue. Gue gak akan pernah nyakitin lo. Gue cinta, gue sayang sama lo, dan gue gak mau kehilangan lo. Gue ngerti perasaan lo, Rin. Tapi lo juga harus ingat, tidak semua cowok kaya bajingan itu." ucapnya sambil memegang kedua tangan Airin.
"Lo mau 'kan jadi pacar gue? gue janji sama lo kalau gue gak akan ninggalin lo dan nyakitin hati lo. Jika gue membuat kesalahan fatal gue terima apapun hukuman yang lo kasih ke gue." ucap pemuda itu sambil menatap serius wajah cantik milik Airin.
Pagi hari di rumah milik Jason terlihat keluarga yang begitu harmonis dan bahagia yang tengah sarapan pagi. Mereka adalah tuan Jason, Kinar dan Aurel terkecuali Airin.
Sementara Airin yang baru menuruni tangga langsung menghampiri keluarganya. Saat Airin sudah di depan meja dia langsung menarik kursi untuk ia duduki, tapi sebelum itu ibunya sudah memarahi Airin.
"Mau ngapain kamu?" tanya tante Kinar dengan nada tidak suka pada putri pertamanya.
"Airin mau makan Bu," ucap Airin.
"Enak aja, yang nyuruh kamu makan siapa, 'hah? main duduk-duduk aja," ucap tante Kinar dengan menatap tajam Airin.
"Kamu makan di sekolah saja jangan mengganggu ketenangan keluarga saya!" sentak ayah Airin.
Airin begitu sakit mendengar ucapan kedua orang tuanya. Apa mereka sudah tidak menganggapnya sebagai bagian dari keluarga ini sungguh hatinya begitu sakit. "Heh! ngapain masih disini? pergi lo!" bentak Aurel pada Airin.
Dengan perasaan sakit dan mata yang sudah ingin mengeluarkan air mata Airin beranjak dari duduknya kemudian memilih meninggalkan keluarganya yang berada di ruang makan.
Sementara Aurel tersenyum licik melihat Airin yang baru saja di marahi oleh ayah dan ibu. Saat dia sudah di depan pintu, Airin mendengar teriakan dari Aurel.
"Lo gak usah nebeng di mobil gue! ntar mobil gue lecet!" teriak Aurel dengan eksprsi wajah yang meremehkan Airin.
Airin tidak membalas ucapan adiknya dia lebih memilih pergi meninggalkan rumah. Airin berangkat ke sekolah dengan naik angkot, jarak rumahnya dengan sekolah tidak terlalu jauh.
Tidak lama kemudian dia sudah sampai di pintu gerbang sekolah. Airin segera masuk dan berjalan menuju kantin untuk mengisi perutnya, karena dia tidak sempat sarapan di rumah sebab sudah mendapat omelan dari keluarganya.
Airin sudah duduk manis di bangku kantin, di lihatnya siswa-siswi belum terlalu banyak. Airin kemudian memesan makanan dan minuman kemudian duduk kembali ke tempat semula.
Tidak lama pesanannya sudah datang. Airin segera memakan makanan itu dengan lahap. Tak lama kemudian terdengar suara bel berbunyi pertanda sudah masuk jam pelajaran.
Lalu dia membayar semua makanan itu dan berjalan keluar dari kantin menuju ke kelasnya. Sampainya di kelas dia melihat ketiga sahabatnya Adelia, Anantha, Amel sudah duduk manis di kursi mereka masing-masing dan juga teman-teman kelas lainnya.
Airin langsung menuju ke kursinya tepat di belakang Adelia.
"Airin, tugas fisika lo udah selesai?" tanya Adelia.
"Udah kok," ucap Airin tersenyum.
"Liat dong hehehe," ucap Adelia sambil nyengir kuda.
"Makanya kalau punya otak gitu di pake buat mikir hal-hal yang penting, bukan malah mikirin cinta-cinta mulu lo Del," sahut Amel.
"Enak aja lo ... gini-gini juga gue pintar kale," ucap Adelia.
"Udah-udah kalian ini kalau ketemu udah kayak Tom & Jerry, ribut mulu. Bisa pecah nih gendang telinga gue denger ocehan lo berdua," ucap Anantha menatap sahabatnya dengan tatapan kesalnya.
"Jadi liat tugasnya, 'gak?" tanya Airin yang sedari tadi hanya diam memperhatikan sahabatnya.
"Eh iya, jadi dong siniin." ucap Adel lalu mengambil buku dari Airin.
Beberapa menit kemudian guru pun masuk ke dalam kelas Airin dan akan segera mengajar.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐀𝐢𝐫𝐢𝐧 𝐒𝐭𝐨𝐫𝐲 [END]
Tiểu Thuyết ChungApa liat²? Sini mampir dulu "Airin, gue cinta sama lo!" ucap pemuda pada gadis yang berdiri di hadapannya saat ini. Deg! Jantung Airin berdetak lebih kencang saat mendengar ucapan cowok yang mengatakan kalau dia mencintai Airin. Dia tidak menyangkan...