Pagi harinya di kediaman Arga, mereka sudah bersiap-siap untuk sarapan pagi. Tapi Arga merasa ada yang kurang, dia teringat jika Airin tidak ada bersama mereka.
"Bun, Airin belum bangun ya?" tanya Arga pada sang bunda yang sedang menata makanan.
"Ya ampun Bunda lupa kalau Airin disini, ya sudah Bunda ke atas dulu panggilin Airin." ujar bunda sambil berlalu.
Arga hanya mengangguk lalu melanjutkan sarapan paginya bersama sang ayah.
"Apa gadis itu sudah sadar?" tanya sang ayah.
"Iya Yah, dia sudah sadar." ucap Arga.
"Terus namanya siapa?" tanya sang ayah kembali.
"Namanya Airin." ucap Arga.
Pak Wijaya hanya menganggukkan kepala.
Sementara di kamar Airin hanya duduk diam di kamar dengan beban pikirannya, tiba-tiba saja ada ibu Sri datang menghampirinya."Airin, kenapa gak turun ke bawah untuk sarapan pagi nak. Kok malah melamun disini?" tanya ibu Sri mengelus pundak Airin.
Airin akhirnya tersadar karena merasa ada yang mengelus pundaknya.
"Eh Tante ... itu Tan, Airin gak nafsu makan hehe," ucap Airin tertawa paksa.
"Kamu ini, cepet makan dulu nanti kamu sakit lagi loh. Tapi sebelum makan kamu mandi dulu ya," ucap ibu Sri pada Airin sambil mengelus rambut Airin.
"Tapi Airin gak bawa baju Tante," ucap Airin ragu karena memang benar dia tidak membawa pakaian sama sekali.
"Tenang saja sayang, di lemari sudah ada baju khusus untukmu. Jadi cepatlah mandi ya." ucap ibu Sri lalu pamit keluar kamar.
Airin hanya membalas anggukan dan juga senyumannya. Dia tidak menyangka akan bertemu dengan orang baik seperti mereka.
"Ya tuhan baik sekali ibu itu." guman Airin tersenyum hangat.
Lalu dia turun dari ranjang dan berjalan ke kamar untuk membersihkan tubuhnya. Beberapa menit kemudian Airin sudah selesai mandi dan berjalan menuju lemari.
Sewaktu membuka lemari tersebut dirinya sedikit terkejut karena melihat isi lemari itu yang sudah banyak pakaian yang sudah tertata rapi dan seukurannya.
Begitu pun di atas meja rias sudah begitu banyak peralatan make-up yang tertata rapi disana.
Airin tidak menyangka jika semuanya sudah tersedia, dia hanya merasa senang dan juga bersyukur.
"Ya tuhan ini pakaian banyak sekali trus sudah banyak sekali peralatam make- up disini," ucap Airin menggelengkan kepalanya.
Lalu dia mengambil satu pakaian yang akan di pakai, setelah itu beralih ke meja rias untuk meriasi wajahnya dengan sedikit make-up natural.
Di rasa suda selesai dengan kegiatannya di kamar, Airin segera berjalan keluar kamar untuk sarapan pagi.
Dia melihat disana sudah ada Arga dan juga kedua orang tuanya tengah sarapan pagi. Sementara Arga yang melihat kedatangan Airin langsung menyapanya.
"Pagi Airin," sapa Arga tersenyum.
Pak Wijaya dan ibu Sri tersenyum melihat ke arah Airin.
"Eh Airin sudah datang, sini sayang sarapan dulu." ucap ibu Sri tersenyum dan menyuruh Airin segera duduk.
"I-iya Tante." jawab Airin agak gugup sedikit.
Mereka melihat kegugupan Airin hanya tersenyum memaklumi bahwa Airin belum terlalu akrab dengan mereka. Kemudian Airin duduk di samping Arga.
"Airin bisa saya bertanya sedikit?" ucap pak Wijaya.
"Bisa Om," jawab Airim agak merasa gugup.
"Maaf saya lancang menanyakan soal ini, saya hanya ingin tau kenapa kamu bisa lari dari rumah?" tanya pak Wijaya di sela-sela makannya.
Arga dan ibu Sri hanya diam menunggu jawaban dari Airin. Sedangkan Airin menjadi gugup karena pertanyaan itu, ia ingin sekali melupakan masalah itu dan tidak ingin mengingatnya lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐀𝐢𝐫𝐢𝐧 𝐒𝐭𝐨𝐫𝐲 [END]
Ficção GeralApa liat²? Sini mampir dulu "Airin, gue cinta sama lo!" ucap pemuda pada gadis yang berdiri di hadapannya saat ini. Deg! Jantung Airin berdetak lebih kencang saat mendengar ucapan cowok yang mengatakan kalau dia mencintai Airin. Dia tidak menyangkan...