Sahabat Alvaro menatap kepergian Alvaro yang menurut mereka mungkin akan menghampiri Airin. Tanpa sengaja mata Rizky juga sempat melihat kearah dimana ada seseorang yang saat itu juga akan menghampiri Airin, siapa lagi kalau bukan Rafael. Mereka tau jika Rafael itu mantannya Airin.
"Woi itu bukannya mantannya, Airin?" tanya Rizky pada Frans dan Julian untuk memastikan.
Julian dan Frans langsung menatap kearah Rafael yang berjalan untuk menghampiri Airin, dan disana juga Alvaro sedang menuju ke tempat dimana Airin tengah asyik bersama temannya.
"Iya, itu mantannya Airin. Kalau gak salah namanya Rafael," sahut Julian.
"Dih, bisa kacau keadaan jika Alvaro lihat kalau Rafae deketl-deket sama Airin," ucap Rizky.
"Terjadilah perang dunia kedua," ucap Frans.
"Cari mati tuh bocah." ujar Julian.
Sementara Alvaro tengah berjalan kearah kerumunan para siswa yang sedang asyik coret-coretan, dan disana juga ada Airin.
Belum sempat ia mendekat pada Airin, tapi tiba-tiba dia menghentikan langkahnya karena melihat Rafael yang sudah berdiri di samping Airin.
Airin yang tidak menyadari kedatangan Rafael masih saja tersenyum, tapi hanya sesaat karena baru saja dia di tegur oleh seseorang dari samping.
Sahabat Airin yang melihat kedatangan Rafael langsung diam dan menatap Rafael dengan tatapan tidak suka.
"Airin," ucap Rafael tersenyum.
Airin hanya menatapnya sekilas lalu kembalu menyibuk kan diri dengan temannya.
"Airin, gue pengen ngomong berdua sama lo. Lo gak keberatan kan?" tanya Rafael.
"Lo masih mau ngomong apa sama Airin? mau minta maaf atas perbuatan lo kemarin-kemarin karena sekarang lo nyesel gitu?" tanya Amel menatap sinis pada Rafael.
"Udah deh Raf, mending lo pergi dari sini dan untuk ucapan lo. Semuanya udah basi dan udah terlambat untuk menyesali semuanya. Jadi mendingan lo jauh-jauh dari Airin," timpal Adelia.
"Udah-udah kalian gak usah adu mulut disini, dan lo Rafael ngapain lagi ketemu sama Airin? gue saranin mending pergi dari sini sebelum Alvaro liat lo deket sama Airin," ucap Anantha.
"Yang Anantha bilang itu bener, mending lo pergi dari sini. Gue gak mau ketemu atau bicara hal yang gak penting sama lo," ucap Airin dingin tanpa menatap Rafael.
Rafael merasa ia sudah sangat bersalah sama Airin, karena Airin sekarang sudah sangat berubah sikap terhadapnya.
"Tapi gue pengen ngomong sesuatu sama lo Airin, please dengerin gue dulu," ucap Rafael yang tanpa persetujuan Airin langsung menggenggam tangan Airin.
Alvaro yang sedari tadi memperhatikan mereka mengepalkan tangannya sampai urat-urat di tangannya begitu terlihat jelas. Alvaro sudah sangat marah karena Rafael menyentuh Airin.
Airin yang tidak suka dengan Rafael yang memegang tangannya mencoba untuk melepaskan tangannya tetapi tenaga Rafael jauh lebih kuat di bandingkan dengannya.
Tanpa mereka tahu jika seseorang tengah berjalan menghampiri mereka semua dan seketika mereka terkejut.
Bugh!
Satu tonjokkan keras berhasil mendarat di pipi kanan Rafael dan itu membuat sudut bibirnya mengeluarkan darah.
Rafael terjungkal di tanah sedangkan Airin dan semua yang ada disitu terkejut karena Alvaro memukul Rafael.
Bukan hanya mereka yang terkejut akan tetapi sahabat Rafael dan sahabat Alvaro langsung melototkan mata mereka seketika melihat seorang Alvaro memukul Rafael.
Rafael masih terduduk di tanah sambil menyeka darah di sudut bibirnya. Rafael tidak merasa takut bahkan dia menantang Alvaro sembari tersenyum.
"Mau tonjok gue lagi silahkan," ucap Rafael menantang sambil tersenyum remeh.
Alvaro berjalan mendekati Rafael dan segera berjongkok tepat di hadapan Rafael. Mata Alvaro terlihat memerah.
"Lo lupa apa yang gue bilang, hah? Lo sadar lo udah nyentuh milik gue. Mau lo apa?" tanya Alvaro dingin.
"Hahaha ... gue mau Airin sama gue lagi!" sentak Rafael tertawa pelan.
"Brengsek!" umpat Alvaro merasa geram
Bugh!
Bugh!
Bugh!
Alvaro memukul Rafael secara brutal karena merasa tidak suka dengan ucapan Rafael. Sedangkan Airin mencoba untuk menahan Alvaro untuk berhenti memukul Rafael karena sudah merasa iba dengan laki-laki itu.
"Alvaro, stop!" teriak Airin.
Alvaro menghentikan pukulannya terhadap Rafael lalu menatap kearah Airin yang tengah menangis sambil menatapnya.
Alvaro kaget melihat Airin yang sudah menangis, dengan secepatnya Alvaro menarik Airin untuk menjauh dari kerumunan tersebut. Sedangkan Rafael sudah di bantu oleh sahabat Rafael.
Setelah berada di dalam mobil Alvaro, Airin tidak berhenti menangis karena mengingat kejadian tadi. Alvaro sudah tidak tahu harus berbuat apa.
"Stop nangisin cowok brengsek itu Airin," ucap Alvaro yang masih kesal.
Airin hanya terus menangis tanpa menjawab ucapan Alvaro. Alvaro yang melihat tidak ada respon langsung memegang kedua tangan Airin dan meminta maaf.
"Maafin aku, aku gak bermaksud bikin kamu nangis kayak gini. Jadi jangan nangis lagi cuma gara-gara mantan sialan kamu itu," ucap Alvaro.
"Aku gak nangis gara-gara Rafael, aku nangis karena gak mau kamu berantem sama dia cuman gara-gara aku Al," tukas Airin.
"Iya aku janji gak bakalan kayak gitu lagi, tapi jujur aku gak suka dia nyentuh kamu kayak tadi. Aku gak suka," ucap Alvaro jujur.
"Jadi jangan deket-deket lagi sama dia." ucap Alvaro lalu menarik Airin ke dalam pelukannya.
Airin menenangkan dirinya di dalam dekapan Alvaro, dia begitu nyaman jika terus-terusan berad di dekat Alvaro.
"Sekali lagi aku minta maaf karena udah bikin kamu takut, maafin aku sayang." ucap Alvaro lembut.
Airin hanya mengangguk tanpa mengeluarkan satu kata pun. Di rasa sudah tenang Alvaro melepaskan pelukannya lalu menatap mata Airin yang saat ini terlihat sembab akibat menangis. Dia menghapus sisa air mata yang masih ada di pipi gadisnya.
"Udah gak usah nangis lagi, kita sekarang pulang aja," ujar Alvaro tersenyum.
"Iya."
Lalu Alvaro menyalakan mesin mobilnya dan mengemudikan dengan kecepatan sedang untuk menuju rumah Airin. Di dalam mobil mereka tengah sibuk dengan pikiran masing-masing.
Sementara Alvaro sedang memikirkan bagaimana caranya untuk menjauhkan gadisnya dengan sang mantan yang masih berusaha untuk merebut hatinya kembali.
Tak lama kemudian mobil Alvaro berhenti di depan gerbang rumah milik pak Wijaya. Airin segara berpamitan pada Alvaro untuk masuk ke dalam dan Alvaro juga berpamitan untuk langsung balik ke rumahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐀𝐢𝐫𝐢𝐧 𝐒𝐭𝐨𝐫𝐲 [END]
Ficción GeneralApa liat²? Sini mampir dulu "Airin, gue cinta sama lo!" ucap pemuda pada gadis yang berdiri di hadapannya saat ini. Deg! Jantung Airin berdetak lebih kencang saat mendengar ucapan cowok yang mengatakan kalau dia mencintai Airin. Dia tidak menyangkan...