PART 63

87 5 3
                                    

Saat ini Airin sedang mengemudikan mobilnya, ia masih terpikirkan oleh masalah yang beberapa menit ia alami.

Jujur dari lubuk hatinya yang paling dalam dia begitu merasa sangat sedih karena sekarang keluarga kandungnya sudah bangkrut, tapi di sisi lain juga dia sudah tidak habis pikir dengan sifat jahat yang dimiliki oleh keluarganya itu, mungkin dengan cara ini akan membuat mereka sadar dan menyesali perbuatan mereka.

Airin meneteskan air matanya sembari tangannya sedang menyetir, rasa sakit hati dan juga marah karena ucapan orang tuanya yang mengatakan jika dia adalah seorang jalang masih terngiang-ngiang di benaknya.

"Kalian hanya bisa mengatakan dengan seenaknya tapi tidak tau apa yang gue rasain," gumam Airin.

"Gue mencoba untuk tegar dan tenang di hadapan kalian saat itu, tapi jujur gue sangat sakit hati dan terpukul mendengar apa yang kalian ucapkan,"

Karena tak bisa berhenti menangis, Airin berniat untuk pergi ke pantai menenangkan dirinya. Tidak mungkin dia harus pulang dengan keadaan seperti ini, mungkin dengan pergi ke pantai akan membuat dia tenang.

Akhirnya mobil Airin berhenti di sebuah pantai, dia langsung keluar dari dalam mobil dan berjalan ke tepi pantai sambil melepaskan alas kakinya. Di Sana tidak terlalu ramai hanya ada beberapa pengunjung saja yang datang.

Airin menghapus jejak air matanya dan menutup matanya sembari mencoba untuk menenangkan pikirannya sejenak sambil menikmati hembusan angin yang menerpa wajah cantiknya.

Tiba-tiba ponsel Airin berdering dan penelfon nya adalah Alvaro. Airin segera mengangkat telefon dari Alvaro. Airin juga melihat ada beberapa panggilan tak terjawab dari sang pacar.

📞
"Halo, ada apa, Al?" tanya Airin lembut.

"Kamu dimana? tadi aku sempat ke rumah tapi pak Mamang bilang kamu lagi keluar. Sekarang bilang sama aku kamu ada dimana sekarang?" tanya Alvaro dari seberang telefon.

"Aku lagi di pantai, Al. Aku keluar karena ada urusan maaf karena aku gak ngabarin kamu tadi," ucap Airin.

"Oke, kamu tunggu aku di sana jangan kemana-mana sebelum aku datang." ucap Alvaro lalu mematikan sambungan teleponnya.

Sedangkan Airin hanya tersenyum untuk melupakan masalah yang baru saja terjadi, Airin merasa dirinya sangat lemah karena belum bisa melupakan apa yang di ucapkan oleh kedua orang tuanya.

Dan itu tidak semudah harus di lupakan masih teringat jelas kata-kata itu yang dimana mereka menyebutnya seorang 'jalang' dan 'gila harta'.

Tanpa terasa air mata itu jatuh lagi dari pelupuk matanya. Sedangkan mobil Alvaro yang baru saja sampai di pantai tersebut langsung memarkirkan di depan mobil milik pacarnya.

Alvaro bisa melihat jelas pacarnya sedang berdiri di tepi pantai sembari memandang lurus ke depan, mungkin Airin lagi ada masalah begitulah isi pikiran Alvaro saat ini. Secepatnya Alvaro berjalan mendekati Airin.

"Sayang," panggil Alvaro yang sudah di samping Airin.

"Eh, kamu udah sampai, Al?" tanya Airin tersenyum tapi secepatnya juga dia menghapus sisa air matanya.

Alvaro yang melihat Airin menangis merasa ada yang aneh dan juga ia tidak suka jika gadisnya mengeluarkan air mata.

"Mata kamu kenapa bengkak? kamu habis nangis? apa terjadi sesuatu sama kamu, hmm?" tanya Alvaro lembut dan memegang kedua pipi Airin.

Airin hanya menggelengkan kepalanya, dia tidak ingin kalau Alvaro mengetahui sebab dari dia menangis barusan.

"Enggak kok aku gak apa-apa," ucap Airin berbohong.

𝐀𝐢𝐫𝐢𝐧 𝐒𝐭𝐨𝐫𝐲 [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang