PART 6

90 0 0
                                    


Sementara di gerbang ponsel Rafael berbunyi, di lihatnya ada notifikasi pesan dari sang pacar. Rafael berdecak kesal karena tidak jadi pulang bersama Airin. Kemudian Rafael memasukkan kembali ponselnya ke dalam saku dan menyalan mesin motor lalu meninggalkan sekolah.

Seseorang yang melihat Airin di seret dan di siksa di toilet itu adalah cowok yang pernah mengantarnya pulang. Setelah kepergian Aurel dan juga antek-anteknya cowok itu dengan cepat  masuk ke dalam toilet cewek.

Ia  terkejut karena melihat Airin sudah pingsan bahkan di kepala dan di sudut bibirnya mengeluarkan darah, cowok itu duduk sambil memangku kepala Airin lalu memakaikan jaket hitam di tubuh Airin.

Ia  merasa sakit dan marah sebab gadis yang sudah mengisi hatinya di perlakukan oleh manusia kejam seperti Aurel dan dua temannya itu. Dengan cepat dia membawa Airin keluar dari toilet dan berjalan menuju dimana mobilnya terparkir.

Cowok itu langsung memasukkan Airin di dalam mobilnya lalu melajukkan menuju rumah sakit terdekat. Untung saja ia sempat membawa mobil dan tidak menggunakan motor.

"Bertahanlah sayang  aku yakin kamu pasti kuat kamu gak boleh lemah," ucapnya sambil melirik ke arah Airin.

"Kalau sampe terjadi sesuatu hal buruk yang terjadi sama kamu, aku akan kasih hukuman yang lebih berat dari yang mereka lakukan sama kamu aku janji." ucapnya lagi dengan meremas stir mobilnya.

Tiba di rumah sakit, cowok  itu langsung menggendong Airin dan membawa masuk ke dalam. Cowok itu langsung memanggil suster yang ada disana.

"Suster ... suster!" teriaknya dengan rasa panik.

Banyak pasang mata yang melihat ke arahnya bahkan tidak segan-segan menatap cowok itu dengan tatapan kagum bahkan sangat terpesona melihat ketampanannya. Sekalipun dengan keadaan yang terlihat berantakan malah menambah pesona dari cowok itu.

Tak lama suster-suster itu datang sambil mendorong brankar,  dirinya langsung membaringkan tubuh Airin yang semakin melemah di atas brankar. Dengan cepat dia membantu mendoron brankar itu sampai ke ruang dimana Airin akan di periksa.

Dokter yang akan memeriksa Airin pun sudah datang dan akan segera masuk ke dalam ruangan, sebelum dokter itu masuk pemuda itu menahannya dan mengatakan.

"Selamatin pacar saya dok," pintanya dengan raut wajah khawatir

"Saya akan mencoba melakukannya, doakan saja dia yang terbaik. Kalau begitu saya masuk dulu." ucap dokter tersenyum lalu masuk ke dalam ruangan.

Ia hanya mengangguk lalu mempersilahkan dokter itu memeriksa keadaan gadisnya.

"Oh Tuhan tolong selamatkan Airin, aku gak mau kehilangan dia." ucap lirih pemuda itu sambil mondar-mandir di depan ruangan.

Tiga puluh menit kemudian dokter pun keluar dan segera memberitahu kabar Airin pada cowok yang mengaku 'Pacar' dari Airin.

"Bagaimana keadaan pacar saya, dok?" tanya nya itu dengan raut wajah khawatir.

"Pacar anda baik-baik saja, luka yang ada di kepalanya tidak terlalu parah dan untungnya anda membawanya tepat waktu jadi tidak terlalu banyak pendarahan yang di kepalanya." jelas dokter.

Cowok itu akhirnya menghela nafas lega karena Airin baik-baik saja, kemudian dokter itu pamit padanya.

Ia langsung masuk ke dalam ruangan dimana Airin tengah berbaring lemah, dia berjalan menghampiri Airin dan menggenggam tangannya.

"Aku tau kamu gadis yang kuat sayang, aku gak mau kamu kenapa-kenapa. Oh iya, maafkan aku kalau udah ngaku sebagai pacar kamu dan sejujurnya aku emang dari awal ketemu sama kamu aku udah jatuh hati, aku gak mau kamu jatuh di tangan orang yang salah." ucapnya dengan tulus lalu menggenggam erat kedua tangan Airin dan menciumnya sekilas.

"Meskipun kamu belum kenal sama aku, suatu hari nanti aku akan memperkenalkan diri dan jika suatu saat kamu sudah jadi milikku, aku gak akan rela cowok mana pun mendekatimu." ucapnya kembali.

𝐀𝐢𝐫𝐢𝐧 𝐒𝐭𝐨𝐫𝐲 [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang