PART 39

96 2 0
                                    

Setengah jam perjalanan akhirnya mereka sudah sampai di depan rumah temannya Alvaro. Terlihat sudah banyak tamu yang berlalu lalang di halam rumah besar itu. Disana juga banyak anak-anak seumuran dengan mereka.

Alvaro segera turun dari mobilnya dan berjalan untuk membukakan pintu untuk Airin. Airin menanggapinya hanya dengan senyuman.

Airin juga merasa sedikit malu dan sedikit gugup karena banyak sekali tamu undangan di acara ini. Sementara Alvaro melihat Airin langsung memegang tangan gadis itu dan menyuruhnya untuk tetap tenang.

Lalu Alvaro mengajak Airin untuk masuk ke dalam rumah sembari menggenggam tangan Airin erat. Alvaro bisa merasakan jika tangan Airin begitu dingin dan juga sudah berkeringat saking gugupnya.

Begitu banyak pasang mata yang menatap kearah mereka berdua, ada orang yang menatap mereka sinis, ada yang heran karena baru pertama kali Alvaro mengajak seorang perempuan di acara seperti ini dan perempuan itu terlihat sangat cantik, dan ada juga yang memuji mereka.

Airin mempererat genggamannya di tangan Alvaro, Alvaro yang paham dengan itu hanya mengusap punggung tangan Airin lalu tersenyum.

"Santai aja, gak usah dengerin apa yang orang-orang itu bilang." ucap Alvaro.

Airin mengangguk dan mencoba tersenyum untuk menutupi rasa kegugupannya. Karena, ini pertama kali Airin di ajak ke pesta semeriah saat ini.

Lalu mereka kembali melanjutkan perjalanan yang tujuannya bertemu teman Alvaro yang bernama Bella untuk mengucapkan selamat pada gadis itu.

Tepat di dekat kolam renang terlihat seorang gadis yang berulang tahun tengah berbincang dan saling bersalaman pada tamu-tamu yang tengaj mengucapkan selamat kepadanya. dan juga disana sudah ada ketiga sahabat dari Alvaro Daniel Dirgantara.

Alvaro dan Airin sudah berjalan menghampiri Bella temannya Alvaro lalu mengucapkan selamat kepadanya. Sedangkan Bella menatap heran pada Airin yang tengah berjalan sambil bergandeng tangan sama Alvaro. Begitupun dengan ketiga sahabat Alvaro yang melihat Alvaro dengan tatapn terkejut karena membawa seorang gadis cantik di acara ini.

"Happy Birthday Bell, doa terbaik untuk lo. dan ini hadiah dari gue," ucap Alvaro bersalam dengan Bella lalu memberikan sebuah kotak hadiah padanya.

"Happy Birthday." ucap Airin tersenyum dan bersalaman lalu di balas senyum juga oleh Bella.

Sedangkan sahabat Alvaro menggeleng-gelengkan kepala mereka karena kagum dengan kecantikan gadis yang tengah bersama sahabatnya saat ini.

"Gila tuh cewek cakep bener," ucap Julian memuji kecantikan Airin.

"Itu ceweknya Alvaro kali, coba liat deh mereka sosweet amat." sahut Frans.

"Ya kali Alvaro beruntung amat dah punya cewek secantik dan sebening dia, Gila." ucap Rizky menatap kagum pada Airin.

"Gue mah kagak percaya kalau tuh cewek pacarnya Alvaro." ucap Julian.

Begitulah ucapan-ucapan ketiga sahabat Alvaro.

"Woi Al, cewek cantik ini siapa? kok gue baru liat?" tanya Julian tanpa melihat ke arah Alvaro dan malah menatap terus Airin.

"Sumpah cantik bener," ucap Rizky.

"Buat gue aja Al, lo kan masih banyak stok cewek cakep-cakep," sahut Frans tersenyum.

Airin hanya tersenyum kearah sahabat Alvaro dan mencoba menahan rasa malunya karena mendengar pujian dari ketiga cowok tampan itu.

Alvaro yang mendengar sahabatnya menggoda Airin langsung menatap mereka dengan tatapan membunuh, seperti singa yang akan menyerang mangsanya.

Sedetik itu pula nyali dari sahabat Alvaro langsung hilang karena tahu bahwa Alvaro tidak mau jika yang sudah menjadi miliknya di ganggu oleh orang lain.

"Hai, nama lo siapa?" tanya Julian tersenyum.

Airin yang sempat ingin memperkenalkan namanya langsung di potong oleh Alvaro dan malah Alvaro yang menjawabnya.

"Namanya Airin, udah lo pada gak usah tanya-tanya." ucap Alvaro dengan nada tidak suka.

"Ye gue gak nanya sama lo, gue nanya sama dia." ketus Julian.

Airin dan dua sahabat Alvaro hanya tertawa melihat sifat Alvaro yang terlihat tidak suka lebih tepatnya cemburu karena Julian tengah mencoba untuk mendekati Airin.

Akhirnya Airin memperkenalkan dirinya dan begitu juga dengan sahabat-sahabat Alvaro.

Sedangkan seseorang yang sedang menatap mereka dengan menahan amarah dan juga kesal karena Alvaro terlihat begitu serasi dengan gadis yang sedang bersamanya, dan itu membuatnya cemburu.

Bella mencoba untuk mengajak Alvaro berbicara empat mata, dan menyuruh Airin untuk menunggunya sebentar. Sedangkan ketiga sahabat Alvaro entah sudah pergi kemana.

"Alvaro, gue pengen ngomong berdua sebentar sama lo," ucap Bella.

"Oke, Airin lo tunggu disini dan jangan kemana-kemana sampai gue kembali," ucap Alvaro.

"Oh iya-iya, Al." ujar Airin, Alvaro hanya tersenyum lalu pergi bersama Bella.

Airin yang sekarang tengah berdiri mencoba untuk mencari tempat duduk karena ia merasa capek sedari tadi hanya berdiri. Tapi detik itu juga dia melihat jika ada kursi kosong tepat di samping kolam renang dan dia berjalan menuju ke kursi tersebut.

Alvaro dan Bella saat ini sedang berbicara tak jaih dari tempat dimana mereka berkumpul tadi. Alvaro tidak tahu apa yang akan Bella bicarakan dengannya.

"Alvaro, dia siapa dan kenapa bisa datang sama lo?" tanya Bella serius.

"Dia pacar gue!" ucap Alvaro tegas dan langsung mengakui jika Airin pacarnya di depan Bella.

Deg!

Bella merasa kakinya melemah saat mendengar ucapan Alvaro.

"Lo bohong kan, Al? lo tau kan kalau gue suka sama lo," ucap Bella dengan mata berkaca-kaca.

"Gue udah berapa kali bilang sama lo kalau gue gak pernah ada rasa sama lo, dan lo itu hanya gue anggap sebagai temen gue. Jadi stop untuk berharap lebih ke gue, Bel." ucap Alvaro mempertegas, karena dia merasa sudah bosan mendengar dimana Bella terus-terusan menyatakan cinta padanya tapi di tolak mentah-mentah. Karena Alvaro hanya menganggap Bella hanya sebatas teman biasa.

"Lo tegas sama gue Al." ucap Bella menangis.

"Bell, lo gak perlu nangis hanya gara-gara gue. Air mata lo itu sangat berharga, jadi stop nangis nya. Di luar sana masih banyak cowok yang ingin jadi pacar lo dan sayang sama lo. jadi gue harap lo gak usah berharap lebih sama gue karena gue gak akan bisa membalas perasaan lo Bell. dan itu hanya akan membuat lo sakit." ucap Alvaro mengelus pundak Bella.

"Kalau gitu gue pergi dulu, takutnya Airin nyariin gue karna terlalu lama disini." ucap Alvaro sambil berlalu dari hadapan Bella yang tengah menangis.

Bella terus menangis sambil menatap punggung Alvaro yang semakin menjauh darinya.

"Lo liat aja nanti Alvaro, gue akan membuat lo bertekuk lutut sama gue. dan gue pastikan gue akan membuat lo benci sama tuh cewek, dan pastinya gue akan membuat Airin ninggalin lo," ucap Bella menangis sembari tersenyum licik.

𝐀𝐢𝐫𝐢𝐧 𝐒𝐭𝐨𝐫𝐲 [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang