Keesokan harinya, Alvaro sudah bangun pukul 06:12. Dia segera beranjak dari tempat tidur dan masuk ke dalam kamar mandi. Menunggu beberapa menit, akhirnya dia keluar dan berjalan ke arah lemari lalu meraih seragam sekolahnya.
Alvaro hari ini berniat untuk menjemput Airin tanpa memberitahukan lebih dulu pada gadisnya. Selesai berpakaian Alvaro keluar kamar dan turun ke bawah untuk sarapan pagi. Kedua orang tuanya sudah duduk manis dan akan menyantap sarapan yang sudah di siapin mamanya.
"Pagi semua," sapa Alvaro tersenyum cerah.
"Pagi sayang,"
"Pagi nak,"
Lalu dia duduk dan mulai menikmati roti yang sudah di beri selai. Hanya terdengar bunyi sendok dan piring yang beradu. Beberapa menit kemudian Alvaro dan papanya sudah siap untuk berangkat, yang satunya ke kantor sedangkan Alvaro ke sekolah.
Selesai berpamitan Alvaro segera masuk ke mobil dan mulai mengemudikannya menuju rumah sang kekasih. Dia merasa hari ini begitu penuh dengan warna, karena mungkin efek dari semalam yang belum hilang gegara baru saja jadian dengan Airin.
Mobil cowok itu saat ini tengah membela jalanan yang cukup ramai, karena hari ini adalah hari dimana semua orang sedang bekerja atau beraktivitas. Sampai akhirnya Alvaro sudah sampai di rumah Airin.
Alvaro memberhentikan mobil tepat di depan pintu gerbang dan segera keluar dari mobil.
"Assalamualaikum," ucap Alvaro yang sudah di depan pintu rumah Airin.
Sedangkan ibu Sri dan Airin yang tengah menikmati sarapan pagi langsung menatap kearah sumber suara tersebut. Alangkah terkejutnya Airin saat melihat siapa yang datang, yang tak lain adalah Alvaro.
"Waalaikumsalam," ucap mereka bersamaan.
"Eh nak Alvaro, mari masuk. Silahkan sarapan dulu nak," ucap ibu Sri.
"Emm terima kasih tante, tapi Al udah sarapan di rumah tadi," ucap Alvaro ramah.
"Oh iya, kamu kesini mau jemput, Airin?" tanya ibu Sri yang sudah tahu tujuan dari pemuda itu.
"Iya tante." ucapnya.
Airin yang mendengarnya segera menghabiskan sarapan, karena ia merasa tak enak kalau sampai Alvaro menunggu terlalu lama.
"Bunda, Airin sudah selesai. Airin berangkat dulu ya," ucap Airin.
"Iya sayang,"
"Kalau begitu kita berangkat dulu Bunda, Assalamualaikum." ucap mereka bersamaan lalu mencium tangan ibu Sri.
"Wa'alaikumsalam nak."
Tiba di sekolah mobil Alvaro sudah berhenti di parkiran. Mereka turun secara bersamaan membuat semua pasang mata kembali menatap mereka.
Ada yang mengagumi mereka, ada yang menatap sinis pada Airin, dan ada yang kecewa karena melihat Alvaro yang sering terlihat bersama Airin.
Alvaro dan Airin berjalan bersamaan, Alvaro menggenggam tangan Airin sangat erat seperti tidak mau terpisahkan. dan tak lupa lagi Alvaro kembali memperlihatkan ekspresi datar dan aura dingin setiap melihat para gadis yang sering mengejarnya, sedangkan Airin hanya mencoba tersenyum walau sebenarnya dia sangat gugup.
Setiap cowok yang menatap kagum pada Airin, disitu juga mata tajam milik Alvaro selalu membalas tatapan mereka dengan tatapan membunuh karena berani menatap pada gadisnya.
"Al, kamu kenapa?" tanya Airin heran karena melihat raut wajah Alvaro seperti sedang marah.
"Gak apa-apa, tadi gak sengaja liat cowok-cowok liat ke arah kamu dengan tatapan yang bikin aku marah. Rasanya aku pengen congkel mata mereka agar tidak menatapmu seperti itu," ucap Alvaro marah campur cemburu.
"Hahahaha, kamu cemburu, Al?" tanya Airin tertawa.
"Biasa aja" ucap Alvaro mengelak.
"Eleh, gak usah bohong. Tuh keliatan dari hidungnya panjang udah kayak pinokio hehe, bilang aja kalau kamu cemburu." ujar Airin tertawa mengejek.
"Gak usah ketawain aku sayang iya aku cemburu," ucap Alvaro dengan raut wajah kesal.
"Tuh kan bener, udah ah kita ke kelas aja." ucap Airin lalu menarik tangan Alvaro.
Mereka kembali melanjutkan perjalanan mereka menuju kelas masing-masing.
Sampainya Airin di kelas, berbagai macam pertanyaan yang sudah di tanyakan oleh Anantha, Amel dan juga Adelia pada Airin. Mereka begitu kepo dengan Airin dan juga Alvaro, apa mereka ada hubungan yang lebih agau tidak.
"Akhirnya lo dateng juga, kita udah nungguin lo selama 13 tahun disini Airin," ucap Adelia dramatis.
"Berhubung lo udah datang nih ye, lo itu sama Alvaro ada hubungan apa sih? kok gue liat kayaknya kalian bukan sekedar temen lagi tapi lebih dari itu," ucap Anantha.
"Kasih tau ke kita dong hehe ... lo tau kan sahabat lo ini kepo banget," ujar Amel.
Airin hanya tersenyum dan akhirnya memberitahu hubungannya dengan Alvaro. Sontak saja ketiga sahabatnya menatap Airin dengan tatapan tidak percaya.
"Gue sama Alvaro udah jadian hehe," ucap Airin tertawa pelan.
"Daebak!" ucap Adelia heboh.
"Oh my gosh, beneran?"
"Gila, gue gak nyangka lo beneran jadi tuh ama si prince Alvaro,"
Begitulah reaksi-reaksi dari sahabat Airin.
"Aduh kalian ini, jangan berisik dong. Tuh sampai kedengeran sama temen-temen," ucap Airin sembari menunjuk ke arah teman-teman sekelas mereka.
"Sumpah demi apa lo jadian sama, Alvaro?" tanya Adelia.
"Ya gitulah, gue juga gak tau semalem di ngajak gue keluar. Terus gue gak nyangka ternyata dia ngajak gue dinner dan selepas itu dia tiba-tiba nembak gue. Udah ah itu aja hehe ... maaf baru kasih tau soal ini ke kalian," ucap Airin.
"Sosweet banget sih AA Alvaro," ucap Adelia.
"Pengen deh punya pasangan kayak gitu," ucap Anantha.
"Gue heran deh sama lo Airin, banyak kali cowok-cowok tampan plus keren yang sering deketin lo. Lah gue, jangan yang ganteng ... yang jelek aja minder sama gue," ucap Amel mengerucutkan bibirnya.
"Bahahaha ... ya wajar kalau Airin banyak cowok cakep-cakep yang ngedeketin dia, orang Airinnya aja cantik banget gitu. Makanya kalau pengen cantik ya harus rajin perawatan," ucap Adelia pada Amel.
"Oke, gue bakal perawatan perlu gue akan melakukan operasi plastik dan nyuruh dokter itu untuk merubah bentuk wajah gue mirip Nancy Momooland," ujar Amel.
"Ya kali lo mau operasi plastik." ucap Adelia tertawa.
Mereka semua tertawa sampai Anantha sakit perut gara-gara kelakuan Adelia dan Amel. Tak lama ketua kelas mereka datang dan membawa info tentang UN mereka. Jika UN akan dilaksanakan minggu depan.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐀𝐢𝐫𝐢𝐧 𝐒𝐭𝐨𝐫𝐲 [END]
Ficção GeralApa liat²? Sini mampir dulu "Airin, gue cinta sama lo!" ucap pemuda pada gadis yang berdiri di hadapannya saat ini. Deg! Jantung Airin berdetak lebih kencang saat mendengar ucapan cowok yang mengatakan kalau dia mencintai Airin. Dia tidak menyangkan...