PART 8

90 0 0
                                    


Besok paginya Airin sudah di perbolehkan pulang oleh dokter, pemuda itu sudah melunasi semua biaya rumah sakit dan ia kemudian membawa Airin ke mobil dan menyuruhnya masuk. Sedangkan Airin sangat berhutang budi karena pemuda itu sudah sangat baik padanya bahkan melunasi semua tanggungan rumah sakit.

Mobil pemuda itu sudah melaju dan menuju ke rumah Airin. Di dalam mobil hanya ada keheningan. Airin yang fokus dengan pikirannya sendiri sama seperti pemuda itu yang entah sedang memikirkan apa, hanha terdengar suara musik di dalam mobil.

Sampainya mereka di rumah Airin, Airin langsung keluar dari dalam mobil sambil membawa tasnya. Airin kemudian berjalan mendekat ke arah pemuda itu lalu mengucapkan terima kasih.

"Makasih ya," ucap Airin tulus.

"Sama-sama, lain kali kalau lo ada masalah lo kasih tau ke gue." ucap pemuda itu tersenyum.

Airin mengangguk sambil menampilkan senyum manisnya.

"Gue masuk dulu ya sampai ketemu lagi." ucap Airin tersenyum lalu masuk ke dalam rumah.

Pemuda itu mengangguk sambil membalas senyuman Airin, lalu menjalankan mobilnya meninggalkan rumah Airin. Tanpa mereka sadar jika Aurel tengah memperhatikan mereka, dan Aurel juga sempat mengambil gambar kedekatan mereka.

"Ini akan jadi kesempatan besar buat gue deketin Rafael, gue akan nunjukin foto ini sama Rafael besok. Siap-siap aja lo Airin sebentar lagi lo bakal di putusin Rafael," guman Aurel tersenyum licik.

Aurel kemudian pergi menemui ayah dan ibunya yang tengah duduk di ruang keluarga sambil menonton tv. Mereka melihat kedatangan Airin yang akan ke kamarnya.

"Baru pulang kamu?" tanya ibu Kinar menatap sinis ke arah Airin.

"Maaf Bu, Airin baru pulang dari rumah sakit dan belum di perbolehkan pulang oleh dokter. Jadi hari ini Airin bisa di izinkan pulang," ucap Airin menunduk.

"Maaf-maaf, luka segitu aja pakai acara masuk rumah sakit segala lebay kamu," ucap ibu Kinar.

"Airin gak lebah seperti yang Ibu katakan! Airin masuk rumah sakit gara-gara putri kesayangan kalian, Aurel!" sentak Airin dengan suara meninggi.

Plak !

"Udah berani ngebantah ya kamu sekarang, dasar anak tidak berguna!" bentak tuan Jason dengan menatap tajam pada Airin.

"Ayah sama Ibu kenapa begitu benci sama Aurel? kenapa kalian selalu memanjakan dan membela Aurel tapi Airin gak? kenapa Ayah? kenapa Ibu? apa salah Airin sampai kalian tega melakukan ini pada Airin, apa Airin bukan anak kandung kalian, 'hah!" ucap Airin dengan suara bergetar dan mengeluarkan semua yang ada dalam hatinya.

"Karena saya tidak sudi punya anak tidak berguna sepertimu! kamu hanya pembawa sial dalam keluarga ini! Jadi jangan pernah panggil saya dan juga istri saya dengan sebutan Ayah dan Ibu apalagi menganggap Aurel adik kamu, karena kami tidak sudi punya hubungan darah sama kamu!" ucap tuan Jason menunjuk wajah Airin.

"Yang suami saya katakan itu benar, saya gak sudi punya anak tak tau di untung sepertimu dan jika waktu bisa di putar kembali saya akan senang hati tidak mau." ucap ibu Kinar.

Deg!

Bagaikan di sayat pisau tajam saat mendengar ucapan ayah dan ibunya yang mengatakan kalau mereka tidak sudi mempunyai anak tidak berguna seperti Airin.

Airin dengan mata yang sudah berkaca-kaca menatap wajah ayah dan ibunya dengan tatapan sendu, dia melihat Aurel yang tengah tersenyum kemenangan melihatnya seperti ini.

"Saya juga gak minta untuk di lahirkan ke dunia ini kalau nantinya saya yang akan menanggung semua ini! Jika kalian memang tidak suka saya memanggil kalian dengan sebutan itu dengan senang hati tidak akan pernah memanggil kalian ayah dan ibu." ucap Airin dengan rasa sakit yang ia pendam.

Lalu Airin meninggalkan mereka yang berada di ruang keluarga, Airin masuk ke dalam kamar dan duduk di atas ranjang sambil menangis sejadi-jadinya. Airin menangis sambil memegang dadanya yang sudah merasakan sesak, air mata Airin terus mengalir tiada henti-hentinya.

Begitu sakit yang ia rasakan dimana keluarga yang seharusnya bahagia kini berbalik dengannya. Rasanya Airin ingin mengakhiri hidupnya karena merasa orang-orang yang ia sayang begitu benci terhadapnya.

𝐀𝐢𝐫𝐢𝐧 𝐒𝐭𝐨𝐫𝐲 [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang