PART 81

57 5 3
                                    

Malam hari keluarga pak Adnan sudah berada di meja makan dan bersiap akan makan malam.

"Al, kapan kamu mau pergi ke perusahaan?" tanya pak Adnan di sela-sela makan mereka.

"Setelah masa cuti Al berakhir, karena Al hanya mengambil cuti selama lima hari untuk ngabisin waktu sama Airin," jelas Alvaro.

"Baiklah, Airin apa kamu tidak berkeinginan untuk bekerja di perusahaan, Papa?" tanya pak Adnan.

"Airin di rumah aja, Pa. Mau ngurusin rumah sama keperluannya Al," ujar Airin.

"Itu benar sayang, kamu di rumah saja. Biar aku yang kerja untuk nafkahi kamu,"

"Iya, Al."

"Nah itu bagus sayang, nanti kalau kamu bosan di rumah karena suami kamu kerja kamu bisa main kesini," sahut sang mama.

"Iya, Ma. Pasti Airin akan sering datang kesini,"
Karena makanan Alvaro dan Airin sudah habis, Alvaro sudah mengajak Airin ke kamar mereka.

"Kamu udah selesai makan?" tanya Alvaro.

"Udah Al,"

"Kita langsung ke kamar aja," ajak Alvaro yang di anggukkan oleh Airin.

"Kalian istirahat saja, ini biar Bi Iza yang beresin. Mama sama Papa juga sudah mau istirahat sekarang," ucap sang mama.

Lalu sepasang pengantin baru itu pergi ke kamar untuk beristirahat.

Airin saat ini baru keluar dari kamar mandi dan berjalan ke arah cermin, tiba-tiba saja ada tangan kekar milik Alvaro yang melingkar ke perutnya.

"Al, kamu hobi banget meluk aku kayak gini," tegur Airin.

"Aku emang suka meluk kamu dan suka banget sama bau tubuh kamu. Itu udah jadi candu untukku," ucap Alvaro sembari mencium pundak Airin dan sesekali ke jenjang leher mulus Airin membuat sang empunya merasa geli.

"Al, geli. Udah kamu mandi dulu sana," ucap Airin.

"Iya aku bakal mandi sekarang, tapi setelah aku mandi kamu harus mempersiapkan diri kamu karena aku akan meminta hak ku sebagai seorang suami dan kamu harus siap untuk melayaniku," ucap Alvaro berbisik tepat di telinga Airin.

"Iya, Al. Aku siap untuk malam ini," ucap Airin yang sedikit gugup.

Alvaro mencium pundak Airin lalu secepat kilat masuk ke kamar mandi karena sudah tidak sabar dengan persetujuan yang di berikan oleh Airin.

Selesai membersihkan diri Alvaro melihat di dalam kamar tidak ada Airin, dia berjalan ke arah balkon kamar dan ternyata Airin sedang berdiri sembari menikmati hembusan angin malam. Alvaro yang sudah berada di belakang Airin langsung memeluknya dari belakang kembali.

"Sayang, aku mau menagih janjimu," ucap Alvaro. Airin yang mendengar itu langsung menghadap kearah suaminya dan menatap Alvaro dengan tersenyum.

"Aku akan menepati janjiku, Al." ucap Airin tersenyum.

Alvaro membalas senyuman itu lalu menarik Airin lebih dekat dengannya, Alvaro menatap intens wajah cantik milik istrinya lalu tatapannya beralih ke bibir pink Airin yang seolah menggodanya, Alvaro ingin segera mencicipi manis bibir itu kembali.

Dengan secepat mungkin bibir Alvaro mendarat mulut ke bibir Airin. Dengan senang hati Airin menerima ciuman dari sang suami.
Alvaro menuntun Airin ke tempat tidur tanpa melepaskan ciuman mereka.

"Kamu sudah siap, sayang?" tanya Alvaro lembut.

Airin hanya mengangguk, kini wajahnya sudah sangat memerah. Alvaro mendapat persetujuan kembali mencium bibir Airin dan membaringkannya secara perlahan.

Dan terjadilah dimana mereka berdua sedang membuat cucu untuk orang tua mereka. Airin sedikit meringis karena baru pertama kali ia merasakan hal seperti ini, sedangkan Alvaro mencoba menenangkan Airin.

Karena sudah memakan waktu tiga jam lebih permainan mereka, akhirnya Alvaro membaringkan tubuhnya di samping sang isteri yang sudah tertidur karena merasa lelah karena ulahnya.

Alvaro menutupi tubuh polos Airin dengan selimut lalu memeluknya dan menyusul sang isteri di alam mimpi.

Malam itu sudah menjadi saksi dimana dua makhluk tengah melakukan hal yang wajib di lakukan oleh sepasang suami isteri.

.
.
.
TBC

𝐀𝐢𝐫𝐢𝐧 𝐒𝐭𝐨𝐫𝐲 [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang