Saat ini Airin tengah berlari entah kemana tujuannya, pikirannya begitu kacau. Bagaimana bisa keluargnya sendiri tega melakukan itu pada anak mereka sendiri.
Keadaan Airin begitu memprihatinkan sekarang dengan baju yang sudah acak-acakkan bahkan wajahnya penuh air mata. Airin merasa lelah dengan semua ini. Airin menyerah.
"Kalian semua jahat ! kalian gak ngerti perasaan gue bahkan kalian gak pernah dengerin permintaan gue sekali pun. Kalian hanya peduli sama Aurel, sedangkan gue? gue kayak bukan anak kalian. Orang tua macam apa kalian," guman Airin lirih sambil menangis sejadi-jadinya.
"Sejak kecil gue bermimpi jika kalian akan sayang sama gue sama seperti kalian menyayangi Aurel. Tapi ternyata itu hal mustahil yang akan terjadi, bahkan kalian selalu memanggil gue dengan anak tak di untung bahkan kalian melarang gue manggil kalian dengan sebutan Ayah dan Ibu. Hahahaha miris sekali takdir ini," ucap Airin sembari tertawa meremehkan dirinya sendiri.
"Kalian semua pengen gue pergi bukan? baiklah mulai saat ini gue bakal pergi jauh bahkan sejauh mungkin dari hadapan kalian. dan saat ini juga gue udah gak ada hubungan darah dengan kalian, sama seperti yang kalian minta. Buat Aurel mungkin ini terakhir kalinya gue nganggep lo sebagai adik gue dan semoga pertunanganmu dengan Rafael berjalan sesuai harapan lo,"
"Gue ikhlas Rafael sama Aurel tunangan, tapi jika suatu saat nanti lo tahu yang sebenarnya gue harap lo jangan cari gue. Gue nyerah." ucap Airin putus asa sembari menangis sejadi-jadinya.
Tiba-tiba Airin merasa sangat pusing, seketika tubuh Airin langsung merosot ke bawah dan saat itu juga dia sudah tidak sadarkan diri.
Sementara dari arah berlawanan ada mobil berwarna hitam berhenti tidak jauh dari tubuh Airin pingsan, pemuda itu langsung turun ke mobil dan berjalan menghampiri Airin yang tengah pingsan saat ini.
"Astaga, ini siapa? kenapa gadis ini bisa pingsan disini?" gumannya sambil melihat keadaan Airin.
Tanpa menunggu lama, akhirnya pemuda itu segera mengangkat tubuh Airin dan membawa Airin ke dalam mobil. Dengan langkah cepat pemuda itu langsung menyalakan mesin mobilnya dan mengemudikan dengan kecepatan sedang.
"Apa gue bawa ke rumah sakit atau ke rumah saja? ah mending gue bawa dulu ke rumah aja." guman pada dirinya sendiri.
Beberapa menit kemudian akhirnya pemuda itu sudah sampai di depang pintu gerbang rumahnya dan langsung di bukakan pintu oleh satpam.
Dia langsung turun dari mobil dan membuka pintu mobil belakang dimana Airin pingsan. Lalu segera membawanya masuk ke dalam rumah.
Satpam yang melihat tuan mudanya tengah membawa seorang gadis hanya melongo. Pemuda itu berjalan sambil tergesa-gesa, hingga suara seseorang menghentikan langkahnya.
"Arga," panggil wanita paruh baya yang tak lain bundanya dan pemuda itu bernama Arga.
Arga yang mendengar panggilan bundanya langsung menatap ke arah bunda.
"Ini siapa, nak? dan ada apa dengan gadis ini?" tanya bunda Arga kaget dengan anaknya yang sedang menggendong seorang gadis cantik.
"Arga juga gak tau dia siapa, tadi Arga nemu dia di jalan dekat kantor Arga dengan keadaan pingsan seperti ini," jelas Arga.
"Udah ya Bun ... Arga mau bawa dia ke kamar atas dulu." ucap Arga lalu berjalan menuju kamar di lantai dua.
Tak lama kemudian munculah laki-laki setengah paruh baya menghampiri sang istri dan menanyakan apa yang terjadi
"Ada apa, Bun? kenapa Arga terlihat begitu panik seperti itu?" tanya suaminya penasaran.
"Itu Yah, Arga tadi nemu seorang gadis pingsan di dekat kantornya. Dia juga gak tau siapa gadis itu dan langsung membawanya ke rumah kita, udah Bunda mau ke atas dulu." jelas sang isteri lalu berjalan menyusul putranya dan di ikuti oleh suaminya.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐀𝐢𝐫𝐢𝐧 𝐒𝐭𝐨𝐫𝐲 [END]
Ficción GeneralApa liat²? Sini mampir dulu "Airin, gue cinta sama lo!" ucap pemuda pada gadis yang berdiri di hadapannya saat ini. Deg! Jantung Airin berdetak lebih kencang saat mendengar ucapan cowok yang mengatakan kalau dia mencintai Airin. Dia tidak menyangkan...