PART 67

60 3 1
                                    

Di dalam mobil Alvaro begitu gelisah bercampur dengan rasa takut yang kini melandanya. Alvaro takut Airin bakal marah karena sudah tahu bahwa dia telah membohongi gadis itu.

Sesekali Alvaro menelpon dan mengirim pesan ke Airin tapi tak kunjung di balas. Bahkan  Alvaro yang sudah beberapa kali menelpon tapi tak pernah di angkat oleh Airin, dan itu yang bikin Alvaro lebih gila lagi.

"Sayang angkat telponnya," guman Alvaro yang menelfon Airin kembali.

"Akh!" teriaknya frustasi.

Karena tidak ada jawaban Alvaro membanting ponselnya sampai benda itu mati. Alvaro mengusap wajahnya kasar karena sudah tidak tahu harus berbuat apa, ia harus menjelaskan semuanya pada Airin dan juga ingin meminta maaf karena sudah berbohong pada Airin.

"Maafin aku sayang maaf," guman Alvaro lirih.

"Aku harus jelasin besok sama Airin, kalau ini semua hanya salah paham."

Tak lama mobil Alvaro sudah berhenti di garasi rumah, dia segera turun dan berjalan masuk ke dalam. Sementara bi Iza yang melihat kedatangan tuannya langsung memberi hormat tapi Alvaro tidak menanggapinya.

Bi Iza melihat dari raut wajah Alvaro kalau tuannya itu sedang dalam masalah.

Sampainya Alvaro di kamar ia meraih ponselnya lalu menghubungi Airin kembali. Tapi sayang tidak ada jawaban dari gadis itu.

"Kenapa gak di angkat sih!" ucap Alvaro.

Sementara di rumahnya Airin, gadis itu baru saja masuk ke dalam rumah dan berjalan menaiki tangga menuju kamarnya dengan suara isak tangisnya.

Arga yang melihat adiknya pulang dengan keadaan seperti itu langsung terkejut, secepatnya ia menyusul adiknya dan mau menanyakan apa yang terjadi pada  adiknya.

"Dek, kamu kenapa? apa orang-orang itu bikin masalah lagi?" tanya Arga yang sudah di kamar Airin.

Airin hanya menggeleng dan tetap terisak, Arga yang melihat itu memeluk Airin dan bertanya kembali.

"Dek, apa yang terjadi?" tanya Arga kembali dengan nada lembut.

"A-Alvaro kak," ucap Airin teputus karena isakannya.

"Kenapa sama Alvaro, dek?"

"Dia jalan sama perempuan lain dan dia udah bohongin Airin kak hiks," ucap Airin.

Arga yang mendengar itu langsung mengepalkan tangannya, bisa-bisanya Alvaro membuat adik kesayangannya itu menangis bahkan dia sendiri sudah berjanji tidak akan membuat Airin menangis.

Tapi Arga mencoba untuk tetap tidak memperlihatkan kemarahan dan kekesalannya, dia ingin adiknya itu menyelesaikan masalahnya secara baik-baik.

"Udah kamu tenangin diri kamu dulu, dan kakak harap kamu bisa selesain masalah kamu sama Alvaro secara baik-baik. Kakak gak bisa ikut campur dek, kakak bakal ikut campur kalau itu sudah sangat menyakiti perasaan kamu," jelas Arga sembari mengusap rambut Airin menenangkan adiknya.

"Sekarang kamu tidur tenangin diri kamu dulu, kakak gak mau kamu sakit karena terlalu banyak beban pikiran. Kalau Ayah sama Bunda sampai tau kamu sakit hanya gara-gara ini, Ayah pasti bakal marah sama kakak karena gak bisa jagain kamu. Jadi istirahat sekarang ya," ucap Arga lalu menyuruh Airin beristirahat.

"Iya kak, Airin istirahat dulu," ucap Airin mencoba tersenyum.

"Kalau begitu kakak keluar." ucap Arga gang di tanggapi anggukan oleh Airin. Setelah itu dia keluar dari kamar Airin.

Keesokan harinya Airin dan Arga sudah bersiap-siap untuk berangkat ke kampus setelah selesai sarapan.

Arga dan menawarkan Airin untuk satu mobilnya dengannya akan tetapi Airin menolak karena ia ingin membawa mobil kesayangannya kembali.

Sampainya Airin di kampus ia segera menuju ke kelas dan bahkan hari ini ia tidak ingin bertemu dengan Alvaro dulu.

Airin sampai sekarang tidak mengecek HP miliknya, dia tahu jika Alvaro sudah banyak menghubunginya tapi Airin masih malas untuk mengangkat bahkan bertemu langsung dengan Alvaro.

Tak lama dari itu mobil Alvaro juga sudah berhenti tepat di samping mobil Airin terparkir. Ingin sekali dia menyusul Airin sampai ke kelas tapi ia masih ingat jika hari ini dia ada mata kuliah.

"Aku akan menemuimu setelah mata kuliah selesai sayang, aku akan menjelaskan semuanya." guman Alvaro lalu berjalan menuju kelasnya.

Usai jam kuliahnya Airin mengajak Amel untuk pulang bersamanya, Amel yang mendapat tawaran itu sontak saja senang karena dia tidak membawa mobil juga.

Airin dan Amel berjalan keluar melewati Bella, Airin bahkan tidak menatap Bella sedikitpun. Berbeda dengan Bella dia tahu jika Airin kecewa gara-gara dia, tapi justru itu yang sangat membuat Bella senang karena ini baru rencana awal dia.

Alvaro yang baru saja ke kelas Airin langsung masuk dan mencari Airin tapi sayang Airinnya sudah pulang beberapa menit yang lalu, Alvaro hanya melihat keberadaan Bella yang tengah tersenyum kearahnya.

Alvaro hanya menatap Bella tanpa ekspresi lalu keluar kelas mencari Airin.

Hingga tiba di parkiran Alvaro melihat mobil Airin yang baru saja akan keluar dari parkiran kampus, secepatnya Alvaro masuk ke dalam mobilnya dan mengikuti mobil Airin.

Airin mengantar Amel pulang karena sudah lama mereka tidak pulang bersama. Sesekali Amel memberikan lelucon agar Airin tertawa dan sebagai penghibur agar sahabatnya itu tidak bersedih lagi.

Sedangkan mobil Alvaro yang sedang mengikuti mobil Airin merasa heran karena ini bukan jalan menuju ke rumah Airin. Tapi saat itu juga Alvaro mengetahui jika Airin hanya mengantar Amel.

Beberapa menit akhirnya mereka sudah sampai di depan rumah Amel, Amel pun segera turun dari mobil Airin.

"Gue masuk dulu ya, lo jangan lupa sampai rumah langsung istirahat. Gak usah banyak mikir hal yang gak penting, oke?" ujar Amel tersenyum.

"Okey, gue balik dulu ya bye." balas Airin lalu melajukan kembali mobilnya.

Di tengah-tengah perjalanan Airin, tiba-tiba ada mobil yang menyalip mobil Airin. Seketika Airin menginjak rem mendadak dan merasa kesal akibat ulah mobil di depannya ini.

Tapi saat itu juga Airin merasa tidak asing lagi dengan mobil itu, dan saat pemilik mobil itu keluar Airin sudah menduga jika itu adalah Alvaro.

Alvaro sengaja menyalip mobil Airin dan dia segera berjalan mendekati mobil Airin. Saat sudah di samping jendela mobilnya Airin, Alvaro mengetuk-ngetuk jendela mobil dan menyuruh Airin untuk keluar.

"Sayang buka pintunya dulu aku mau jelasin sama kamu," ucap Alvaro. Wajah Alvaro terlihat sangat khawatir.

Akhirnya Airin membuka pintu mobilnya. Airin melihat sekelilingnya kalau di jalan itu hanua ada beberapa kendaraan saja yang lewat.

"Sayang maafin aku, aku gak bermaksud buat bohongin kamu tolong maafin aku," ucap Alvaro menggenggam tanga Airin dan menatap gadisnya dengan tatapan sendu.

Airin hanya menatap ke arah lain dan menahan isakannya, hatinya masih terlalu sakit dan juga kecewa saat mengingat dimana Alvaro telah membohongi dia hanya untuk jalan sama perempuan lain.

"Sayang liat aku, please aku minta maaf aku janji aku bakal jelasin semuanya," ucap Alvaro kembali.

"Jelasinnya nanti aja ya, Al. Aku pengen sendiri dulu dan pengen nenangin diri aku dulu," ucap Airin lembut akan tetapi itu sangat membuat Alvaro sakit karena Airin hanya meresponnya begitu.

"Aku pergi dulu aku capek." ucap Airin lalu melepaskan genggaman tangan Alvaro dan berbalik badan.

Belum sempat Airin masuk ke dalam mobilnya, Alvaro sudah menahan tangannya kembali. Airin melihat raut wajah Alvaro begitu terlihat menyedihkan tapi di sisi lain juga dia masih belum bisa memaafkan Alvaro karena sudah berbohong padanya.

"Al lepasin aku mau pulang," ucap Airin melepaskan tangannya.

"Sayang kasih aku waktu buat ngejelasin semuanya." ucap Alvaro.

Akan tetapi tidak mendapat respon dari Airin malah gadis itu sudah melajukan mobilnya pergi meninggalkan Alvaro yang sudah terlihat sangat kacau sekarang.

"Akh! ini semua gara-gara lo, Al! lo udah bohongin dia seharusnya lo jujur aja dari awal. Sialan!" umpat Alvaro lada dirinya sendiri.

𝐀𝐢𝐫𝐢𝐧 𝐒𝐭𝐨𝐫𝐲 [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang