Hari ini adalah hari libur, pemuda tampan bak dewa yunani masih tertidur dengan nyenyak di kasur king size miliknya. Pemuda itu adalah orang yang beberapa hari lalu yang pernah membantu Airin.Seketika pemuda itu terusik dari tidurnya karena mendengar suara ketukan pintu dari luar, tak lama muncul lah wanita paruh baya yang masih terlihat sangat cantik, yang tak lain adalah mama dari pemuda itu.
"Sayang bangun dulu, ayo sarapan pagi. Mama udah nyiapin sarapan buat kamu loh ayo cepet bangun," ucap sang mama.
Pemuda itu hanya menarik selimut menutupi seluruh tubuhnya.
"Sebentar Mah masih ngantuk ini," ucapnya dengan suara serak khas orang baru bangun.
"Ya ampun, mentang-mentang hari libur sepuasnya kamu tidur. Cepat bangun terus mandi Mama sama Papa tunggu di bawah," ucap mamanya.
"5 menit lagi Mah," ucap pemuda itu.
"Mama nggak mau tau secepatnya kamu harus bangun," ucap sang mama lalu berjalan keluar kamar.
Dengan terpaksanya pemuda itu bangkit dari kasur dan berjalan masuk ke kamar mandi dengan tidak semangat.
Hanya membutuhkan waktu selama 5 menit pemuda tampan itu keluar dari kamar mandi dan langsung berganti pakaian.
Karena di rasa sudah selesai pemuda itu langsung turun ke bawah buat sarapan pagi bersama keluarganya, dia berjalan dengan sangat cool dengan pakaian casualnya.
Di meja makan sudah terlihat papa dan mamanya tengah duduk sambil menikmati sarapannya.
"Pagi Pa, Ma," sapanya.
"Pagi sayang," ucap sang mama tersenyum.
"Nah gitu dong kan sekarang udah keliatan segar mukanya gak kusut kayak tadi," ejek sang mama sambil menyodorkan roti pada putranya.
Pemuda itu hanya tersenyum lalu mengambil roti yang sudah di beri selai cokelat dari sang mama.
"Oh ya, Papa sama Mama mau ngasih tau sama kamu kalau malam nanti Papa sama Mama mau berangkat ke Amerika. Papa ada pertemuan penting di sana selama seminggu dan Papa mau ngajak Mama kamu pergi, kamu tidak keberatan tinggal di rumah sendirian kan, nak?" tanya sang papa.
"Enggak Pah, nanti aku bakal antar Papa sama Mama ke bandara," ucapnya tersenyum.
"Baiklah, lanjutkan sarapannya." ucap sang papa.
Selesai sarapan papa dan mamanya kembali ke kamar untuk mempersiapkan barang-barang serta pakaian yang akan mereka bawa ke Amerika malam nanti.
Sedangkan pemuda itu berpamitan pada kedua orang tuanya untuk pergi ke rumah teman-temannya. Dia masuk ke kamar untuk mengambil kunci mobil, tak berapa lama dia turun dan sudah memakai hoodie berwarna hitam lalu berjalan keluar rumah menuju parkiran mobil.
Sementara di tempat lain Rafael, Al, Andri dan Arka lagi nongkrong di sebuah caffe. Mereka tengah membicarakan soal hubungan Airin dan Rafael yang sedang dalam masalah.
Arka semakin geram karena ulah sahabatnya yang tidak pernah mau mendengar penjelasan Airin terlebih dahulu.
"Raf, lo harus dengerin penjelasan Airin dulu jangan sampai lo nyesel nantinya," ucap Arka.
Rafael yang mendengar ucapan Arka memutarkan bola matanya malas, muak dengan ocehan-ocehan para sahabatnya itu yang menurutnya selalu membela Airin di bandingkan dia.
"Lo pada gak tau apa yang gue rasain, jadi stop buat belain Airin!" ketus Rafael.
"Kita-kita gak belain pacar lo, kita cuma ingin lo dengerin penjelasan dia dulu. Karena gue gak yakin Airin main di belakang lo Raf! Airin itu cewek baik-baik, lo jangan kemakan omongan Aurel," ucap Arka yang sudah merasa kesal.
"Lo gak usah ikut campur, yang jalanin gue ama Airin bukan sama lo. Jadi stop nasehatin gue! muak tau gak!" ucap Rafael.
"Gue juga gak mau ikut campur urusan lo sama pacar lo, tapi gue ingetin jangan sampai lo berbuat hal yang aneh-aneh yang bakal bikin lo nyesel Raf," sahut Al dengan aura-aura dinginnya.
"Udah-udah kalian disini mau adu mulut doang?" tukas Andri yang sedari tadi menyimak ketiga sahabat adu mulut.
"Diam lo!" bentak Rafael, Al dan Arka bersamaan.
Andri langsung melototkan matanya saking kagetnya dengan bentakan sahabatnya.
"Anjir lo pada! gak usah teriak-teriak juga kale, budek nih telinga gue. Ntar kalau gue budek cewek-cewek gak mau lagi deket ama gue," ucap Andri sok sedihnya.
"Jijik maemunah!" ucap Al.
"Bangke lo." ucap Arka.
Karena sudah merasa jengah di caffe itu, Rafael memutuskan untuk pergi. Rafael langsung beranjak dari kursinya dan langsung melangkah pergi tanpa pamit meinggalkan sahabatnya yang melongo melihatnya.
"Sialan tuh si Rafael!" maki Arka kesal.
"Gue udah gak tau lagi gimana caranya buat Rafael bisa dengerin langsung penjelasan dari Airin," ucapnya lagi.
"Udahlah biarin aja, lagian dia nyuruh kita gak ikut campur dalam hubungan dia sama Airin. Gue kesel sama Rafael di kasih tau malah songong orangnya," ucap Al.
"Woi gue mencium bau-bau ada yang bakal ngancurin hubungan mereka nih kayaknya," ucap Andri.
"Sejak kapan lu menjelma Roy Kiyosi, Ndri?" canda Arka.
"Sejak kutu di kepala lo jadi kupu-kupu," ucap Andri.
"Bangsat!" maki Arka sambil melempar topi miliknya ke arah Andri
Ketiga langsung tertawa terbahak-bahak karena lelucon yang mereka buat sendiri.
-----
Sekarang Rafael tengah mengendarai mobilnya, entah tujuannya mau kemana sekarang. Pikirannya di penuhi oleh Airin, dia terus terbayang akan tangisan gadis itu.
Rafael meremas stir mobilnya lalu menjambak rambutnya frustasi kala mengingat dirinya sudah membentak Airin, tapi di sisi lain dia juga marah karena Airin berbohong bahkan jalan dengan pria lain.
Mobil Rafael berhenti di suatu taman kota dimana taman itu terlihat hanya beberapa pengunjung saja, Rafael turun dari mobilnya dan berjalan ke kursi taman.
Rafael menenangkan pikiran sejenak, karena merasa lelah dengan semua yang terjadi dalam hubungannya dengan Airin, Rafael begitu sayang dan cinta sama Airin tapi dia sudah tidak mempercayai Airin lagi di karenakan dia merasa kalau Airin sudah membuat kepercayaannya runtuh.
"Kenapa lo lakuin ini Airin, kenapa?" teriak Rafael emosi dengan matanya yang sudah memerah.
"Lo tega bohongin gue Rin, kepercayaan gue ke lo udah hancur," lanjutnya.
Tanpa sadar air mata Rafael jatuh di pipi kirinya.
"Cinta gue ke lo udah berubah jadi benci Airin, benci!" teriak Rafael.
Tanpa dia sadari jika seseorang tengah memperhatikannya dari dalam mobil putih tersebut, dengan wajah yang menahan amarah. Dia ingin menemui Rafael tapi niatnya di urungkan karena bukan saatnya dia mengetahui kalau Airin tidak bersalah.
"Gue tunggu hari penyesalan lo nanti karena lebih percaya sama omongan iblis dari pada mendengar penjelasan bidadari!" ucapnya dengan tersenyum licik.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐀𝐢𝐫𝐢𝐧 𝐒𝐭𝐨𝐫𝐲 [END]
Ficção GeralApa liat²? Sini mampir dulu "Airin, gue cinta sama lo!" ucap pemuda pada gadis yang berdiri di hadapannya saat ini. Deg! Jantung Airin berdetak lebih kencang saat mendengar ucapan cowok yang mengatakan kalau dia mencintai Airin. Dia tidak menyangkan...