Malam harinya Airin baru saja terbangun dari tidurnya, dia melirik jam dan ternyata ini sudah jam 07:00. Tapi dia merasa ada yang aneh, seingatnya dia berada di mobil Alvaro tapi kenapa bisa disini.
Airin tidur kebo banget ya wkwk
"Kok gue udah di rumah, bukannya tadi di mobil Alvaro ya?" tanya Airin pada dirinya.
"Hah! apa jangan-jangan Alvaro gendong gue lagi sampai kesini? aduh ... kalau benar iya, gue malu banget." guman Airin sambil menutup matanya.
Karena di rasa dirinya belum sempat mengganti pakaian dan belum mandi juga, Airin beranjak dari tempat tidur lalu menuju ke kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya.
Tak lama kemudian Airin keluar dan sudah mengganti pakaian. Sementara ibu Sri yang baru saja datang ke kamar Airin, mengajak putrinya untuk makan malam.
"Airin, ayo makan dulu. Bunda udah nyiapin makanan untuk kamu sayang," ucap ibu Sri.
"Iya Bunda kita makan sama-sama," sahut Airin.
"Bunda udah makan dari tadi sayang, karena Bunda udah nunggu kamu bangun buat makan bersama tapi kamu aja yang tidurnya udah kayak kebo," jelas ibu Sri tertawa pelan.
"Bunda kok gak bangunin, Airin?" tanya Airin cemberut.
"Bunda gak tega bangunin kamu sayang," ucap ibu Sri tersenyum.
"Hmm itu kamu sarapan dulu. Bunda mau istirahat di kamar," ucap ibu Sri.
"Iya Bunda." ujar Airin tersenyum lalu dia turun ke bawah untuk makan malam.
Sementara di rumah Rafael, terlihat pemuda itu sedang berdiri di atas balkon kamarnya dengan pikirannya yang saat ini masih di penuhi oleh Airin.
Rafael merasa sangat bersalah karena telah menuduh Airin selingkuh dan malah mengakhiri hubungannya dengan gadis itu tanpa mendengarkan penjelasannya terlebih dahulu.
"Akh! lo bodok Rafael!" maki Rafael pada dirinya sendiri sembari mengacak rambutnya frustasi.
"Airin gue masih cinta sama lo, gue nyesel banget udah putusin lo." ucap Rafael menunduk.
Rafael merutuki kebodohannya sendiri, ia sempat berfikir jika Airin masih menyimpan rasa terhadapnya tapi ternyata Airin sudah pacaran dengan laki-laki yang bernama Alvaro.
Tak lama terdengar bunyi HP Rafael, dilihatnya ada panggilan masuk dari Aurel. Rafael mengabaikan panggilan Aurel yang sudah banyak sekali bahkan chat dari Aurel tak pernah ia balas satupun.
Tiba-tiba Rafael teringat dengan perkataan sahabatnya yang dimana mereka merasa kalau Airin tidak mungkin melakukan hal kotor itu di belakangnya, tapi sayang Rafael sama sekali tidak mendengar mereka.
Rafael meraih HP-nya lalu mencari kontak Arkan untuk di hubunginya, ada yang harus ia bicarakan dengan pemuda itu. Dia berharap jika Arka akan bisa membantunya untuk mendapatkan Airin kembali.
Tut📞 (Anggaplah jika itu bunyi sambungan telpn hehe)😁
"Halo, kenapa bro?" tanya Arka di seberang telpon.
"Gue otw ke rumah lo sekarang, ada yang pengen gue kasih tau sama lo," ucap Rafael.
"Hah! ngapain lo malem-malem kesini, mau minta sumbangan? sorry bro gue gak punyi duit," ucap Arka bercanda.
"Gue serius bangke!" maki Rafael.
"Wahaha, gue becanda. Gue tunggu sekarang dan pas banget Al juga lagi nginap di rumah gue," ucap Arka.
"Oke."
Lalu Rafael mematikan sambungan telefonnya dan meraih kunci mobilnya. Karena buru-buru Rafael tidak sempat berpamitan pada kedua orang tuanya. Dia melajukan mobilnya membela jalanan yang tidak terlalu ramai.
15 menit kemudian Rafael telah sampai di depan rumah Arka, dan dia segera turun dari mobil dan berjalan masuk ke dalam. Rafael melihat keberadaan Arka dan Al yang sedang bermain PS di temani dengan cemilan di samping mereka.
"Woi," ucap Rafael.
"Wah lo cepet babget nyampenya," ucap Al yang matanya masih fokus di layar tv.
"Tumben amat lo kesini, mau ngomong apaan?" tanya Arka.
"Gue mau ngomong soal Airin," ucap Rafael.
Seketika Arkan dan Al terhenti dari game mereka lalu menatap Rafael.
"Airin kenapa?" tanya Al.
"Lo udah pada tau kan kalau ternyata Airin gak ngelakuin hal bodoh itu, dan kemarin gue sempat ketemu sama Airin untuk minta maaf. dan gue udah jujur sama dia kalau gue masih punya perasaan sama dia, tapi kata Airin dia udah gak punya rasa apa-apa ke gue sekarang dan di tambah lagi Airin udah pacaran sama Alvaro," jelas Rafael sembari mengusap wajahnya.
Al dan Arka merasa iba mendengar ucapan Rafael yang sudah menyesali kesalahannya.
"Jadi, sekarang Airin udah sama Alvaro?" tanya Arka.
Rafael hanya mengangguk.
"Terus kalau lo udah tau gitu lo mau apa? ya lo tau sekarang kan Airin udah sama Alvaro," ucap Arka.
"Gue pengen minta bantuan sama lo gimana caranya kalau Airin bisa sama gue lagi, gue masih sangat mencintai Airin. Kalian bisa bantu gue 'kan?" tanya Rafael.
"Sorry bro, kali ini gue gak bisa bantuin lo. Karena ini emang udah takdir lo sama Airin untuk berpisah dan semua karena ulah lo sendiri yang kemakan omongan Aurel sialan itu," ucap Al.
"Gue juga sama Raf, gue gak bisa bantuin apa-apa. Ini semua juga karena ulah lo sendiri yang dulunya Airin mau ngejelasin semua sama lo tapi lo gak mau denger dan malah lo tega ngebentak dia, Raf. Gue aja yang liat Airin lo bentak gue merasa kasihan dan gue gak percaya kalau Airin lakuin itu sama lo," jelas Arka.
"Dan gue pernah ngasih tau sama lo kalau dengerin penjelasan Airin dulu jangan langsung percaya sama apa yang Aurel bilang, tapi apa? lo malah bilang jangan ikut campur. dan akhirnya lo sendirikan yang nyesel udah nyia-nyiain cewek sebaik dia," jelas Arka kembali.
"Udah Raf, lo ikhlasin aja Airin sama tuh cowok. Ini udah takdir lo gak jodoh sama Airin," ucap Al.
"Gue nyesel banget," ucap Rafael menunduk.
"Lo jadiin semua pelajaran di hidup lo Raf, jangan pernah sia-siain orang yang tulus sayang sama lo. Karena seseorang juga punya batas kesabaran dan lo gak bakal tau jika seseorang itu udah sangat kecewa pasti akan pergi dan lo akan merasa kehilangan. dan penyesalan pasti datangnya belakangan." ucap Al sembari menepuk bahu Rafael.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐀𝐢𝐫𝐢𝐧 𝐒𝐭𝐨𝐫𝐲 [END]
Ficción GeneralApa liat²? Sini mampir dulu "Airin, gue cinta sama lo!" ucap pemuda pada gadis yang berdiri di hadapannya saat ini. Deg! Jantung Airin berdetak lebih kencang saat mendengar ucapan cowok yang mengatakan kalau dia mencintai Airin. Dia tidak menyangkan...